Bab 6 ●︿●

240 20 3
                                    

Hai... Semua....
(mager sumpah pengen rebahan kek panda)

Hem... Oke,melanjutkan cerita gaje ini.
Bos: (masih gw pantau bocah)

Hanya satu kata buat Bos dari gw
"maaf"
Wei: author mulai kebanyakkan drama
Ath: apaan dah nih bocah?!
Wei: (╯3╰)
Oke, males author ngeladenin mulut busa si Wei Wuxian
.
.
.

1 Bulan kemudian

Malam di Gusulan terlihat sunyi dan tenang mengingat aturan malam sakte tersebut yang menyatakan tak boleh berkeliaran malam hari saat jam 9.
Namun, seseorang berbaju khas sakte Yummeng sedang berkeliaran di depan sebuah kamar dengan pintu terbuka.
"ah... Sial!,sial!, sial! " Huanle berjalan mondar mandir di depan pintu kamar kakaknya. Terlihat ia tengah mengacak-acak rambutnya sendiri seperti orang gila dan mengumpat tak jelas.
"dimana orang yang merepotkan itu berada di waktu malam ini? "
Wajahnya yang tampan dan tegas seperti tengah kesal berat.

Jiang Huanle, lelaki itu hanya akan bersikap temperamental terhadap kakak kandungnya, namun saat bersama orang lain ia akan bersikap ramah dan tenang seperti sang Ayah.

Dia kesal karena kakaknya menghilang dari kamarnya sendiri. Huanle hanya meninggalkan kakaknya sebentar untuk menutup jendela kamar. Entah kenapa Jingyi menjadi lebih gesik dan aktif saat kehamilannya yang sudah memasuki bulan ke empat dan itu membuat khawatir banyak orang. makanya, Huanle, selaku sang adik ditugaskan oleh Jian Cheng untuk mengawasi kakaknya sendiri.

"akhhhhh.... Sial!, kenapa kakak ipar harus ikut pergi perburuan malam!"
Runtuknya makin tak jelas.
"Lan A-le" sebuah nada dingin memanggil nama kelahirannya membuat Huanle tersentak dan menatap seorang pemuda berpakaian Sakte gusu yang seumuran dengan dirinya.
"ah... A-Fen, maaf atas kelakuanku melanggar aturan" Ujar Huanle lembut dengan seulas senyuman.
Sepertinya Huanle mewarisi gen kepekaan dari sang ayah -Zewu Jun- yang bisa mengartikan sepatah dua patah ucapan Xian Fen yang mirip seperti Han Guan Jun.

"kembalilah"

Huanle kembali tersenyum. "maaf atas kelancanganku sepupu, tapi bisa kau membantuku untuk mencari kakak? "
Alis Xian Fen terangakat sebelah dengan wajah penasaran. "dia kabur lagi! " Huanle mulai memperjelas ucapannya dengan menekankan perkataannya.
"baiklah, ayo kita cari kakak"

Kini dua orang itu tengah berjalan mengitari taman yang ada diluar pintu gerbang utama Sakte Gusulan. "aku bersyukur yang berjaga malam ini adalah kau, A-Fen"

"ya, jika bukan aku mungkin kau akan keluar diam-diam"

Huanle hanya tersenyum lebar mendengar ucapan sepupunya itu. Kadang ia berfikir bagaimana bisa Xian Fen memiliki tampang datar sang Ayah padahal arti namanya adalah kegembiraan, tapi setidaknya Xian Fen sedikit banyak bicara ketika bersama keluarganya.

Bulan purnama bercahaya terang menambah kesyahduan malam digunung tersebut. Namun, dua orang remaja itu tidak ada waktu untuk menikmati pemandangan langit malam tersebut karena masih fokus mencari seorang yang tengah hamil dan kabur dari pengawasan.

"Akkhhhh.... Akan ku patahkan kakimu kakak!!! "teriak Huanle kesal karena suda dua dupa lamanya Mereka belum menemukan Jingyi. Xian Fen hanya menggeleng kepalanya pelan, baginya percuma mengingatkan aturan sakte Gusulan ketika temperamental sapupunya kumat. Kadang ia heran dengan Huanle yang slalu bersikap agung dan ramah dengan orang lain, namun saat berhadapan dengan Jingyi dia akan berubah 180 derajat menjadi orang yang berteramental menakutkan.

"kita istirahat dulu disini, Lan A-le"
Xian Fen sudah duduk bersandar dipohon paling besar ditaman. Huanle akhirnya melakukan hal yang sama dengan sepupunya itu lagi pula kakinya terasa akan patah karena mencari kakak sialannya!.

One Plus One = We (tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang