11. Teman

43 7 2
                                    

Selamat membaca cerita Samudra

Jangan lupa singgahkan vote, coment, masukkan library dan share ke teman-teman kalian heheh

11. Teman


"Genggam dia jika memang kau butuh. Lepas dia jika memang kau ragu."

🍁🍁🍁

Pernyataan Teman dari mulut Samudra itu ibarat sebuah badai di tengah laut, datang tiba-tiba, menghempaskan perahu lalu karam dan tenggelam.

Ah, terlalu lebai sih. Tapi Jingga benar-benar tidak menyangka, bahkan Samudra sampai mengajaknya ke Cafetaria yang tersedia di Rumah Sakit sebagai rasa terimakasih hanya untuk seorang gadis, kecil?

Jingga duduk bersandar seraya menyesap Ice Cappucino miliknya, sedari awal duduk ia tidak bisa mengalihkan tatapan matanya untuk mengintimidasi wajah Samudra.

Sementara Samudra sendiri hanya bersikap acuh, melihat ke kaca samping tembus pandang ke taman belakang seraya menjilati Ice Cream Vanilla.

Gadis kecil bernama Ara? Dia duduk manis di antara kita, tengah serius menghabiskan Ice Cream di tangan dan beberapa rasa lagi di meja.

Semua Samudra kasih supaya gadis itu tidak mengangis.

"Lo hobi banget mantengin taman, padahal disana gak ada yang istimewa selain pasien yang jalan-jalan akibat jenuh," ujar Jingga membuka keheningan.

"Itu bagi lo, beda pandangan bagi gue," jawab Samudra yang masih tak mengalihkan tatapan.

"Emang pandangan lo gimana?"

"Kita mulai berteman 30 menit yang lalu, jadi tidak ada alasan untuk gue memberi tau,"

Jingga berdecak, mulai lagi kan.
"Sesulit itu ya, jadi teman lo? Hampir semua pertanyaan lo gak menjawab, lalu kenapa lo tiba-tiba nganggap kita jadi teman hanya karena adik lo?"

"Dia bukan adik gue, gak ada miripnya juga,"

Jingga membola, "Hah? Terus lo ngapain sampai membelikan dia ice cream sebanyak ini hanya untuk menyumpal mulutnya?"

"Bukan nyumpal, tapi biar dia gak nangis," ujar Samudra yang telah mengalihkan tatapannya.

"Ya, kalau dia nangis apa urusannya sama lo? Adik bukan, saudara bukan, orang tuanya dia dimana?"

"Selain banyak taya lo gak pernah mikir, gue kira ucapannya tadi udah cukup jelas," cibir Samudra.

"Ucapan yang mana, bangun?"

"Hum. Ibu dia kena kasus tabrak lari, kakinya patah, pendarahan di otak. Sekarang dokter tengah melakukan operasi,"

Nafas Jingga seketika tercekak, melihat iba Ara yang tengah berbahagia hanya karena sebuah Ice Cream. Mengabaikan kenyataan bawasannya sang ibu tengah berjuang untuk hidup.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

( COV 1 ) - SAMUDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang