Para karyawan langsung membungkuk sopan saat Jaehyun masuk ke Perusahaan.
"Selamat datang di Korea Sajangnim." Jaehyun mengangguk pelan pada seseorang yang sepertinya Wakil Direktur untuk Perusahaannya yang ada di Korea.
"Namamu Irene?" Tanya Jaehyun sesaat setelah ia duduk di kursinya.
"Ah, Maaf karena saya tidak memperkenalkan diri terlebih dahulu." Ucap Irene sambil membungkuk. "Saya Bae Irene, Wakil Direktur." Jaehyun mengangguk paham.
"Apa kau sudah menyiapkan tugas pertama dariku Irene?"
"Sudah Sajangnim." Ucap Irene sambil menyerahkan berkas dalam map berwarna merah pada Jaehyun.
"Maaf karena aku memberikan tugas mendadak melalui telfon semalam." Ucap Jaehyun.
"Berikan tugas pada saya kapanpun Anda mau, saya tidak keberatan Sajangnim." Ucap Irene dan Jaehyun tersenyum tipis sambil terus membaca berkas yang di terimanya.
Selesai membaca, Jaehyun meletakkan berkas itu di atas mejanya dan menatap ke luar jendela.
"Irene, kau suka cahaya matahari?" Tanya Jaehyun.
"Tentu saja Sajangnim, cahaya matahari banyak membantu." Ucap Irene dan Jaehyun mengangguk paham.
"Apa yang akan kau lakukan jika ada sesuatu yang menghalangi matahari?" Tanya Jaehyun sambil terus menatap keluar jendela.
"Saya akan menyingkirkannya." Ucap Irene ragu-ragu.
Jaehyun berbalik menatap Irene dan tersenyum. "Jawaban yang bagus Irene." Puji Jaehyun dan Irene membungkuk sopan. "Aku akan berikan tugas lainnya untukmu."
"Saya siapa melakukannya Sajangnim."
"Hari ini juga. Pergi ke Daewon Grup dan beli seluruh saham mereka. Aku berharap kau mengerjakannya dengan baik." Ucap Jaehyun.
"Akan saya lakukan yang terbaik Sajangnim." Ucap Irene dan kemudian pergi undur diri.
Jaehyun pun kembali menatap keluar jendela dan tersenyum.
"Aku harus menyingkirkan segala sesuatu yang menghalangi sinar matahari yang seharusnya untukku." Bisik Jaehyun pelan.
Thantophobia
"Taeyong?!"
Taeyong pun langsung mendongak saat seseorang masuk ke ruangannya tanpa mengetuk pintu. Ia langsung melepaskan kaca matanya dan menghampiri Ayah mertuanya.
"Appa, ada apa?" Tanya Taeyong sambil membawa Minho duduk di sofa.
Minho menghela nafas berat dan memijat keningnya, Taeyong masih diam menunggu Minho bicara.
"Begini Taeyong, saham kita akan di beli." Ucap Minho, Taeyong mengernyitkan keningnya tak paham.
"Semuanya?" Minho mengangguk pelan. "Appa, bagaimana bisa? Itu tidak mungkin, bukankah ini perusahaan yang telah kau bangun dari awal? Kenapa mudah sekali menjualnya?" Tanya Taeyong dengan tatapan protesnya.
"Taeyong, kau pasti paham beberapa bulan ini perusahaan kita mengalami kerugian besar-besaran dan harga saham kita pun menurun drastis, di tambah lagi aku harus menggaji karyawan sedangkan pendapatan tak sebanding dengan pengeluaran." Jelas Minho. Taeyong yang mendengar itu pun ikut memijat keningnya.
"Aku akan telfon Ayah dan meminta bantuannya." Ucap Taeyong akan beranjak dari duduknya, namun Minho menahannya.
"Taeyong, aku benar-benar tak punya muka kali ini, dan aku pun tau perusahaan Yunho sekarang pasti sedang mengalami hal yang sama dengan kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
Thantophobia [END ! JaeYong]
Fantasy(1st #Thantophobia 18 Juni 2020) Jaehyun yang tak bisa membedakan antara cinta dan obsesi. Taeyong berada tepat di genggaman tangannya, membuat kekasihnya itu tak bia bergerak sedikitpun, bahkan untuk bernafas saja sulit. Genggaman yang kian mengera...