Affair (END)

8. Affair [18-05-20]

Respon dan komentar kalian benar benar menjadi patokan saya untuk melanjutkan cerita ini. Jadi mohon dukungannya ya.

Warn : ada flashback dan alur mundur maju.

17 Mei 2005

"Aku harus bekerja." Taeyong mengeratkan jas asisten dokter nya mencegat udara dingin menembus tubuhnya. Pria manis itu berjalan membalik meninggalkan seorang pria yang berdiri disamping mobil nya.

When i see your face
My heart beating so fast
My one and only love~

Tubuh Taeyong terdiam kaku, langkah nya terhenti begitu ia mendengar lagu favorite nya-favorite mereka, diputar menggema melalui speaker di dalam mobil pria tegap yang masih setia memandangi punggung Taeyong.

"Lee Taeyong."

Taeyong menunduk dalam saat namanya dipanggil dengan suara rendah dan dominan pria itu. Ia lantas membalikkan tubuhnya, dan mendapati pria itu masih berdiri disana dengan tangan memegang sebuah kotak kecil berwarna beludru merah.

"Ayo menikah."

Nafas Taeyong tercekat, ia menatap pria didepan nya tak percaya. "Apa yang kau katakan." Kata Taeyong lemah.

Pria itu berjalan mendekat ke arah Taeyong yang masih diam membeku. Lalu membuka kotak beludru merah itu dan mengambil cincin besi berwarna putih yang sederhana.

"Pftt. Uang ku tidak cukup untuk membeli cincin emas apalagi berlian. Tapi cintaku padamu tulus Taeyong-ah." Pria bernama Jaehyun itu terkekeh melihat kemiskinan nya sendiri.

"Aku ingin menikahimu bukan karena kau sedang hamil anak kita, Taeyong-ah. Aku menikahimu karena aku memang mencintaimu. Kau lah satu satunya yang menerimaku dengan apa adanya. Kau lah yang bisa menerima jiwaku yang bebas."

Taeyong mendongak menatap Jaehyun dengan mata yang seakan tak percaya. Ia mengusap cairan bening yang tiba tiba turun dari mata nya. Apa dia baru saja dilamar? Dia tak bisa mempercayai apa yang terjadi. Semua terasa tak nyata. Lantunan lagu One and Only dari Sting masih menggema dari dalam mobil.

"Aku mencintaimu, Lee Taeyong."

Cup

Lahan parkir rumah sakit dimana Taeyong menempuh pendidikan untuk mendapatkan lisensi kedokteran menjadi saksi cinta mereka. Taeyong tak pernah lebih bahagia daripada waktu itu.

-

"Kau pasti belum bilang pada istrimu, kan?!"

Jaehyun menghela nafas nya penat. Sesekali ia melirik ke arah pintu, berjaga jaga kalau Taeyong tiba tiba datang dan menangkap basah nya sedang berbicara dengan Seo Jaemin di telepon.

"Beri aku sedikit waktu lagi, aku aka—"

"Kita putus saja."

Degg

Jaehyun menggeleng panik. "Tidak-jangan! Aku sangat mencintaimu, Jaemin-ah. Hanya saja ini butuh sedik—"