30. Ribut.

4 2 0
                                    

Hai, para readers kesayangan. Apa kabar?

Happy Reading❤...

♡♡♡

Alice menatap para inti geng Leo yang baru saja sampai ke sekolah dan memarkirkan motor mereka di parkiran yang sudah tersedia. Di sana Riki membonceng Delia, dengan Delia yang memakai jaket kebanggaan milik Riki.

Melihat itu membuat Alice terdiam sembari menahan sesak di hatinya. Saat tatapan Riki dan Alice bertemu, Alice memutuskan kontak mata terlebih dahulu dan langsung melangkah pergi menjauhi area parkiran.

Riki yang melihat Alice memilih pergi tangannya perlahan melepas tangan Delia yang melilit di perutnya.

"Del, lepas. Udah sampe sekolahan," ucap Riki pelan. Para inti Leo lainnya menatap malas kepada Delia yang seperti sengaja melakukan itu semua agar Alice marah kepada Riki.

"Heh! Del ondel-ondel! Tangan lo tuh merusak pemandangan tau nggak!" Lutfi menatap sinis Delia yang masih merangkul perut Riki, "Seharusnya itu ibu bos Alice yang ada di boncengan bos Riki, bukan lo!" lanjutnya.

Delia melotot mulutnya sedikit terbuka, ia tidak terima kalau ia di panggil Ondel-Ondel seperti yang Lutfi ucapkan tadi untuknya.

"Riki, dia ngatain aku," adu Delia pada Riki.

Sontak kelima inti geng Leo berdecih dalam hati, ternyata tukang ngadu! Begitulah pikir mereka.

"Gue duluan." Fikri yang sedari tadi diam saja kini angkat bicara, ia mulai melangkahkan kakinya. Namun berhenti sejenak.

"Inget, pacar lo Alice," ucap Fikri dingin lalu melangkahkan kakinya kembali.

"Nah! Denger bos, pacar lo itu ibu bos Alice bukan Del ondel-ondel!" sarkas Lutfi, Delia lagi-lagi melotot saat Lutfi memanggilnya dengan sebutan seperti tadi.

"Riki, dia manggil gue kaya gitu. Gue nggak terima!" ucapnya dengan nada yang sedikit tinggi.

"Dihh siapa juga yang mau nerima lo," sahut Lutfi pedas.

Riki memejamkan matanya sejenak, "Lut, lo jangan kaya gitu sama Delia."

Lutfi dan yang lain menghela napas malas, Riki membela pepacor? Oh no! Riki ini kenapa sih?

Tau pepacor? Itu lohh yang gatel kek nanas. Eh.

"Gue duluan, belum ngerjain pr." Farel bergegas pergi meninggalkan mereka lalu di susul oleh Bagas.

"Gue duluan juga deh, belum nyiapin hujatan soalnya."

Riki menatap punggung Bagas yang sudah berbalik.

"Slan, mau ikut nggak ke kantin?" tanya Lutfi, Aslan mengangguk kemudian mereka berdua ikut pergi.

Hanya tersisa Riki, Delia dan Eko saja. Eko yang merasa seperti nyamuk di antara Riki dan Delia, mengibaskan tangannya ke atas udara layaknya mengusir nyamuk.

"Ngueng ngueng ngueng. Banyak nyamuk, eum ... terus auranya juga lumayan panas. Kaya ada setan, hahay! Palpalepalpale!" katanya sembari tertawa kemudian pergi meninggalkan Riki. Hanya tersisa Riki dan Delia saja.

Riki tahu teman-temannya pergi dengan alasan berbeda-beda hanya untuk menghindari Delia saja. Riki juga tahu kalau selama ini para temannya sedikit risih terhadap Delia yang selalu menempelinya, padahal, Delia sendiri sudah tahu kalau Riki sudah punya pacar.

"Riki kamu mau ninggalin aku juga?"

Riki terdiam menatap wajah Delia yang terlihat kecewa, kemudian menggelengkan kepala.

3 8 1 : I LOVE YOU [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang