Part 2

50 7 0
                                    

Bel pulang berbunyi semua siswa berhamburan keluar. Tapi tidak dengan Shella. Dia lebih memilih mendahulukan semua murid daripada harus berdesak desakan.

Tanpa Shella sadari, sedari tadi ada sepasang mata yang mengawasi semua gerak geriknya.

"Gam lu ngapain dah disini,. Ga pulang? Udah sepi nih" tegur Galih salah satu sahabat Agam.

Ya laki laki itu adalah Agam Fahreza Pradipta.

"Liatin apa sih Gam serius amat dah" tanya Davin yang heran melihat sahabatnya ini seperti mengawasi satu satunya cewe yang tersisa. Yang sedang memejamkan matanya.

"Enggak, ayo pulang" sahut Agam
Merekapun pulang.

Saat hendak berbaik Agam melihat gadis itu mengangkat telpon dari seseorang dan menciptakan ekpresi marah, mungkin.

"Gue lelah kapan kasus ini selesai sih
Gue udah ga sabar pengen bales" Shella bergumam

Saat sedang nyaman bersandar dikursi sambil memejamkan mata. Hpnya bergetar tanda ada panggilan masuk

Terlihat nama Bang Daniel. Daniel adalah tangan kanan Shella di Eagle Eyes Mafia. Shella sendiri adalah leader Eagle Eyes yang terkenal sangat kejam. Dengan cepat Shella menggeser tombol hijau untuk menjawab teleponnya.

"Ga biasanya Bang Daniel nelpon gue kalo gue lagi disekolah. Kenapa ya" batin Shella.

"Hallo bang ada apa?"

"Shel gawat"

"Ceritakan!"

"Markas di serang Shel,
Keadaan markas ancur"

"Sialan!!"

Sambungan diputuskan sepihak oleh Shella. Dengan tergesa gesa Shella memasukkan barangnya ke dalam tas.

"Dia kenapa, buru buru banget keliatan marah juga" Agam membatin

"Kenapa ada masalah?" Refleks Agam mencekal lengan Shella

Shella kaget bukan cuma Shella teman teman agam bahkan Agam sendiri kaget

Dengan cepat Shella mengatur ekspresinya menjadi datar kembali

"Lepas"

"Gak, gak sebelum Lo jawab pertanyaan gue" kekeuh Agam

Shella hanya mengangkat sebelah alisnya sebelum memutar tangan Agam dan memelintirnya kemudian melepaskannya dan segera berlalu dari sana

Agam yang mendapat serangan mendadak hanya bisa mengaduh
Dan melongo melihat tingkah gadis itu

"Sangat menarik" gumam Agam khas dengan smirk nya

Galih dan Davin yang melihat itu semua melongo dan ga berkedip sama sekali mereka masih terdiam. Sampai Agam menyadarkan mereka

"Woy pada ngapain?" Agam memukul bahu Galih dan Davin bergantian

"Ekpresi lo berdua kaya orang bodoh tau ga" lanjutnya dengan sarkas

Agam meninggalkan dua sahabat nya itu.

"Woy Agam aelaahh tungguin" teriak Davin yang lebih dulu sadar

"Gam Dav tungguin ooyy jangan tinggalin orang ganteng sembarangan" susul Galih dengan lebaynya.

Shella sampai di markas Eagle Eyes. Shella Sangat marah saat melihat markasnya hancur dan banyak anggotanya tak bernyawa

"Bangsat siapa yang berani nyerang markas Eagle Eyes" geram Shella

Di dalam bang Daniel dan yang lainnya sudah duduk dengan kemarahan yang sama

"Apa yang mereka dapat bang" tanya Shella sangat dingin membuat yang ditanya meneguk ludah kasar

"Mereka mencari identitas Lo Shel tapi mereka gak mendapatkannya" Jawab bang Daniel dengan takut

"Siapa mereka"

"Black dark"

"Ke ruangan saya Daniel" Shela menyebut Danie tanpa embel embel Abang lagi dan menggubah panggilannya menjadi saya

Daniel tau jika Shella sudah memanggilnya tanpa menggunakan Abang dan memakai nada formal artinya Shella benar benar marah

"Baik nona" jawab Daniel

Shella masuk ke ruangannya

"Duduk" perintahnya pada Daniel tangan kanannya itu.

"Jelaskan!" Perintah Shella yang terdengar mutlak

"Baik nona, kami sebenarnya terkejut sebab black dark datang secara tiba tiba dengan membawa banyak anggota, kita kalah jumlah karna anggota kita saat ini banyak sedang dalam misi. Mereka seperti tau betul keadaan markas kita saat ini nona." Daniel diam sebentar

Melihat Shella yang mengangguk Daniel kembali melanjutkan pejelasannya

"Melihat situasi ini saya segera meminta bantuan pada markas utama yang tidak diketahui para mafia lainnya. Kita dapat memukul mereka mundur meski banyak dari anggota kita yang kehilangan nyawa dan luka luka tapi saya pastikan nona apa yang mereka cari tidak mereka dapatkan."

"Cari tau alasan mereka menginginkan identitas saya dan pengkhianat itu" perintah shella

"Dan ya apa kau menangkap salah satu dari mereka untuk jadi mainanku"

"Tentu nona"

"Lets play" ucap Shella dengan smirk nya membuat siapapun yang melihatnya akan meneguk ludah kasar dan gemetar ketakutan.

ShellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang