" Sekuat-kuatnya seseorang pasti dia pernah menangis. Dan orang yang membuatnya menangis adalah orang yang paling disayanginya.”
( Izuna )
Petemuan para Kagepun dilaksanakan. Para Kage serta para orang - orang terpilih sedang serius membicarakan tentang bencana yang akan menimpa bumi.
" Peristiwa masa lalu akan terulang lagi " ucap Konohamaru.
" Mengapa tuan Hokage bisa berbicara seperti itu " ucap Kagura sang Mizukage.
" Indra -nee tolong jelaskan " ucap Konohamaru.
" Ha'i " balas Indra.
Indrapun menjelaskan kepada semua tentang apa yang terjadi.
" Jadi seperti itu " ucap Raikage.
" Pantas saja akhir - akhir ini bulan begitu dekat dan banyak terjadi hujan meteor " ucap Kazekage.
" Anda benar tuan Kazekage " ucap Tsucikage.
" Sekarang kita harus mempersiapkan semuanya dari sekarang " ucap Konohamaru.
Yang hadir di dalam pertemuan para Kage itupun mengangguk setuju. Pertemuan itupun terus berlanjut membahas tentang apa saja yang harus dipersiapkan dan rencana untuk mencegah agar reruntuhan bulan tidak sampai di bumi.
Skip
Di tanah nan lapang dekat Hutan Konoha terlihat seorang gadis bersurai raven sedang mengasah kemampuan kenjutsunya.
Tiba - tiba seseorang menyerangnya.
Tring..
Suara pedang yang beradu itupun terdengar nyaring. Keduanya sangat ahli dalam menggunakan pedang.
" Cih, siapa kau dan mau apa kau menyerangku " ucap Sarada.
Namun sang lawan hanya diam tak menjawab.
" Baik, kau hanya diam " ucap Sarada kepada sosok bertopeng yang di hadapinya.
Adu pedangpun kembali terjadi, keduanya imbang. Namun pedang sosok misterius itu berhasil mengenai tangan Sarada. Tiba - tiba...
Puff
" Hanya bunshin kemana yang asli " gumam sosok misterius itu.
" Jatuhkan katanamu atau katanaku akan menebas lehermu " ucap Sarada yang kini tengah berada di belakang sosok misterius itu sambil memposisikan katananya tepat di samping leher sosok misterius itu.
Sosok misterius itupun menjatuhkan katananya.
" Berbaliklah dan cepat buka topengmu itu " ucap Sarada.
Sosok misterius itupun menampilkan wajah yang sejak tadi bersembunyi di balik topeng.
Saradapun terkejut melihat wajah sosok misterius itu.
" Bo..ruto " ucap Sarada.
Saradapun merunkan katananya dan memasukannya ke dalam tempat katana yang berada di pinggangnya.
" Apa yang kau lakukan Baka " ucap Sarada.
" Aku tadi melihat mu latihan, dan aku ingin mengetahui sampai dimana kemampuanmu dalam menggunakan katana. Ternyata kau cukup hebat -dattebasa " ucap Boruto sambil menunjukkan cengiran khasnya itu.
" Tentu saja " ucap Sarada.
Saradapun berjalan menuju sebuah pohon rindang dan duduk di sana, hal itu diikuti oleh Boruto.
" Ne, Boruto -baka ada apa kau kemari ? " tanya Sarada dengan dingin padahal di hatinya sedang berbunga bunga.
' Kami-sama aku sangat senang ' batin Sarada.
" Aku mau cerita, tentang perasaanku -dattebasa " ucap Boruto.
" Hn, aku akan mendengarkanmu " balas Sarada.
" Akhir akhir ini perasaanku tidak enak, seperti akan ada sesuatu yang sangat berharga akan hilang dari ku, tapi aku tidak tahu apa itu -dattebasa " ucap Boruto.
" Lalu ? " ucap Sarada.
" Aku gelisah tahu -dattebasa " ucap Boruto.
" Jangan terlalu kau pikirkan Baka, itu hanya firasatmu. Jika itu benar - benar terjadi pasti kau akan berhasil merebut kembali sesuatu yang berharga bagimu itu. Kau kan kuat Baka " ucap Sarada sambil menunjukkan senyum manisnya.
" Kau itu mau memuji atau mengejekku Sarada ? " tanya Boruto.
" Keduanya " jawab Sarada dengan santainya.
" Terserahlah -dattebasa " ucap Boruto.
" Satu lagi resapi dan pahamilah perasaanmu itu, Baka " ucap Sarada.
" BORUTO -KUN " teriak sosok bersurai ungu yang berlari menghampiri dirinya.
Boruto dan Saradapun lansung berdiri melihat sosok bersurai ungu itu yang kini sedang berhadapan dengan mereka.
" Sumire " ucap Sarada dan Boruto bersamaan.
" Eh, Sarada -chan " ucap Sumire sambil tersenyum.
" Ano, Boruto -kun apakah kau sibuk ? " tanya Sumire.
" Tidak, juga. Memangnya ada apa -dattebasa ? " ucap Boruto.
" Bisakah kau ikut aku Boruto -kun ? " ucap Sumire.
" Umm, Baiklah. Sarada kau ikut ? " ucap Boruto.
" Tidak, kalian saja " ucap Sarada yang tengah memaksakan dirinya untuk tersenyum.
" Baiklah kalau begitu, ayo kita berangkat sekarang saja -dattebasa " ucap Boruto.
" Ha'i " balas Sumire.
" Sarada, kami pergi dulu -dattebasa " ucap Boruto menggandeng tangan Sumire.
" Jaa -ne, Sarada -chan " ucap Sumire sambil melambaikan tangan kearah Sarada.
Mereka berduapun semakin menjauh. Tanpa sadar mata onyx itu mengeluarkan cairan beningnya.
' Andai kau tahu Boruto hatiku sakit melihat ini semua, Aku sangat mencintaimu andai kau tahu itu ' batin Sarada.
Dari kejauhan sepasang sejoli memperhatikan mereka.
" Ne, Hima kakakmu itu memang payah dalam urusan kepekaan " ucap Inojin.
" Kau benar, Inojin -nii. Semoga nii -sanku itu tidak terlambat menyadari perasaannya itu " balas Himawari.
" Ayo, Aku antar pulang Hime " ucap Inojin.
" Baiklah, Anata " balas Himawari.
Sepasang sejoli itupun pergi meninggalkan tempat mereka berdiri.
*** Bersambung ***
Konbawa, minna.
Akhirnya bisa update juga.
Maafkan Author kalau updatenya kemaleman:)See you next chapter:)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last : Akhirnya Kau Menyadarinya
FanficTerinspirasi dari film The Last : Naruto the Movie Mengisahkan tentang kisah cinta Boruto Uzumaki dan Sarada Uchiha. Ia yang selalu memperhatikannya, akankah yang diperhatikan itu peka, menyadari semuanya ? Penasaran ? Ayo ikuti ceritanya:) NB : Di...