GERHANBIYA - 14

23 3 0
                                    

Pernah tidak merasakan, kalau otak tidak lagi sinkron dengan apa yang dikerjakan? Kadang mungkin terjadi pada beberapa orang. Yang harusnya mereka biasa mengerjakan hal tersebut, tiba-tiba tidak konsentrasi lagi terhadap hal tersebut. Atau lebih parahnya blank.

Mungkin dari situ otak butuh istirahat, walau hanya sejenak. Tidak harus memaksakan otak berkerja dengan keras. Ada kalanya otak butuh hiburan. Hiburan tidak mesti ke pantai atau manapun. Cukup lakukan hal yang disukai, yang mampu membuat otak merasa segar kembali.

Tidak semua hal yang dipaksakan akan berakhir dengan baik.

"Otak gue kalo udah capek, suka salah tulis. Jadi di hapus beberapa kali" kata Biya.

"Dari situ, gue selalu mengingatkan diri gue sendiri. Kalo udah saatnya gue istirahat" lanjut Biya.

"Kadang menurut gue, kalo mental atau otak kita capek, badan juga ikut capek" Ratih menyalin catatan dari buku Biya. Kemarin Ratih tidak masuk karena ada keperluan.

"Gue tuh akhir-akhir ini suka gak konsentrasi" kata Yuka.

"Nah iya sama. Kadang apa yang dipelajari gak masuk ke otak gue" timpal Agatha.

"Lagi bad mood atau mungkin banyak pikiran" kata Biya.

"Padahal gue suka kerjain tugas di hari sekolah biar weekend bisa tenang"

"Gue juga. Istilahnya tuh me time buat gue. Gak suka kalo diganggu "

"Butuh liburan kayaknya nih otak" Yuka membolak-balikan novel tanpa niat membacanya. Kelas XI IPA 1 baru saja pergantian pelajaran. Dan guru yang akan mengajar di jam selanjutnya belum kunjung datang.

"Ngomong-ngomong soal liburan. Rencana kita yang waktu itu jadi gak?" tanya Biya yang sibuk dengan bukunya. Bukan menulis latihan yang baru diberi oleh guru kimia. Biya sedang belajar menulis lettering.

"Jadiin lah. Ya gak?" Agatha meminta persetujuan yang lain.

Azam yang duduk dibaris sebelah Biya menarik kursinya mendekat. "Ngomong apaan nih?" katanya, sambil duduk dikursi.

"Kepo deh" balas Agatha. Azam memang sering seperti ini. Tiba-tiba datang dan penasaran dengan pembicaraan mereka. Padahal, ujung-ujungnya Azam sibuk sendiri dengan ponselnya.

"Nah iya tuh. Tapi kemana? Jangan jauh-jauh."

"Puncak? Lembang?" tanya Biya.

"Jangan, terlalu deket" tolak Ratih.

"Lah kata jangan jauh-jauh"

"Ya maksudnya, kalo Puncak sama Lembang orang udah sering kesana. Kemungkinan kelompok lain juga kesana." Agatha mengeluarkan pendapatnya.

"Iya juga sih" kata Yuka. Biya mengangguk menyetujui perkataan Agatha.

"Terus mau kemana?" Ratih yang sedari tadi diam, bertanya.

"Jogja" celetuk Biya. Membuat ketiga sahabatnya menatap heran.

"Kan ada jalan Malioboro, candi Borobudur, candi Prambanan sama Keraton. Kita juga bisa sambil belajar" lanjut Biya.

"Setuju gue" kata Yuka dan Ratih.

"Ya udah kabarin yang cowok-cowok dulu" saran Ratih.

***

"Jogja?" keempat cowok itu bertanya memastikan.

"Iya, gimana?" tanya Yuka.

"Boleh tuh, gue suka idenya" Dein menyetujui itu.

"Boleh boleh" kata Ben, kemudian mendapat anggukan dari Gerhana dn Daffa.

"Jadi, kita disana gak cuman liburan sambil selesai tugas kita. Sekalian belajar juga."

"Liburnya kapan?" Gerhana menyeruput es yang dibelinya.

"Katanya 3 minggu lagi" jawab Agatha.

"Lumayan tuh buat kumpulin uang dulu"

Mereka berkumpul di taman belakang sekolah, dekat mushola. Banyak murid di sekitar sini. Ada yang sekalian jajan ke kantin, sekedar nongkrong atau menunggu jadwal eskulnya. Biasanya kantin masih buka, namun mungkin sudah banyak yang habis.

"Wei! Sini" bisik seorang cowok pada temannya. Yang dipanggil langsung menghampiri cowok tersebut. Dan menghilang dibelakang tempat wudhu.

Biya melihat ke arah Gerhana dan Ratih. Dein dan Ben juga melihat ke arah Biya. Mereka mengisyaratkan lewat tatapan.

"Sabtu jadi ke rumah gue?" tanya Biya, mengalihkan suasana.

"Jadi dong" Biya mengacungkan jempolnya.

"Kuy lah, udah mau eskul" ajak Agatha pada Biya. "Tar cuci tangan dulu" kata Biya, lalu berjalan ke arah tempat wudhu.

Pandangan Gerhana, Dein dan Ben mengekori kemana Biya bergerak. Dari mulai mengambil ponselnya sampai mencuci tangan.

***

"Belum dijemput?" tanya Gerhana ketikan melihat Biya berdiri didepan gerbang sekolah. Seperti sudah hapal.

"Gak" jawab Biya.

"Tumben, kenapa?"

"Tadi udah mau dijemput, eh gue eskul dulu. Gak jadi deh dijemputnya" jelas Biya.

"Terus mau naik apa?"

"Apalagi paling juga ojol" Biya membuka kunci ponselnya.

"Gue anter. Tapi, temenin gue dulu. Gimana?"

"Temenin kemana?" Beberapa kali mereka tersenyum, ketika orang yang mereka kenal lewat dihadapan.

"Nyari kamera. Di mall deket sini aja"

"Boleh. Traktir tapi pulangnya" kata Biya. "Ya udah ayo" Gerhana mengambil motornya.

Mereka pergi ke salah satu mall dekat sekolah. Mencari kamera yang cocok dengan kesukaan Gerhana. Dari satu toko ke toko lain. Ketika memasuki beberapa toko, Biya sudah tergiur dengan berbagai kamera.

Gerhana bilang, bahwa sebelum ke sini dia sudah membuat list kamera yang akan dibeli. Tapi semua kamera yang ada di listnya tidak ada di mall ini. Berujung mereka hanya mengelilingi mall ini.

"Ger," panggil Biya.

"Kenapa?"

"Beli boba dulu yuk" ajak Biya ketika melihat kedai boba. Gerhana mengangguk, lalu berjalan mendekati kedai boba yang ramai pembeli.

"Gak usah lah, antri." Biya berbalik, namun tangannya ditahan oleh Gerhana.

"Gak papa, paling bentar". Setelah itu mereka sibuk dengan ponsel masing-masing.

"Gue break sama Sekar" kata Gerhana. Biya menoleh dengan wajah terkejut.

"Kenapa?" tanya Biya penasaran.

"Gak ada kecocokan kayaknya"

Obrolan mereka tertunda, karena harus memesan boba terlebih dahulu. "Brown sugar satu" kata Biya kepada penjual boba.

"Samain aja" ujar Gerhana. "Brown sugar dua".

"Ditunggu sebentar ya kak". Biya dan Gerhana menduduki dua buah kursi kosong, dibatasi oleh satu meja.

"Udah lama?" Biya melanjutkan obrolannya.

"Dari waktu kita ke kolam renang"

"Gue liat hubungan lo baik-baik aja". Gerhana hanya tersenyum menanggapi perkataan Biya.

Gue egois. Gak tau kenapa ada rasa seneng campur sedih mendengarnya. Mau deketin lagi, tapi dia baru putus? Jahat banget dah gue - batin Biya

Jangan lupa tekan bintangnya😊😊

GERHANBIYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang