Terima kasih

2.4K 307 13
                                    

Akashi melonggarkan pelukannya, melihat wajah si biru. Matanya bengkak, masih dengan sedikit air mata yang akan jatuh.

Akashi menghapus air mata Kuroko.

"Matamu bengkak. Apa kau sudah puas menangis?."

Kuroko diam sambil menatap tanah. Ia sedang lelah, dan dihadapkan dengan kejadian seperti ini?tidak terduga sekali.

"Hey, mau sampai kapan disini, hm?ini sudah larut. Nanti kau masuk angin."

Akashi menarik lembut dagu Kuroko. Agar menatapnya.

Kuroko hanya menatapnya, tanpa bicara sama sekali. Ternyata mata Akashi sudah seperti semula.

"Kuantar kau pulang."

Terlalu lama menunggu jawaban, Akashi menggendong Kuroko ke mobilnya yang berada tak jauh dari gang itu. Meninggalkan Nash yang pingsan disana.

Sungguh, Akashi bersumpah dalam hatinya bahwa dia akan menghancurkan lelaki pirang yang telah kurang ajar kepada miliknya.

Kuroko hanya pasrah digendong Akashi seperti Putri kerajaan. Ia sudah kehabisan tenaganya.

Sebelum sampai di mobil Akashi, bahkan Kuroko sudah tertidur.

-🌻-

Merasa terguncang, Kuroko bangun dari tidurnya.

"Akashi-kun?apa yang kau lakukan?"

"Memencet password."

Click

"Tunggu, darimana kau tau Apartementku-

Lalu kenapa kau tau password Apartementku?."

"Aku mencaritau Apratementmu. Dan aku hanya menebak kalau passwordnya itu tanggal lahirmu. Ternyata benar, gampang sekali."

"Darimana kau tahu tanggal lahirku?"

"Kau banyak bertanya malam ini, Tetsuya."

Setelah pintu ditutup, Akashi membawa Kuroko ke kamar.

Kuroko merasa hidup kembali saat sudah menyentuh kasur empuknya.

"Jangan mengambil pekerjaan saat malam hari lagi. Aku tidak mau kau sampai berakhir seperti tadi."

"Kenapa kau tau aku ada disana, Akashi-kun?-

Kau tidak sedang mengikutiku, kan?."

"Siapa yang peduli?kalau tadi aku tidak mengikutimu, sekarang apa yang akan terjadi padamu?siapa yang akan menolongmu, hah?"

"Benar juga. Umm, Terima kasih ya, Akashi-kun."

"Tetsuya, maaf sebelumnya. Permisi, tampar aku setelah ini jika kau mau."

Setelah itu Akashi menjilat leher Kuroko, dan menggigit bekas tanda yang dibuat lelaki bajingan tadi.

"Ngh-

Akashi-kun?"

"Maaf aku lancang. Tapi aku tidak suka melihat tanda itu di lehermu, terlebih itu buatan orang lain. Kalau aku yang buat, aku baru menyukainya."

Tuan Penguntit | AkaKuro {SELESAI✓}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang