"Delusion or real? It's definitely not a good thing."
.
.Musim gugur, angin bertiup kencang, suara gemerisik dedaunan kering terdengar cukup keras di tengah-tengah suasana sunyi.
Di sebuah rumah berlantai dua di kota Seoul, seorang gadis berambut panjang tengah terlelap di ranjangnya. Sesekali terdengar dengkuran halus begitu ia menghembuskan napas. Jika ada yang mendengarnya, mereka akan tahu bahwa gadis tersebut sangat kelelahan meski masih ada beberapa barang dalam kardus yang belum selesai ia rapikan.
Pagi hingga malam ia sibuk selama pindah rumah dari Busan ke Seoul. Menghabiskan waktu berjam-jam di dalam mobil bersama ibu serta adik lelakinya yang selalu membuatnya senam jantung. Jujur saja, ia berusaha setengah mati untuk tidak menghabisi pemuda itu.
Gadis itu pikir, ia akan bersantai di rumah barunya begitu sampai di Seoul. Namun ia keliru, rumah yang baru dibeli sang ibu ternyata belum sempurna. Membuatnya harus ikut membersihkan rumah dan mengangkat beberapa kardus besar hingga ia sendiri tidak sempat menata barang-barangnya sendiri di kamarnya. Ia terlalu lelah.
Beberapa saat kemudian terdengar suara gemuruh, angin bertiup semakin kencang hingga ranting-ranting kayu bergoyang mengenai jendela kamarnya, membuat suara seperti ketukan.
Gadis itu menggeliat tak nyaman, suara langit terdengar lagi begitu keras hingga membuat matanya terbuka begitu saja.
Ia duduk, menoleh dengan mata setengah terpejam pada jendela cukup besar yang tampak mengerikan begitu kilat menyambar. Membuat ranting kayu di luar sana terlihat begitu jelas.
Gadis itu mengumpat, menyesali betapa bodohnya ia tidak memasang tirai terlebih dahulu agar ia tidak merasa ketakutan seperti ini.
Begitu hujan mulai turun, ia kembali berbaring. Menutupi seluruh tubuhnya begitu rapat dengan selimut tebal.
Hatinya merasa tidak nyaman, kelopak matanya tidak mau terpejam, dan rasa kantuknya pun sudah menghilang. Ia hanya diam berbaring, memeluk erat boneka besarnya dengan manik yang terus menatap ke arah jendela.
Tak lama setelah itu, terdengar suara yang begitu familiar. Kali ini bukan suara gemuruh ataupun suara ranting yang mengetuk-etuk jendela, melainkan suara antara dua besi yang saling bergesekan.
Suara kereta yang sedang melintas.
Awalnya terdengar wajar-wajar saja sebelum akhirnya ia tersadar akan sesuatu. Suara itu terdengar semakin keras dan mengerikan. Mata bulatnya semakin terlihat bulat. Rumahnya terasa bergerak seperti ada gempa ringan.
Tubuhnya bergetar hebat begitu ia melihat melalui jendela bahwa ada cahaya yang sangat terang menyinari ranting-ranting pohonnya.
Suara kereta itu pun terdengar jelas. Dan di detik selanjutnya, hatinya berdesir geli begitu suara rem terdengar. Gadis itu memeluk bonekanya semakin erat.
Ia sangat ketakutan. Ia ingin memeriksa keadaan di luar rumah namun sayang, rasa takut lebih menguasai dirinya. Gadis itu ingin tahu apa yang barusan terjadi.
Dan semua itu terjawab begitu terdengar suara klakson kereta yang terdengar begitu memekakkan telinga, membuatnya hampir berteriak.
Lalu beberapa saat kemudian suara roda besi pun kembali terdengar, semakin lama semakin menjauh hingga yang tersisa hanya suara hujan.
Satu hal gadis itu tahu, kereta itu baru saja berhenti di depan rumahnya.
●○●
Haloo..
Sebagai gantinya Our Differences, aku bawa ff baru!
Sebagian chap udh lama ak ketik sebelum Magic Shop.
Udah lama pgn di pub tp ragu :)Dan kali ini dengan judul yang hampir sama, Magic Train. Juga genre yang sama seperti sebelumnya, Fanfiction x Fantasy.. Butuh byk revisi karena ternyata tulisanku dlu super super super alay! Hahaha..
Kenapa aku pake cast Kim Seokjin? Karena aku sadar, cuma sedikit ff yg pake cast dia. And fyi, He is my first love♡ ㅋㅋ
Mungkin klo ak ngrasa byk yg ga minat sma ff ini, bakal ak unpub lagi.. hehe, sry..
♡
-gsl-
KAMU SEDANG MEMBACA
Magic Train
Fanfiction[200517] Aku tahu ada yang aneh pada diriku sejak kami pindah ke rumah baru. Setiap malam terdengar suara aneh yang membuatku terbangun. Suara kereta, tepat di depan rumahku. Kupikir aku sudah gila karena tidak ada orang lain yang mendengar suara it...