19

65 4 0
                                    

Brugh..

"Aww...sial kampret goblok bego ni meja kenapa disini coba!" Teriak tata sambil meratapi jempol kakinya yang baru saja bertemu dengan kaki kursi. Ujaran kebencian tak henti hentinya ia ucapkan dengan lantang tanpa kesalahan.

Tanpa toxic hidupku tak bearti -by tata yang kalem. Pagi yang cukup uwaw untuk memulai hari.

"Kenapa ta" Tanya Deon ketika sampai di tempat Tata.

"Kaki aku kak" Ucap tata sambil meniup-niup jempolnya yang kesakitan.

"Kenapa ditiup?" Tanya Deon sambil memeriksa kaki Tata.

"Ngurangin sakitnya lah"

"Terus skrng berkurang?" Tanya Deon sambil berjalan ke rak p3k.

"Engga" Ucap Tata jujur.

"Terus ngapain ditiup? Abis kebakar kaki ny?" Ucap Deon sambil mengobati kaki Tata

"Astagfirulloh goblok anjir...kenapa gw tiup ya kak? Kan ga guna" Ucap tata sambil memegang keningnya. Sungguh Deon suka gobloknya, benar benar natural.

"Astagfirullah ta bukan astagfirulloh" Ucap Deon yang masih serius dengan kaki Tata. Tangan kekar itu kini sedang memijat kaki istrinya.

"Iya iya astagfirullah" Ucap tata mengulang kata kata Deon.

"Hm" Sungguh jawaban yang sederhana.

"Kak pokoknya aku mau sekolah!" Ucap Tata tiba tiba. Dan si empu yang di panggil hanya menoleh dan menaikan alis seakan bertanya 'kenapa?'.

"Kakak liat ga sih? Baru sehari libur gobloknya udah keluar gimna kalo aku libur dua hari?" Tanya Tata dengan wajah masam.

"Hahaha jangan aneh aneh deh ta" Ucap Deon disela tawa nya. Gemas sekali ia melihat istrinya itu.

"Kakak barusan ketawa?" Pertanyaan diluar logika otak manusia waras.

Tanpa menjawab Deon bergegas ke kamar untuk mengambil peralatan ujiannya. Jika ia masih setia disana...entahlah.

"WAHAI PARA PENUNGGU APARTEMENT KEMARILAH KITA SANTET TU ORANG!" Teriak Tata sambil mengangkat angkat tangannya seakan memanggil para makhluk gaib dengan berdiri diatas kursi. Sudah kakinya kepentok kaki kursi dan sekarang suaminya menambah mood seorang Tata turun drastis.

5 menit beralu dan tata masih setia dengan meditasinya. Sepertinya niat menyantet sudah membulat di hati.

"Ta..ngapain?" Tanya Deon yang merasa aneh dengan tingkah laku Tata. Sepintar pintarnya ia, dia ga pernah tau kalo orang kepentok ujung kaki kursi bakalan beresiko geger orak. Mungkin sepulang sekolah ia harus membawa tata berobat ke psikolog.

"Shit diam! Lagi manggil arwah" Ucap tata yang masih menutup matanya.

"Ta" Deon sudah hampir ingin tertawa melihat tingkah istri kecilnya itu.

"Apa sih, kalo mau ikut bunuh Deon sini gabung" Ucap Tata tanpa sadar.

"Kamu bilang apa ta?" Tanya Deon lagi

"Hah? Siapa yang bilang apa?" Ucap Tata mengalihkan pembicaraan dan langsung membuka matanya. Sekarang ia sadar, misinya terancam gagal.

"Sehat ta?" Tanya Deon was-was sepertinya ia memang harus membawa Tata berobat.

"Alhamdulillah. Yuk makan aku udah siapin makanan buat kamu" Ucap tata yang langsung mengambil nasi untuk Deon. Dan duduk dengan tenang di meja makan.

"Taa?" Jujur sekarang Deon benar benar resah. Apakah istrinya gila? Hanya karena kakinya terpantuk kaki kursi?.

"Shit. Makan" Ucap tata sambil melahap makanannya.

Deon tak mau memperpanjang, akhirnya ia pun ikut makan walaupun terkadang melihat sekilas ke arah tata.

"Ga usa liat liat, aku tau aku cantik baik hati dan tidak sombong kembaran acha yang manis dan kalem" Ucap tata yang masih terfokus pada makanannya.

Deon hanya bisa diam sambil tersenyum kecil melihat tingkah istrinya itu. Ia sungguh berharap keluarga kecilnya akan terus bahagia.

"Ga usa senyum senyum kak, nanti aku bisa diabetes" Ucap tata sambil melihat kearah Deon.

"Hah?" Sungguh pernyataan tata membuat otaknya seketika membeku.

"Bukan apa apa" Sungguh sekarang Tata berharap Deon akan bertanya ' Serius?'

"Oh" Ucap Deon dan kembali terfokus untuk menghabiskan sarapannya. Dan segera bergegas pergi kesekolah untuk melaksanakan tryout terakhirnya.

"BALON KU ADA 5 KUPECAH SEMUANYA KARENA KU BENCI DIA, TINGGAL TUNGGU KAPAN BUNUHNYA" Teriak Tata sambil berjoget ria di dapur.

"BALON BALON UYEYY" Teriak tata lagi dan tetap sambil berjoget ria.

Eits. Deon masih bisa mendengar nyanyian Tata. Sungguh ia begitu gemas apada istrinya itu.

Tapi apakah ia harus membawa istrinya itu berobat?

DEONATA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang