GERHANBIYA - 11

18 3 0
                                    

     "Woi! Curang lo!" marah Ben. Mereka sedang bermain game online dibelakang kelas. Lebih tepatnya dipojokan.
     "Berisik lo!" Gerhana melempar hoodienya pada Ben.
     "Tidur mulu sih" kata Dein.
     "Ya gimana, ngantuk"
    
     "Chatan mulu sih lo sama Sekar" singgung Ben.
     "Enak aja"
     "Oh iya lupa. Udah break ya" kata Ben
     "Lo mah jangan diperjelas" Daffa menurunkan ponselnya.
     "Masih mikirin Sekar?" tanya Dein.
     "Ya gitu" jawab Gerhana singkat.
     "Lagian ngapain putus?" Daffa mulai kepo.
     "Ngak putus. Coba sendiri sendiri aja" kata Gerhana.
     "Alesan" cibir Ben. Dan cuman dibalas tatapan malas oleh Gerhana.
     "Bukannya Biya suka sama lo?" Dein bertanya lagi. Daffa dan Ben yang tadi duduk dibawah, sekarang pindah ke kursi depan meja Gerhana.
    
     "Kata siapa lo?" tanya Ben pada Dein.
     "Waktu itu ada yang bilang sama Gerhan. Ya kan? " Dein menarik kursi disamping Gerhana. Mereka duduk mengelilingi Gerhana yang berada dipojokan.
     "Iya, tapi kayaknya gak deh"
     "Kok gitu?"
     "Ya gitu" Gerhana menjawab seadanya.
     "Emang sikapnya sama lo kayak gimana? " Ben bertanya sambil menggeser-geser layar ponselnya.
     "Biasa aja"
     "Bukannya dulu lo pernah ada masalah sama Biya?" tanya Daffa. Gerhana hanya mengangguk.
     "Terus sekarang kenapa bisa deket?" Gerhana merasa seperti diinterogasi oleh teman temannya sendiri.
     "Kan satu tim, gak enak lah kalo gak kompak" jawab Gerhana. Menurut Gerhana, Biya memiliki hobi yang sama dengannya. Mungkin hal itu yang membuatnya cepat akrab dengan Biya.

***

     "Jadi?" tanya Biya.
     "Jadi" kata Gerhana yang berjalan disamping Biya. Mereka sedang menuju parkiran sekolah.
     "Lo bawa motor?"
     "Mobil" Gerhana menjawab singkat.
     "Tumben"
     "Motornya dipake sama teteh buat jalan sama pacarnya".

Gerhana mempunyai satu kakak perempuan. Sebenarnya kakak Gerhana kuliah diluar kota dan hari ini lagi pulang.
     "Oh gitu" Biya berjalan mengikuti Gerhana menuju parkiran.
    
     Biya dan Gerhana sampai ditempat tujuan mereka. Biya membawa tas nya di salah satu  bahunya, sama seperti Gerhana. Mereka mulai memasuki tempat tersebut. Tidak terlalu banyak orang didalamnya, mungkin karena sudah sore hari. Tidak hanya didarat, ada juga beberapa orang yang masih menikmati air dengan pemandangan sore.
    
     Setelah menitipkan tasnya, Biya hanya membawa ponselnya. Gerhana yang berada disebelah Biya sibuk dengan kamera yang ia bawa. Gerhana mengarahkan kamera pada Biya. Gerhana berhasil mengambil beberapa gambar, tanpa Biya sadari.
    
     "Coba lo gaya" perintah Gerhana.
     "Hah?" bukan tidak mendengar, Biya hanya terkejut dengan ucapan Gerhana.
     "Pegang hp gue dulu. Takut masuk kolam" kata Biya menyerah ponselnya. Biya mulai bergaya, simpel tapi menawan. Seseorang melewati samping kanan Biya, dan

BYURR!!

     "Biya!" panggil Gerhana. Biya tercebur kedalam kolam yang kedalamannya 2 meter. Tidak ada orang dikolam ini. Gerhana terdiam memerhatikan kolam didepannya. Sudah beberapa saat Biya tidak naik ke permukaan. Ketika jatuh Biya terlempar cukup jauh dari tepi kolam.
    
     Gerhana mulai menaruh kamera dan ponsel didekat kolam. Yang ada dipikirannya hanya menyelamatkan Biya. Tapi saat Gerhana ingin melompat kedalam kolam, Biya muncul agak jauh dari posisi Gerhana berdiri.
    
     "Buset! Siapa sih yang dorong gue?! Basah kuyup nih! Untung hp gue dipegang Gerhan!" oceh Biya sambil menepi.
     "Eh maaf ya dek. Gak sengaja" ucap seseorang dibelakang Gerhana. Biya dan Gerhana melihat ke arah orang tersebut.
     "Kak Salsa?" Tidak hanya Salsa, tapi ada juga Bunga teman sekelas Salsa.
     "Gak apa apa kan?" kata Salsa lembut, tapi seperti tersirat makna didalamnya.
     "Eh, i-iya gak apa apa" Biya melepas sepatunya yang sudah basah dan menaruhnya ditepi kolam renang.
    
     "Kok kakak bisa disini?" tanya Gerhana.
     "Iya, tadi diajak Bunga ke sini. Tadinya mau berenang tapi gak jadi"
     "Oh iya, bisa anterin gue pulang gak? Soalnya Bunga mau dijemput pacarnya" lanjut Salsa.
     "Iya, lo bisa kan anterin Salsa pulang?" Bunga ikut menimpali.
    
'Sekate kate minta anterin pulang! Kagak liat apa gue udah kecebur gini! Udah basah, pulang sendiri lagi. Sad banget hidup gue.' batin Biya sambil memerhatikan mereka.

     "Maaf kak gak bisa. Gue kesini bareng Biya, gak enak kalo pulangnya gak bareng" tolak Gerhana halus.
     "Ya udah deh. Gue duluan kalo gitu" Salsa pergi lalu diikuti Bunga. Sebelum pergi mereka sempat melayangkan tatapan tidak suka pada Biya.

***

     "Yuk, Ger" Biya menghampiri Gerhana yang duduk disalah satu kursi kantin kolam renang tersebut.
     "Udah beres? " tanya Gerhana. Biya sempat berganti baju terlebih dahulu. Beruntung Biya membawa baju ganti.
    
     Biya bersin sambil menutup mulut dan hidung dengan tangannya. Selama jalan ke tempat parkir Biya sudah beberapa kali bersin. Sampai dalam mobil Gerhana pun, Biya masih tetap bersin.
    
     "Lo gak apa apa?" tanya Gerhana melirik Biya sekilas lalu kembali memperhatikan jalanan.
     "Gak apa apa" kata Biya sambil menutup hidungnya dengan tisu. Matanya merah dan berair.
     "Flu?"
     "Gak, emang kalo kena air sore kadang suka kayak gini"
     "Maksud?" Gerhana tidak bisa menangkap maksud Biya.
     "Alergi gitu" kata Biya. Gerhana hanya ber oh ria. Terlintas dipikiran Gerhana untuk menurunkan suhu AC dimobilnya.
    
     "Kok berhenti?" tanya Biya ketika mobil Gerhana menepi ke sisi jalan. Hidungnya masih ditutup oleh tisu. Sesekali kepala Biya melihat ke atap mobil. Tujuannya agar cairan didalam hidungnya tidak terus menerus keluar.
    
     Gerhana membuka hoodie yang dipakainya lalu memberikan pada Biya.
     "Pake, mungkin bisa lebih hangat" kata Gerhana. Biya benar benar membutuhkan barang tersebut.
     "Beneran?" tanya Biya yang diangguki oleh Gerhana. Gerhana menyodorkan hoodienya.
    
    Biya menerima hoodie tersebut. "Beneran gak papa?"
    
     Biya terkejut dengan perlakuan tiba-tiba Gerhana. Jujur, hoodie Gerhana ini membuatnya lebih baik dari sebelumnya. Terlebih buat menutup hidungnya. Biya bertanya tentang Salsa yang meminta Gerhana untuk diantar pulang.
     "Kenapa gak anterin kak Salsa?" tanya Biya.
     "Terus nanti lo pulang naik apa?"
     "Kan ada ojek online"
    
     "Gue gak akan ninggalin lo" kata Gerhana dengan mata terfokus pada jalanan. Biya menoleh melihat Gerhana. Menatap Gerhana heran sambil mencerna kata-kata itu.
    
Apa maksud dari perkataan Gerhana tadi. Hanya untuk kejadian ini atau ada hal lain.


Vote dan komen😊

GERHANBIYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang