33. Riki mabuk.

0 1 0
                                    

Pukul 22:29

"Jack I ... rawan."

Alice menatap fokus ke layar laptopnya. Ya, malam ini ia akan menggali informasi terkait keluarga Irawan yang tak lain adalah Papa Riki dan Delia.

"Jack Irawan sang pengusaha sukses." Alice membuka artikel tersebut, tetapi ia mendesah kecewa saat layar laptopnya hanya menampilkan warna putih tanpa tulisan apa pun.

Alice kembali ke awal, banyak pilihan yang tertera di layar laptopnya. Dan ia membacanya satu persatu.

Jarinya berhenti bergerak saat matanya melihat tulisan yang berbeda dari yang lain, ia membaca judul artikel tersebut.

"Kasus istri pengusaha sukses Jack Irawan." Alice mengerutkan kening matanya beralih menatap lain bukan ke laptop, "kasus?"

Mengerjapkan matanya berkali-kali kemudian melihat kembali layar laptopnya dan melihat isi artikel tersebut.

Lagi dan lagi Alice mendesah kecewa karena yang tertampil hanya warna putih tanpa satu patah kata yang tertulis disana. Kosong melompong.

"Ck! Aahh!" Alice menggaruk kepalanya kesal. Kemudian menggigit bibir bawahnya mencari cara lain untuk mendapatkan informasi.

Sepertinya ini adalah kesengajaan agar tidak ada seorang pun yang mengetahui kasus terkait keluarga Jack Irawan. Terbukti karena Alice yang mencari informasi lewat artikel itu sudah tidak ada lagi.

Alice menegakkan tubuh. "Kasus? Tapi ... kasus apaan? Ngeselin nih google-nya ngajakin ribut." Alice misuh-misuh sendiri.

Ia hendak mengetikan sesuatu lagi di atas keyboard-nya. Akan tetapi, terhenti karena mendengar suara ketukan dari luar balkon kamarnya.

Tok tok tok!

Alice mengernyitkan dahi, siapa malam-malam begini yang bertamu lewat jendela balkon? Malingkah?

Mana mungkin maling, kalau maling pasti akan langsung mencuri bukan malah mengetuk-ngetuk jendela balkon.

Tok tok tok

Alice menyingkap selimut yang menutupi pahanya, ia kemudian turun dan melangkah mendekati jendela balkon.

Melirik ke semua penjuru ruangan mencari sesuatu yang sekiranya dapat ia jadikan senjatanya. Takut-takut yang mengetuk jendela itu orang jahat maka Alice akan langsung memukulnya.

Langkahnya kian mendekat dan tepat berada di hadapan balkon tersebut, Alice tidak memegang benda apa pun di tanganya. Karena di setiap sudut kamarnya tidak ada barang yang dapat ia jadikan senjata, ada pun ia memecahkan salah satu vas bunga yang terbuat dari kaca, maka akan sangat beresiko besar.

Iya takutnya Alice akan kebablasan nanti.

Ketukan tersebut semakin lama semakin pelan. Membuat Alice semakin penasaran siapakah yang mengetuk jendela tetsebut.

Alice membuka tirai yang menutupi kaca jendela balkon, ia dapat melihat Riki yang berdiri dengan lemas di depannya.

Tanpa kata Alice langsung membuka jendelanya, dan tubuh Riki langsung ia bawa masuk ke dalam.

"Ki." Alice menepuk-nepuk pipi Riki dengan pelan. Indera penciumannya menajam saat mencium bau alkohol yang berasal dari Riki. Riki mabuk?

"Ki, lo mabuk?" Alice menangkup sisi wajah Riki yang terlihat lemas, astaga ada banyak lebam di wajahnya.

"Riki, muka lo kenapa?" Alice khawatir bukan main melihat kondisi Riki yang terlihat mengenaskan.

Riki tidak menjawab, pria itu lantas menarik pinggang ramping Alice, dan langsung memeluk tubuh gadis itu dengan erat.

3 8 1 : I LOVE YOU [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang