Bab 5 ≥﹏≤ 18+

341 20 5
                                    

Hah... Sampek juga di bab ini
Btw ini jantung dag dig dug mulu
Duh.....
Oky WARNING yah!!!
Ini ada adegan tak senonohnya!!!
.
.
.
Sebenarnya, sih kagak cuman kayanya otak para pembaca yang bayanginnya luas.

(gara-gara aku sendiri juga sih kenapa malah nulis ginian?!)

WARNING POKOKNYA!!!  18+

Jingyi menatap Zizhen yang sudah bersiap akan tidur. Dirinya baru saja pulang dari perburuan malam Gusulan dan sejak siang tadi juga dia sibuk berkutat pada dokumen saktenya yang dikirmkan kepadanya, jadi seharian ini dia benar-benar tidak menemani Jingyi.

Merasa ditatap oleh manik Jingyi Zizhen balik menatapnya heran. "ada apa? "

Jingyi mendegus pelan. "aku ingin dipijat, capek setelah berburu jeruk dengan Huanle dan Xian Fen tadi" tubuh ramping Jingyi mulai bersandar di dada bidang milik lelaki yang berstatus suaminya itu. Zizhen tersenyum melihat tingkah Jingyi yang manja kepadanya. "mana yang pegal, biar aku pijat"

Jingyi tidak menjawab hal itu, ia malah mengambar sesuatu dengan jari telunjuknya di dada bidang Zizhen dan itu sangat geli baginya. "hei, kau bilang ingin dipijat"

"hem...baiklah"
Jingyi bangkit dan duduk bersila. "pundakku sedikit pegal"
Dengan telaten Zizhen memijat pundak Jingyi agar lelaki yang hamil ini bisa kembali segar. "ahhhh... Terus....disitu... "
Sialnya, suara Jingyi yang keenakkan dipijat itu sangat ambigu dan menggoda iman Zizhen. Apalagi kini pundak Jingyi hanya tertutup kain sedikit dan memperlihatkan kulit putih dan bersih pundaknya. Zizhen hanya menelan ludah menatap godaan di depannya, yah, dia menahan adik kecilnya yang sudah berdiri dibawah. "ah, sialan.... Aq tak bisa menahan ini lebih lama" batinnya tersiksa dengan keadaan ini.

"sudah enakkan, terimakasih" ujar Jingyi berbalik menatap suaminya yang sudah menurunkan kedua tangannya dari pundak Jingyi. Jingyi terkejut ketika Zizhen memeluknya erat seolah takut dia akan menghilang. "jingyi... Aku ingin..." bisik Zizhen tepat ditelinga kanan Jingyi. Hembusan nafas panas milik Zizhen begitu terasa dan mengelikan saat menyentuh kulit telinganya. Tangan kekar itu mulai meremas bongkahan kesukaannya. "ahhhkkk..." suara desahan Jingyi tercekat dengan gerakkan Zizhen yang mendadak.

"aku ingin menerkammu" suara serak milik Zizhen sangat menggoda Jingyi dan membuatnya mengangguk pelan. "tapi,.. Ah... Pelan-pelan, ok"  dengan cepat Zizhen meraup bibir pink merona milik Jingyi.
"ahkkhh... Ah.. " suara desahan Jingyi terdengar di sela-sela ciuman panasnya. Lidah Zizhen mengabsen tatanan gigi kemudian bertautan pelan dengan lidah Jingyi.

Ia menjauhkan wajahnya memberikan kesempatan Jingyi untuk meraup oksigen sebanyak-banyaknya. Wajah merah lelaki imut itu menambah gairah yang ditahan Zizhen membuatnya kembali mencium bibir, pipi,  dan mata Jingyi. Dengan sekali gerakkan menarik Zizhen berhasil membuat Jingyi tidur dibawahnya. Mata Jingyi yang sedikit berair, bibir bengkak dan pakaiannya yang sudah sedikit berantakan menambah minat Zizhen malam ini.

"aakkhhhhh... Zi.. Zh...ahh... " Jingyi kembali mendesah ketika Zizhen mengigit pelan leher jejangnya, mungkin bekas kiss mark itu tak kan bisa hilang untuk beberapa hari kedepan. "kau menggodaku yah... " ujar Zizhen ketika jarinya bermain dengan pineppel pink Jingyi.

"hm.. Ah.. "

"aioo jangan mendesah... Kau benar-benar menggoda"

One Plus One = We (tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang