Jingga langsung terpanah saat pertama kali bertemu Samudra. Anaka Samudra. Cowok misterius yang menyita setengah fikirannya.
Karena rasa penasaran yang tak terbendung, Jingga mengesampingkan resiko-resiko yang bisa membuat hidupnya melayang. Demi m...
.Jangan lupa penuhi kalimat dengan komentar kalian,
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
03. Percobaan
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kalian tau, alasan kenapa Tuhan menciptakan satu mulut dan dua telinga? Ya. Karena Tuhan meminta kita untuk mendengarkan dua kali sebelum berbicara sekali." 🍁 🍁 🍁
Mengedarkan pandangan diseluruh penjuru kantin, hanya untuk melihat cowok berambut coklat kemerahan yang nyentrik. Angkasa.
Bibir Samudra menyungging, terlalu mudah untuk mengetahui letak cowok yang satu itu, di pojok kantin sebelah utara.
Pojokan paling berisik dan dihuni oleh dedek gemes yang polos.
Samudra melangkah santai, tetap memakai hoodie namun kepala terbiarkan terbuka tanpa tudung.
Banyak pasang mata yang melihatnya dengan mata terkagum, ada juga yang menatapnya risih. Samudra tidak peduli.
"Angka," ucap Samudra yang lebih terdengar seperti bisikan.
Sontak saja membuat Angkasa yang sedang mojok bersama adik kelas tersentak kaget.
Bagaimana tidak, Samudra tiba-tiba hadir berdiri di sampingnya. Tanpa bayangan, tanpa derikan, tanpa angin. Yang jelas mirip hantu.
"Astagfirullah." sentak Angkasa, terkejut memegang dada.
"Lo kapan datang nya Sam," ujarnya lagi, yang masih bersikap lebay.
"Kalau mau datang pakai salam kek, jangan asal nyolot Angka, Angka. Lo pikir gue bilangan?"
Lah, Angkasa malah nyolot.
"Lo, kan, anak olim Matematika. Jadi, untuk mengapresiasi gue panggil Angka." jawab Samudra, santai.
Ditatapnya cewek berambut sebahu, memberi kode dengan lirikan mata untuk berdiri pergi dari hadapan Angkasa.
