twelve

4K 132 1
                                        

"Kamu mau ngomong apa?"

"Apa kaka udah tau kalau Bang Ziki mau ke Jepang?" Tanya Audy tanpa basa basi dan sukses membuat Dila kaget, matanya membola.

"Apaa?!!"

***

Audy membuang napas kasar, "Lusa bang Ziki berangkat. Ih padahal aku pengen tuh dia nolak permintaan papah terus kasih tau ke mereka kalau kakak hamil tapi ternyata semuanya gak sesuai ekspetasi aku." Lanjut Audy dengan wajah yang terlihat sangat kecewa dengan abangnya.

"Apa yanga akan kakak lakukan sekarang?" Tanya Audy.

Dila menggeleng lemah, "Aku gak tau"

Audy tersenyum sambil menggenggam tangan Dila, "Pokoknya apa pun yang kak Dila lakuin aku tetap dukung, asal ponakan aku baik-baik aja. Dan kak Dila gak perlu khwatir bang Ziki aku yang ngurus biar aku pites palanya" ucapnya memberi semangat, Dila terkekeh dengan bocah berseragam putih-biru ini.

"Terimakasih banyak" Ucap Dila ditambah dengan senyuman termanisnya.

" iya kak sama-sama" Audy melirik kearah jam tangannya, "Kak aku aku ketempat les sekarang, kakak harus jaga diri kakak baik-baik biar ponakan aku sehat terus kalau ada apa-apa terlpon aku aja gak usab telpon abang, nih nomen aku kak" ucap Audy sambil memberi selembar kertas kecil yang berisi nomor handphone.

"Baiklah, nanti malam kamu aku telpon" ucap Dila membuat Audy tersenyum senang.

"Yey! Yaudah aku berangkat dulu kak bye" pamitnya yang disertakan labaian tangan, dibalas lambaian tangan juga oleh Dila.

Sepeninggalan Audy, Dila masih diam tidak beranjak dari tempat duduknya. Apa yang harus dirinya lakukan sekarang? Hamil tanpa ditemani sosok lelaki, membesarkan seorang anak seorangan diri. Apa kata orang nanti.

Berarti dirinya harus lebih ekstra mencari uang untuk biaya kehidupannya bersama anaknya. Perlahan ia menyentuh perutnya yang masih rata.

"Kita hadapi ini bersama, kamu mau kan?" Gumam Dila yang disertai dengan senyuman.

Tiba-tiba Dila dikagetkan oleh kemunculan seorang pria yang duduk tepat dihadapannya tanpa permisi sambil memberikan selembar kartu nama, pria itu tersenyum membuat Dila takut. Otomatis Dila langsung menggenggam gelas yang tadi dipesan oleh Audy yang masih berisi air, bersiap-siap jika pria itu macam-macam padanya ia akan menyiramkan air ke pria itu.

"Perlu bantuannya adik?" Tanya seorang pria yang tiba-tiba duduk dihadapannya.

"Siapa kamu?"

Pria itu terkekeh, "astaga kamu lupa sama aku Dil?"

Dila mengernyit, beberapa detik kemudian ia melebarkan matanya. "Astaga Zayn!!" Pekiknya.

"Akhirnya kamu ingat, aku tadi sempat kecewa karna kamu udah lupa sama aku" ucap pria itu yang bernama Zayn.

Zayn adalah salah satu anak yang pernah tinggal dipanti, Zayn lebih tua dua tahun diatas Dila. Dulu Dila dan Zayn sangat dekat, semenjak abangnya diadopsi Zayn selalu menemaninya tak pernah meinggalkannya. Namun mereka harus terpisah karna Zayn diadopsi. Dila adalah cinta pertamanya Zayn namun Dila tidak mengetahuinya, sekarang Zayn sangat senang akhrinya bisa bertemu Dila lagi setelah bertahun tahun mereka berpisah.

Dila berlari mendekati Zayn kemudian memeluknya, "kamu apa kabar? Astaga aku kangen banget sama kamu tau gak!"

Semua orang yang berada dicafe itu menatap kearah Dila, namun Dila tidak memperdulikannya ia tetap memeluk Zayn dengan erat, Zayn pun membalas pelukannya sambil terkekeh dengan sikap Dila.

- BABY ALE - ( ON GOING ) -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang