Bab 4 : Hadiah ( Bagian II )

4.7K 226 21
                                    


 “ Hati manusia seperti pantulan diatas permukaan air, mulut mereka mengatakan hal yang berbeda dari apa yang sebenarnya mereka rasakan, tapi sebenarnya dalam hati mereka yang tersembunyi mereka ingin semua orang saling menerima satu sama lain

( Pendeta kepada Shukaku )

Sinar mentari menelusup masuk melalui jendela kamar, mata yang terpejam mulai menampilkan warna onyxnya yang persis seperti papanya itu.
Saradapun terbangun dari tidurnya kemudian ia membersihkan diri. Setelah ia membersihkan diri dan merapikan kamarnya ia turun ke bawah.

" Ohayo Mama " ucap Sarada.

Sakurapun menoleh ke sumber suara. Memperhatikan Sarada dengan seksama. Tinggi semampai, surai raven yang tergerai panjang, mata onyx turunan sang suami di tambah kacamata berbingkai merah yang menambah kecantikan sang putri. Jangan lupa tanda byakugou di dahinya. Sarada benar - benar cantik.

" Ohayo mo Sarada-chan " ucap Sakura sambil menunjukkan senyum manisnya.

' Putriku benar - benar cantik, Shannaro ' batin Sakura.

" Mari aku bantu Ma " ucap Sarada.

" Ha'i " ucap Sakura.

Tangan Saradapun dengan cekatan mengolah bahan - bahan yang ada di dapur. Sakurapun terkagum - kagum melihat keterampilan putrinya itu, selain hebat dalam pertarungan putrinya itu juga hebat dalam urusan dapur.

" Pasti laki - laki yang mendapatkanmu sangat beruntung " gumam Sakura.

" Hah.. Mama tadi bilang apa ? " tanya Sarada.

" Iie... Sudah selesaikan ayo kita tata di meja makan " ucap Sakura.

" Ha'i Mama " ucap Sarada.

Mereka berduapun menata makanan yang telah siap di meja makan. Kemudian mereka berduapun duduk berhadapan dan merekapun memulai sarapan mereka.

"  Itadakimasu  " ucap Sakura.

" Hn " ucap Sarada.

Mereka berduapun melanjutkan sarapannya.

" Aku selesai " ucap Sarada.

" Aku juga " ucap Sakura.

" Mari Ma, aku bantu " ucap Sarada.

" Ha'i " ucap Sakura.

Mereka berduapun merapikan meja makan dan membersihkan dapur.

" Ne, Sarada hari ini kau tidak ada misi ? " tanya Sakura, yang masih berkutat dengan piring - piring kotornya.

" Tidak Ma, menjelang festival tanabata misi banyak di kurangi " ucap Sarada, sembari menata piring yang telah dicuci oleh Sakura.

" Festival Tanabata ya... Apakah kau punya hadiah untuknya " ucap Sakura.

" EH, Mama. Apa ma..mak..sud ma..ma " ucap Sarada yang kini tengah merona hebat karena ucapan sang mama.

The Last : Akhirnya Kau MenyadarinyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang