Bab 11 -_-+

177 17 0
                                    

Hai, hai author balik lagi
Kita bakal sambung cerita kemarin
Lagian gimana keadaan wei wuxian ama Jiang cheng pas kena mantra tidur.
.
.
.
Btw dua pemuda itu juga radak kurang ajar dan mau-mau aja diperbudak ama Jingyi
Apalagi yang satu emg bucin kakak
.
.
.

Ketika sampai di Gusulan, dua orang yang berpakaian merah dengan ungu sudah menunggu di taman depan sakte Gusulan dengan kedua tangan mereka yang dilipat didepan dada dengan aura mencengkam dan ditujukan pada dua pemuda yang kebetulan berjalan paling depan.

Xian Fen dan Jiang Huanle hanya bisa menelan ludah mereka dengan kasar saat melihat ibu mereka dalam mode garang. "Bunda, gawat Jingyi! " seru Zizhen pada Jiang Cheng. Manik ungu itu membulat melihat anak kesayangannya tengah digendong dengan penampilan yang mengkhawatirkan. "bawa ia ke ruang pengobatan!, akan ku antar! " ujar Jiang Cheng langsung mengikuti langkah cepat Zizhen.

Wei Wuxian juga tergelak kaget dengan keadaan Jingyi saat ini namun perasaan itu harus ia simpan. Yah, mengingat ada hal yang harus ia lakukan dengan dua orang pemuda dihadapannya. "kalian ikut aku, kau juga Lan Zhan" ujarnya dingin menatap tajam Xian Fen dan Huanle bergantian. Sebenarnya tanpa disuruhpun pasti Lan Wangji akan mengikuti kemanapun 'istrinya'itu pergi.

"Aku juga akan ikut dengan kalian, Shizui sebaiknya kau membantu Jiang Cheng dan Zizhen" Sizhui mengangguk dan langsung pergi ke arah ruang pengobatan.
Lan Xichen menepuk pundak dua pemuda yang ada dihadapannya sambil tersenyum dengan makna yang cukup menakutkan. "ayo, kita harus menyelesaikan hal ini"

Xian Fen dan Jiang Huanle hanya bisa mengangguk pasrah dengan pernyataan Lan Xichen tersebut. Bagaimanapun juga mereka memang salah karena memperbolehkan Jingyi berburu dan membuatnya terluka juga.
.
.
.
.
.
  Jingyi mendengus lelah karena diharuskan terus berbaring selama tiga hari setelah kejadian saat itu. Yah, keadaan tubuhnya masih belum membaik mengingat dia mengeluarkan darah begitu banyak beruntung bayi dalam kandungannya baik-baik saja.

Dia juga sudah meminta maaf kepada yang lain juga meminta keringanan untuk hukuman yang akan diterima oleh dua adiknya itu walau sebenarnya dia juga dihukum, tapi karena sedang hamil jadi hukuman yang dijalani hanya berdiam didalam kamarnya sampai keadaannya pulih.

"hah!...Aku bosan!" seru Jingyi kembali memejamkan matanya dengan kesal. "kalau bosan, baca saja gulungan yang ku bawakan untukmu" Jingyi hanya bisa berdecak kesal pada suara Suaminya itu. Yah, Zizhen akhirnya turun tangan untuk mengawasi Jingyi, jadi gulungan-gulungan pekerjaan Zizhen yang semula ada diperpus akhirnya dipindah kedalam kamar mereka berdua.

"kau menyebalkan! "

Zizhen tertwa kecil melihat tingkah istrinya yang sedang kebosanan setengah mati diatas kasurnya. "inikan konsekuensi dari tingkahmu tiga hari lalu" jawab Zizhen yang mulai gemas ketika melihat istrinya menghadap padanya dengan pipi yang dikembungkan membuat wajah Jingyi benar-benar imut. "kira-kira bagaimana keadaan mereka, yah?" tanya Jingyi yang kemudian menghadapkan tatapannya pada langit-langit kamar.

Zizhen mengerti jika istrinya ini mengkhawatirkan dua adiknya, siapa lagi kalau bukan Jiang Huanle dan Lan A Fen. "tenang saja mereka hanya mendapatkan hukuman ringan, A Fen diharuskan menyalin aturan gusulan sebanyak 20 lembar saat pagi hari kemudian dilanjutkan berdiri dengan dua ember sampai sore selama satu bulan penuh begitu juga dengan Huanle, namun hanya beda waktu saja"
Jingyi yang mendengar penjelasan Zizhen bernafas lega namun juga heran. Lega karena hukuman dua adiknya tak terlalu berat seperti yang diberikan Lan Qiren dulu dan heran karena pembedaan waktu antara dua orang itu dalam menjalani hukuman.
"maksud beda waktu? "

One Plus One = We (tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang