Eps special (2)

253 14 0
                                    

Hai, hai aning balik lagi
Authtor sebenarnya mager tapi
Gak apa-apa,dah
Lanjutin ini sampai selesai dulu
Jadi selamat menikmati

Hai, hai aning balik lagiAuthtor sebenarnya mager tapiGak apa-apa,dahLanjutin ini sampai selesai duluJadi selamat menikmati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(udh lama sih, tp masih bulan syawal jd gpp lah)

.
.
.
.
.
.
.

#Lan Xianfen

Pagi ini adalah hari ke lima para murid dari berbagai sakte belajar disini. Seperti biasa aku dan sepupuku, Jiang Huanle akan berada di kelas lebih awal dari pada yang lain.

"hei, A-fen... " aku baru sadar jika sepupuku memanggilku dengan nada sendu dan bosan(?).

"ya? "

"apa kau tak bosan belajar terus" aku mengerutkan alis mendengar pertanyaan itu. Jika memilih jujur aku juga bosan, tapi mengingat peraturan sakte gusulan ini aku berusaha untuk menyingkirkan perasaan itu. "mn... "

"ck... Kau memang mirip ayahmu" ujarnya sambil tersenyum secerah senyuman Zewu Jun. Apa dia tak sadar jika kelakuan dan wajahnya sebelas dua belas dengan ayahnya sendiri (?).
"tapi aku bukan orang yang minim ekspresi "

"iya, aku tahu, hei bagaimana kalau kita turun dari gunung, ku dengar dari penduduk desa akan ada perayaan disana"

"kau gila?"

"ayolah, aku belum pernah ke perayaan gusu" senyuman secerah mentari milik Huanle benar-benar membuatku menyetujui hal itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
"beruntung kakek sedang sibuk" jelas Huanle ketika ada di pasar. Aku hanya bisa mengangguk karena memang benar apa yang dia katakan barusan, lagi pula Huanle tak akan berani mengajak jika masih ada Kakek Qiren di gusu.

Kalau ku pikir-pikir lagi sudah lama sekali aku tidak ke perayaan gusu. Terakhir kali aku kesini ketika aku masih berumur 5 tahun bersama dengan ayah dan ibu. Aku jadi rindu ketika kami membeli permen apel dan lampu lentera dengan gambar kelinci.

"kau mau ini? " suara Huanle benar-benar menyadarkanku dari lamunan masa lalu. Senyum diwajahnya tak pernah lepas dan tangan kanannya kini tengah menyondorkan permen apel padaku. "terimaksih" aku menerima permen itu sambil berpikir, apa Huanle bisa membaca pikiran seseorang, yah?

"hah...tak ku sangka perayaan di gusu lumayan ramai juga" aku tak menjawab pertanyaan bodoh itu karena pasti Huanle akan paham apa yang aku pikirkan. Manis dan sedikit asam rasa dari permen appel memang tak berubah dari aku kecil dan itu membuatku cukup senang.

"sepertinya kau sangat menikmatinya ya, Xianfen"

Aku mengagguk kecil. Aku sangat menyukai perayaan gusu ini. Banyak sekali kenangan begitu manis disini bersama ayah dan ibu.
Kami menikmati acara berkeliling pasar diperayaan ini hingga sebuah keributan menarik perhatian kami berdua.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

One Plus One = We (tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang