"Bi, apa aja sih kategori yang dikertas kemarin? Gue lupa." kata Yuka sambil mengaduk mie nya. Biya, Agatha dan Ratih sedang berada dirumah Yuka. Mereka sedang mengerjakan tugas kelompok.
"Seinget gue ada yang black and white, sporty, sweet, trus denim. Masih banyak, tapi gue cuman inget segitu"
"Trus nama tim kita apa?" kata Agatha.
"Gue kemarin nemu kata yang bagus" kata Biya.
"Apaan tuh?" Agatha dan Yuka bersemangat mendengarnya.
"Brygad"
"Hah? Brygad?"
"Tulisannya gimana? "
"Ya gitu, cuman pake y tapi dibaca i" Biya menjelaskan.
"Ouh gitu, jadi tulisannya B-R-Y-G-A-D" Yuka menyuapkan mie kedalam mulutnya.
"Iya, gimana setuju gak?"
"Setuju" kata Ratih dan Agatha.
"Buruan bikin instagram nya" Agatha menaruh pensilnya.
"Ya sabar kali, gue lagi makan nih" kata Yuka
"Kabarin dulu di grup, gimana tanggapan mereka" Yang Ratih maksud adalah Dein, Gerhana, Ben dan Dafa.
Agatha langsung membuka ponselnya dan mengetik pesan di grup mereka.***
Upacara dihari senin adalah mungkin hal yang paling dihindari oleh siswa. Berdiri dilapangan dengan matahari yang terik membuat sebagian siswa mulai mengipasi diri dengan tangannya. Terlebih jika harus mendengarkan pembina upacara yang memberi nasehat panjang. Padahal inti nasehatnya cuman hanya itu saja.
Biya menolehkan kepalanya, melihat deretan siswa kelas XI IPA 5. Ada sosok Gerhana yang sedang tertawa dengan Dein juga Ben. Benar benar, mereka tidak takut jika ditarik ke depan karena bercanda. Biya kembali menatap kedepan.
Upacara telah selesai dan diakhiri dengan pengumuman.
"Baik, murid murid diperbolehkan untuk berjongkok atau duduk, tapi dilarang untuk meninggalkan lapangan. Mengerti?" kata Bu Ari didepan mic. Sebagian murid ada yang berjongkok dan ada jug yang duduk.
"Mengerti" siswa SMA Mataram berseru serentak.
"Ibu akan mengumumkan peserta untuk lomba "Photography" tahun ini. Ketika Ibu panggil, peserta diharap maju kedepan,"Lomba ini hanya untuk kelas XI. Sedangkan kelas XII sudah merasakannya tahun lalu.
"Yang pertama ada dari XI IPA 1 dan XI IPA 5". Sorak sorak terdengar dari kelas XI IPA 1 juga XI IPA 5. Biya, Yuka, Ratih dan Agatha berjalan kedepan. Begitu juga Gerhana, Dein, Ben dan Daffa.
"IPA 5 mereka? Kenapa gak sama kelas kita aja sih""Gila! Itu mah dari IPA 5 cogan semua"
"Kok sama mereka sih?"
"Padahal kelas kita cocok tau"
"Cocokan juga sama kelas kita"
"Kalo bisa minta ganti mah, mending sama IPA 5"
"Sirik aja lu pada. Bukan kita yang nentuin juga" gerutu Agatha.
"Cuekin aja. Stay cool" Biya menepuk pundak Agatha.
"Ayo" kata Yuka. Mereka berdiri sejajar. Biya terpaut 3 orang dengan Gerhana.
Bu Ari masih menyebutkan pasangan kelas satu persatu. "Ayo perkenalkan diri kalian juga nama tim kalian. Dimulai dari ujung, silahkan berdiri ke tengah."
Biya beserta yang lain berjalan sesuai yang diperintahkan Bu Ari. Salah satu anggota osis memberikan mic pada mereka. Mic itu sempat dioper ke Biya, tapi Biya menolaknya dan mengopernya ke Agatha. Biya memang tidak biasa berbicara didepan saat upacara seperti ini.
"Selamat pagi, siap ijin memperkenalkan diri saya Agatha" kata Agatha lalu mengoper mic nya. Mereka memperkenalkan diri mereka masing masing.
"Eemm, jadi nama tim kami adalah BRYGAD. Pake y tulisannya. Nah, jangan lupa follow instagram kami. Udah ada foto-foto kita lho, sama biodata singkatnya juga. Mungkin segitu aja dari kami." ujar Agatha mengakhiri perkenalan. Lalu mereka membungkukkan badan. Saat akan berbalik pandangan Biya dan Gerhana bertemu. Biya dan Gerhana memutuskan itu secara bersamaan. Mereka menjadi kikuk, terlebih Biya.
Tiba-tiba Ratih tidak sengaja menginjak sepatu Biya. "Anjir" kata Biya tanpa vokal, lalu menatap tajam Ratih.
"Sorry, gak sengaja" kata Ratih berbisik sambil menahan tawa.***
Setelah istirahat selesai, kelas Biya tetap ramai. Karena guru yang mengajar di jam ini tidak masuk. Walaupun guru itu memberi tugas, tapi Biya dan teman temannya belum juga mengerjakan. Masih terbawa suasana istirahat.
Sampai di menit selanjutnya Biya baru akan mengerjakan tugasnya dengan Ratih. Jangan tanya apakah Biya sudah menceritakan hal tadi pada Ratih atau belum. Sudah tentu dia menceritakannya pada Ratih, tanpa ada yang dikurangi.
Tiba-tiba Yuka dan Agatha datang dengan bukunya. "Kerja sama kuy" ajak Yuka. Biya hanya menggeleng heran sembari tersenyum.
Beberapa soal sudah diselesaikan secara bersama oleh mereka. Terkadang mereka berdebat ringan tentang jawabannya.
"Bi, kita disuruh ke ruang guru" kata Karin menghampiri meja Biya.
"Siapa yang nyuruh?"
"Pak Daud, tadi ada anak kelas lain yang kasih tau"
"Eh, si Ratih juga"
"Kita gak di ajak nih?" kata Agatha.
"Gak tau, tadi ngomong cuman gitu doang". Akhirnya Biya dan Ratih pergi mengikuti Karin.***
"Sebenarnya ada apa, Pak? " tanya Karin setelah mereka diruang guru.
"Tunggu sebentar, mereka bakal datang" Pak menjawab sambil sesekali melihat kearah pintu. Biya, Ratih dan Karin saling bertanya lewat mata. 'Mereka?'
Suara ketukan pintu terdengar, diikuti oleh beberapa orang yang mulai menampakkan diri. Biya memandang dengan wajah terkejut. Matanya menangkap salah satu dari mereka yang masuk ke ruang guru. 'Gerhan?'
Begitu pun Gerhana yang memberikan tatapan terkejut.
Pak Daud mulai menjelaskan mengapa mereka dikumpulkan disini. Mereka hanya memperhatikan dengan seksama dan sesekali mengangguk. Setelah selesai menjelaskan Pak Daud menyuruh mereka kembali ke kelas.
"Gila aja! Lomba sekelompok sama Gerhan. Sekarang ketemu lagi. Pusing gue, kapan move on nya kalo kayak gini" Biya mengoceh setelah mereka keluar dari ruang guru.
"Jodoh itu mah" kata Ratih dan langsung mendapat tatapan tajam dari Biya. Ratih hanya tersenyum menanggapinya.
"Emang yakin mau move on dari si itu?" ledek Karin. Sedangkan Biya hanya menyengir.Jangan lupa vote dan comen😊
KAMU SEDANG MEMBACA
GERHANBIYA
Teen FictionMenyukai seseorang adalah hal biasa. Namun, bagaimana jika seseorang itu sudah memiliki pasangan. Itulah yang dialami Biya. Hanya bisa memandangnya dari jauh. Sebuah masalah yang membuat mereka menjauh. Tidak menjadi teman lagi. Ada hal yang membua...