"yah...dari mana ya..?" kata aine pelan, melirik ke sisi lain, masih tidak ingin menatap kedua temannya. ia mencoba untuk menatap jendela kecil disebelahnya, dimana sinar matahari mulai memudar, digantikan oleh gelapnya malam."tadi.. saat di kafe... y-yah... pelanggan yang aku tulis namanya sebelum aku pingsan.. pelanggan tersebut.... damian kan?"
chloe dan ryan mengangguk pelan
"r-ryan.. kau ingat saat aku bilang, dulu seseorang mengidap hanahaki karena ku..?" ucap aine, kini ia menatap lurus ke mata ryan, dimana ryan menjawab,
"j-jangan bilang-" ucapan ryan diputus oleh aine.
"y-ya.. namanya damian..."
chloe terkejut. ia menutup mulutnya, menatap aine dengan mata yang sangat terkesiap. jelas saja ia terkejut, chloe tidak pernah diberi tau apapun tentang cerita hanahaki aine.
"kejadian ini 4 tahun yang lalu. damian.. dia sangat dekat denganku, sangat spesial.. sayangnya aku jatuh kepadanya saat ia sudah kritis, dan tanpa aku ketahui, ia meninggal..." aine mulai menceritakan semua yang sudah terjadi 4 tahun ini. ia ingin menceritakan semuanya, ingin kedua sahabat disebelahnya ini tau keadaannya.
"lost contact.. selama beberapa tahun... hanya ibunya yang ku temui. itupun hanya beberapa menit berbincang. tidak banyak" ucapnya kembali, kali ini, menatap jendela, langit sudah gelap. ia lumayan terkejut bagaimana bisa waktu berjalan begitu cepat...
"4 tahun menjalani depresi kehilangan teman yang dekat, 4 tahun menjalani percobaan, mencoba untuk merelakan, mencoba untuk melupakannya..." lanjutnya, menunduk kebawah, tetesan air mulai turun dari wajahnya lebih deras. aine memeluk dirinya sendiri, matanya menutup.
"mencoba untuk menjadi lebih baik" gumamnya, suaranya mulai pecah.
"bayangkan, 4 tahun merelakan, dan usahamu itu semua hancur, saat ada kebetulan di hadapanmu.." tetesan air meluncur deras dari wajahnya, aine menunduk, pelukannya kepada dirinya sendiri menjadi lebih erat.
"chloe... ryan..." kata aine pelan, ia mengangkat kepalanya, pelan-pelan menoleh ke arah kedua wajah temannya. chloe menangis, tangan masih menutup mulutnya. ryan menoleh, menghadap arah lain, tidak ingin menangis untuk temannya. namun aine tau, ryan menangis.
"apakah aku lemah? apakah aku lemah jika aku bisa hancur mendengar namanya? apakah aku lemah jika aku hancur karena kebetulan saja? apakah aku lemah jika aku tidak bisa merelakan seseorang?" kata aine kembali. sekilas bayangan damian tersenyum tulus kepadanya muncul di kepalanya. tetesan air mata aine mulai menderas, ia memeluk erat dirinya sendiri.
"tidak aine, kau tidak lemah..." ucap chloe pelan, mulai memeluk aine, menangis di bahunya. yang aine balas dengan pelukan yang sangat erat, aine menangis, mengeluarkan suara isakan pelan namun masih bisa terdengar seisi ruangan.
"kau kuat, kuat sekali... 4 tahun menjalani percobaan.. kau kuat aine, sangat kuat...." kata chloe, mencoba untuk menyemangati sahabatnya yang ia anggap adik sendiri, mencoba untuk mengatakan hal-hal positif bagi sahabatnya.
ryan bergabung ke pelukan tersebut. ia menaruh kepalanya diatas kepala aine. mereka bertiga menangis bersama, chloe dan ryan mengatakan hal-hal positif di selang isakan, aine hanya bisa tersenyum, bersyukur mempunyai sahabat seperti keduanya ini. berterima kasih kepada keduanya karena sudah berteman dengannya.
bisa dikatakan malam itu memang malam penuh tetesan air mata.
🌻🌻🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
sunflowers.
Teen Fiction[ONGOING] siapa tau cinta bertepuk sebelah tangan bisa menyebabkan penyakit parah? aine(dibaca ein)ayana putri adalah gadis siswa sma kelas 11 yang tidak pernah merasakan namanya 'cinta' damian rizky putra menyukai aine, teman masa kecilnya. namun s...