Part 16 : Trap

8.9K 1.2K 62
                                    

Ara menutup mulutnya dengan tatapan tak percaya.

"Wakil Presdir Daewon Grup mengalami kecelakaan. Saat ini Polisi sedang memeriksa tempat kejadian. Di ketahui mobil yang di kemudikan jatuh ke jurang kemudian meledak dan terbakar."

"Terdapat mayat dalam keadaan hangus terbakar yang di duga adalah tubuh korban yang terbakar akibat kecelakaan tersebut."

"I-ini, t-tidak mungkin." Gumamnya masih memandang televisi dengan tatapan kosongnya.

Dan disinilah mereka semua berkumpul, mengelilingi pusara yang tertulis nama Lee Taeyong, tanggal lahir beserta tanggal wafatnya.

Jaejoong tak henti-hentinya menangis di dalam pelukan Yunho. Begitu pula Ara yang menangis di pelukan Ibunya. Johnny memegang erat pundak Ten, berusaha memberikan kekuatan pada kekasihnya itu.

"Pemakaman di lakukan secara tertutup, hanya dihadiri oleh kerabat dekat saja."

Jaehyun mematikan televisinya setelah melihat berita hangat pagi ini. Ia tersenyum tipis dan beranjak dari duduknya, berjalan menghampiri Taeyong yang masih tidur, lebih tepatnya sengaja ia buat tertidur.

Jaehyun membelai lembut kepala Taeyong, kemudian mencium kening Taeyong, tersenyum teduh menatap wajah cantik yang sangat di rindukannya itu.

"Aku tak akan melepaskanmu lagi." Bisiknya pelan.

Thantophobia

Jeno masuk ke ruangan Jaehyun setelah mengetuk pintu.

"Kerja bagus." Ucap Jaehyun.

"Saya hanya memberikan yang terbaik untuk Anda Tuan." Ucap Jeno sopan kemudian membungkuk hormat.

"Setelah ini, dia ku percayakan padamu, saat aku berpergian keluar, kau yang bertugas menjaganya. Dan jika terjadi sesuatu, kau adalah orang pertama yang ku cari." Ucap Jaehyun dan Jeno mengangguk tegas, walaupun ia merasa kurang yakin. "Aku akan pergi ke London siang ini, dan baru akan kembali besok, kau harus menjaganya dengan baik."

"Tentu saja Tuan."

Taeyong mengerjapkan matanya, menatap langit-langit kamar. Perlahan ia mendudukkan tubuhnya, memegang kepalanya yang terasa berdenyut, menatap ke jendela yang menampilkan langit malam. Ia menatap jam di atas nakas yang menunjukkan pukul 2 malam.

Dengan kepala yang masih berdenyut, ia berusaha berdiri, membuatnya mengerang karena rasa sakit semakin kejam mendera kepalanya. Namun ia masih tetap berjalan, bertumpu pada dinding menuju pintu kamar.

"Sial, kenapa mereka mengurungku disini." Gumamnya geram saat pintu tak bisa terbuka.

Taeyong pun kembali ke tempat tidur, duduk di pinggirannya sambil berusaha memikirkan cara untuk melarikan diri. Ia menatap jendela besar yang ada di kamarnya itu, menuju kesana dan membuka pintu yang terhubung ke balkon kamar.

"I-ini, lumayan tinggi. T-tapi kurasa tidak akan begitu sakit jatuh kesana." Ucapnya. Terdapat keraguan yang besar dalam dirinya, namun niatnya untuk melarikan diri jauh lebih besar.

Taeyong menatap ke belakangnya saat mendengar seseorang membuka pintu kamarnya.

"A-aku harus cepat." Taeyong dengan terburu-buru memanjat balkon, menatap ragu ke bawah sana yang terdapat beberapa pohon dan semak belukar.

Thantophobia [END ! JaeYong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang