Second Chance

15 1 0
                                    

Libur telah tiba..
Libur telah tiba..
Hatiku gembira..

Begitulah penggalan lirik lagu anak-anak yang pernah berjaya pada masa nya.

Libur semester genap segera tiba..semua mahasiswa/i bersiap untuk pulang kampung. Maklum sebagian besar dari mereka adalah anak perantauan.

4 orang gadis malam itu sedang packing karna besok akan pulang ke rumah masing-masing, diantara mereka ber-4 rumah Anin lah yang jarak nya paling jauh sehingga ia memutuskan untuk berangkat lebih awal esok hari.

Sudah 2 bulan berlalu semenjak kejadian yang membuat Anin berubah menjadi astronot. Saat ini ia merasa jauh lebih baik, tentu saja karna teman-teman nya selalu menghibur dan tidak meninggalkan nya sendirian.

Kalau kalian ingat waktu Anin menangis dan ketiga teman kost nya membatalkan untuk pergi ke kampus, mereka rela membolos demi dirinya. Ya karna kejadian itu ikatan pertemanan diantara mereka semakin erat. Bahkan saat itu Emma, Christi, dan Viari rela mengajak Anin jalan-jalan ke waterboom agar tidak larut dalam kesedihan.

"Ma..besok aku pulang"

"Oh iya nak, jam berapa berangkat?"

"Kayaknya subuh deh supaya gak lama di jalan, panas kalau udah siang"

"Yasudah hati-hati di jalan gak usah ngebut"

"Iya ma..jangan lupa masakin makanan kesukaan ku ya ma"

"Iya nak, udah tidur sana biar besok bangun cepat"

Sambungan telpon terputus. Anin mengahampiri kamar sebelah, iseng mengganggu Emma yang sedang berbaring sambil telponan dengan Egan, Anin menggelitik telapak kaki Emma.

"Nin..geli ahh, gausah ganggu deh. Sana packing!" seru Emma kesal karna mengganggu waktu me-time nya bersama sang pacar

"Udah selesai dong daritadi" Anin menjulurkan lidah nya

"Jam berapa berangkat besok Nin?" tanya Viari sambil memasukan beberapa skincare nya ke dalam ransel.

"Subuh jam 4 atau 5 mungkin. Kalian sama-sama kan?"

"Iya kan kampung kami searah. Cari makan yuk lapar. Ma kamu makan gak?"

"Iyalah..aku nitip ya ni uang nya"

"Kukira kamu kenyang kalau udah telponan sama Egan" ucap Viari

"Aku tetap pecinta nasi kok..gak kenyang makan cinta" sahut Emma

"Abisnya dari senja sampai sekarang tu headset gak lepas-lepas dari kuping"

"Hahahaha..yaudah kami cuss dulu" ucap Anin

Malam pun berlalu siap berganti dengan hari yang baru. Seorang Aninda Glorystia sebenarnya susah bangun pagi sejak kecil, oleh sebab itu alarm merupakan pengganti sosok Mama yang paling mujarab menurutnya.

Tengtengtongteng..tengtongteng..tengtengtongteng..

Dengan cepat Anin mematikan alarm kemudian menuju kamar mandi, meskipun baru jam setengah 4 subuh namun air di kota itu menurutnya tidak dingin sama sekali makanya gadis itu berani untuk mengguyurkan air itu ke tubuh nya.

Segera setelah semuanya beres Anin bersiap akan berangkat.

"Christi..aku berangkat pulang ya" ucap Anin dengan pelan membangunkan teman sekamar nya yang masih tertidur pulas itu

"Ohh udah mau berangkat? Yuk ku antar sampai depan"

"Hayuuuuk"

"Hati-hati di jalan ya..kalau ada tikungan belok jangan lurus, ntar cinta tanah air"

2/3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang