IX - Welcome Ben

569 50 1
                                    

Lima cerita aku sudah ada di google playbook guys. Kalian bisa dapatkan disana.

 Kalian bisa dapatkan disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Follow instagram : albian.bella

Happy reading ...

Bab ini, masih tentang masa lalu ya. Harap bersabar. Nanti akan ada saatnya gong besar berbunyi.

***

Ijinkan aku pulih, untuk mengejarnya.

Usai perawatan selama 5 hari, akhirnya Alan dan rekannya dipindahkan ke Jakarta. Disini pasti pengobatan lebih modern dan tentu sana banyak teman serta bawahannya yang menjenguk. Tidak seperti di tanah timur itu, mereka merasa kesepian.

Saat ini, tujuan Alan hanya satu. Bukan tentang mencari Andrea, tapi untuk pulih dari kondisinya. Ia tak mau terlihat lemah dan tak bertenaga di hadapan wanita pirang itu.

Jika dulu dalam kesakitan seperti ini dan Andrea masih ada di sampingnya, pasti Andrea akan menatapnya simpati. Ia akan merawat Alan dengan kesungguhan hati, mengelus bagian tubuh yang sakit hingga Alan tertidur. Andrea adalah hal terbaik dalam hidup Alan, sayangnya itu terlambat untuk disadari.

Perlakuan buruk berkali-kali yang Alan berikan, membuat wanita itu perlahan mundur dan menyerah. Jelas, memang siapa di dunia ini yang ingin hidup dan bertahan dengan seseorang yang selalu membuatnya sedih? Secara naluri pasti manusia menginginkan kebahagian.

***

"Aku sudah melakukannya."

Andrea berulang kali mengatakan hal itu, dan Claire tidak percaya-perempuan keras kepala. Perlu ditegaskan, Andrea benar-benar sudah memberitahukan Alan tentang kehamilannya, melalui email. Terkirim.

"Jika kamu benar melakukannya, pasti dia sudah datang kemari. Tapi sampai 4 bulan kehamilanmu, pria itu belum juga datang. Apakah itu berarti dia...?"

Claire memelankan suaranya di kalimat terakhir, setelah melihat reaksi Andrea yang langsung terdiam saat memotong wortel. Sepertinya Claire salah bicara, dan itu bisa menganggu mood seorang Andrea yang sedang hamil. Kakaknya menjadi wanita cengeng akhir-akhir ini, setiap malam pasti ada saja yang membuatnya menangis. Dari hal kecil yang tidak penting sampai hal besar tentang poros hidupnya saat ini-sang bayi.

Terlihat kedua tangan Andrea melepas apa yang tadi dia pegang, sekarang beralih mengelus perutnya yang sudah membuncit. Kepalanya menunduk ke arah di mana tangannya berada, tatapannya menandakan dia begitu sayang pada makhluk kecil di dalam sana. Ia mau mengorbankan apa saja untuknya-begitu mungkin.

Unfinished Love [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang