12. Terbongkar [21-05-20]

3.1K 331 84
                                    

Jangan nunggu sahur, aku up sekarang hehehe....










Lucas termenung. Jam pulang kerja sudah terlewat beberapa jam lalu. Namun kini ia sedang mengalami perdebatan batin. Lucas melirik ke arah ponsel nya yang ada di atas meja kerja nya yang menampilkan isi pesan dari Lee Taeyong.

Lee Taeyong
Ronde kedua?
Aku tahu kau belum puas.
Datang ke hotel Swissbell,
Di kamar yang sama,
Pukul 7 malam ini.

Lucas merasa dilema. Di satu sisi ia tak ingin mengecewakan Jungwoo dan ayah mertua nya, namun di sisi lain dia sangat ingin melakukan malam yang hebat bersama Taeyong.

Melirik ke arah dinding, Lucas melihat jarum menunjukkan pukul setengah tujuh. Jika dia ingin bertemu Taeyong, maka dia harus pergi sekarang atau ia akan terlambat. Perjalanan menuju hotel dari kantornya memakan waktu dua puluh menit.

"Haaah.."

Grepp

Lucas mengambil kunci mobil dan ponsel nya dari atas meja dan berjalan cepat menuju basement. Keputusan nya sudah bulat. Ia memang tergila gila oleh Taeyong.

-

"Hidup berdua bersama Eomma... Tidak buruk kok."

Prangg

Jisung membanting sumpitnya saat mendengar perkataan Winwin. Ia mendongak, menatap Winwin dan anak nya yang kebetulan adalah teman sekolah nya, Wonyoung.

"Apa Eomma menyuruh anda kesini karena Eomma dan Appa akan bercerai? Dan dia meminta anda untuk menghasut saya?" Tanya Jisung jengah.

Winwin menggeleng, "tidak. Dokter Lee tidak menyuruh begitu. Paman ini hanya ingin berkunjung kesini. Namun kebetulan ayah dan ibu mu sedang tidak dirumah. Apa Jisung tidak nyaman jika makan malam dengan kami?" Tanya Winwin.

Woonyoung hanya memperhatikan raut tak suka di wajah Jisung. "Saat Appa pergi, aku fikir aku tidak akan bisa hidup normal lagi setelah nya. Tapi ternyata semua tetap sama, karena aku punya ibu. Aku yakin kau juga bis—"

"Ibu mu dan Eomma ku berbeda!" Bentak Jisung lantas melenggang naik ke kamar nya.

Winwin dan Woonyoung menoleh satu sama lain. "Bagaimana ini?" Tanya Woonyoung pada Winwin.

Winwin memegang pundak Woonyoung dan berdiri, "Ibu akan mendatangi Jisung ke atas. Kamu tunggu di sini ya? Makan lah makan malam mu lebih dulu."

Woonyoung mengangguk mengerti. Ia pun ingat bagaimana dirinya merasa terpuruk saat ayah dan ibu nya memutuskan untuk berpisah. Tapi setelah mengingat bagaimana menyedihkan nya hidup ibu nya saat masih bersama ayah, dia merasa lega karena ibunya jadi lebih jarang menangis setelah bercerai.

Knock knock knock~

"Jisung? Paman tidak bermaksud membuat mu tidak nyaman. Paman minta maaf, ayo kita makan dulu."

Ceklek

Jisung membuka pintu nya. Winwin terkejut saat melihat bercak air mata di kedua mata sipit pemuda tampan itu.

"O- kau? Menangis?" Tanya Winwin lalu menarik Jisung kedalam pelukan nya.

"Aku tidak ingin berpisah dengan salah satu orang tua ku." Kata Jisung dengan suara yang teredam bahu Winwin.

Affair (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang