04.DiSkors.

13 13 0
                                    

"Alice."

Alice mendongak melihat tiga orang gadis yang baru datang sambil tersenyum manis kearahnya. Tanpa disuruh pun mereka bertiga langsung mengambil tempat duduk masing-masing.

Siapa lagi kalau bukan Delia, Risa, dan Sesi-lah orangnya?

Tadi, Alice dipaksa bercerita tentang kejadian disekolah. Jika Alice tidak cerita maka mereka yang akan mendatangi rumah Alice, walaupun mereka tidak tahu dimana rumah Alice. Bisa saja mereka mencari cara lain untuk tetap datang kerumahnya, 'kan? Daripada mereka datang kerumah Alice, lalu mengetahui rahasia tentangnya, maka ia pikir tidak ada salahnya juga kalau ia mengajak mereka bertiga bertemu dikafe, untuk menceritakan kejadian tadi.

"Al, lo beneran diskors?" tanya Delia. Alice menjawabnya dengan anggukan kepala.

"Ck! Kok bisa sih? Gimana ceritanya coba lo bisa diskors?" decak Sesi heboh, Sesi ini selalu saja heboh. Alice menghembuskan nafasnya pelan.

"Hmmm. Ceritanya kek gini ...."

***

"Permisi."

"Silakan, masuk."

Dua orang gadis terlihat memasuki ruangan yang saat ini Alice dan Vika cs berada.

"Bapak manggil saya?" tanya seorang gadis yang rambutnya tergerai, sedangkan gadis yang satunya hanya diam menunduk saja. Pak Tatang mengangguk menjawab pertanyaan dari muridnya itu.

"Ada apa ya, Pak?"

Gadis itu mengerutkan alisnya bingung, pasalnya tadi ia baru masuk ke kelasnya---setelah selesai dari toilet untuk membersihkan temannya yang keadaannya sangat kacau, karena aksi penindasan---Ia dipanggil menggunakan speaker, yang menyuruh dirinya dan Dinda---temanya untuk segera menemui Pak Tatang diruang bk.

"Gina, apa kamu tahu tentang pembullyan yang dilakukan oleh alice terhadap seniornya?" tanya Pak Tatang kepada seorang siswi bernama Gina.

"Hmm?" Gina sempat berpikir sejenak. "Kak Alice bukannya yang tadi bantuin temen aku itu'kan?"

Alice membalasnya dengan anggukan kepala dan senyuman lebar. Ia sudah tahu akan seperti apa nanti jadinya.

Gadis yang sedari tadi menunduk itu perlahan mengangkat kepalanya. Menatap satu persatu orang yang berada di sana. Ia ketakutan saat melihat tiga orang yang membullynya tadi digudang.

"Kamu kenapa Din?" tanya Gina saat dirasa temannya itu ketakutan.

"Gina, mereka itu yang tadi bully aku," cicitnya pelan. Sambil menunjuk ragu kearah Vika cs.

Pak Tatang yang melihat arah tunjuk itu kepada Vika cs, menatap tajam kearah mereka yang sekarang sedang gelagapan.

Ia Sudah menduganya, ia juga sempat berpikir. Mana mungkin seorang junior melakukan pembullyan terhadap senior? Dan yang tidak memungkinkannya lagi jumlahnya juga terbalik, yang membully satu orang, dan yang dibully tiga orang. Aneh bukan?

3 8 1 : I LOVE YOU [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang