GERHANBIYA - 1 (Versi Biya)

49 12 2
                                    

Hari ini Hari Kemerdekaan Indonesia. Disekolah gue lagi dirayakan peringatan tentang HUT RI. Banyak sekali perlombaan. Mulai dari cerdas cermat, gobak sodor, paduan suara sampai tarik tambang. Gue ikut cerdas cermat sama kedua teman gue. Tidak menang bukanlah masalah bagi gue. Yang namanya perlombaan ada menang dan ada kalah.
    
Sekarang gue lagi dikelas. Sedangkan, teman-teman gue masih diperlombaannya masing-masing. Akhirnya gue memutuskan untuk keluar kelas dan melihat beberapa perlombaan. Di sebelah kanan lapangan sedang diadakan perlombaan tarik tambang. Gue melihat Kenan yang sedang bersiap.
      'Kenan ikut tarik tambang?' batin gue.
Gue pun memutuskan untuk berjalan kesana, menonton pertandingan tarik tambang.  Pertandingan akan segera dimulai. Gue lihat Kenan berdiri kedua dari belakang.

Priiiitttt.......
     
Kelas Kenan terus berusaha menarik. Beberapa detik kemudian,, orang yang berdiri paling depan dari kelas Kenan sudah melewati garis. Yang artinya kelas Kenan kalah. Seluruh anggota kelas Kenan yang mengikuti perlombaan tarik tambang terlihat kecewa. Termasuk Kenan,, ia langsung pergi meninggalkan lapangan.

Gue pun kembali ke kelas.
      "Bi,, dari mana?" tanya Yuka saat gue masuk kelas.
      "Nonton tarik tambang" jawab gue lalu duduk disampingnya.
      "Nonton siapa tuh?" tanya Ratih.
      "Doi lah" kata gue meledek.
      "Emang main?" kata Yuka.
      "Main dong "
      "Woi mau pada pulang kapan?" tanya Agatha yang baru saja datang.
      "Gue mau nelpon jemput dulu" sahut gue.
      "Gue juga" timpal Yuka.
      "Sambil jalan aja" kata Agatha sambil menggendong tasnya.
      "Gue duluan sama Ratih" kata Agatha, lalu kami saling ber-tos ria. Itu sudah menjadi kebiasaan diantara kita.
      "Gue duluan,, gak papa kan Bi?" kata Yuka. Dia sudah dijemput oleh supirnya.
      "Duluan aja Ka. Gue gak papa kok" kata gue.
     
Gue duduk didepan pos satpam. Hanya ada beberapa orang yang lewat. Ada satu sosok yang membuat gue tidak bisa lepas memandangnya. Dia memakai hoodie abu-abu. Dia sedang bersama teman-temannya.
      'Kok gue baru liat dia?? Anak baru kah?' batin gue.
     
                                ***

Jam kosong atau yang sering disebut jamkos, adalah waktu yang paling ditunggu tunggu oleh para murid. Saat ini kelas X IPA 1 sedang jamkos, guru IPS yang mengajarkan dikelas gue tidak masuk dan juga tidak memberikan tugas. Itulah yang membuat kelas gue menjadi ribut seperti Taman Kanak-kanak. Tidak terasa sudah waktunya istirahat.
     "Kantin kuy" ajak gue.
     "Kuy" kata Agatha.
     "Rame amet" gumam gue saat dipintu kantin.
     "Lo beli apa, Bi?" tanya Agatha.
     "Hm... Batagor aja deh" jawab gue.
     "Gue juga" kata Yuka
     "Ya udah gue sama Ratih mau beli mie" kata Agatha sambil menarik Ratih.
    
Saat gue sampai ditempat pedangang batagor. Gue melihat cowok ber-hoodie abu-abu yang kemarin gue lihat didepan pos satpam.
    
'Tuh cowok?' batin gue. Gue langsung menanjamkan penglihatan. Dia sedang mengobrol bersama teman-temannya.
    
'Dein? Iya itu kan Dein'. Seseorang yang gue sebut Dein itu sangat terkenal disekolah.  Selain pemain inti dalam futsal, dia juga mempunyai beberapa teman diluar kelasnya.
    
     "Bi, liatin apaan? Serius amet" kata Yuka mengejutkan gue.
     "Itu Ka,, lo kenal gak sama yang itu tuh? " kata gue sambil menunjuk si hoodie abu-abu.
     "Yang mana? "
     "Lo tau Dein kan?"
     "Tau"
     "Tuh yang disebelah Dein". Yuka melihat kearah Dein, namun terlambat. Murid lain sudah menghalangi si hoodie abu-abu.
     "Mana sih?"
     "Yah ketutupan sama orang lagi" kata gue, lalu mengambil batagor pesanan gue.

                                 

Vote dan komen ya😊
 
     

GERHANBIYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang