XI

230 49 4
                                    

CTAK

"Beraninya kau mempermalukanku seperti itu! JAEJOONG! BRENGSEK! Mati kau!"

CTAK

CTAK

CTAK

Bungkam. Hanya terdiam pasrah mendapatkan siksaan yang mendera tubuhku. Menghujam dan menyambar kulit dengan segenggam cambuk. Memberikan jejak kemerahan yang ketara di setiap permukaan yang bersinggungan.

Terduduk kaku di tengah great-hall, disaksikan oleh seluruh anggota kerajaan.

BRAK

Azele menendang perutku keras. Membuatku terbatuk karenanya.

Ringisan dan desisan kepedihan keluar begitu saja. Memejamkan mata erat karena sakitnya yang tak tertahankan. Bukannya aku tidak mau melawan. Bagaimanapun juga, aku tetaplah seorang lelaki. Meski lemah tapi kekuatan yang dimiliki tak bisa diremehkan begitu saja. Tapi mencoba memberontak sama dengan mati. Aku tak mau mati konyol di sini. Dunia ini masih luas, dan aku ingin melihat ke luar. Terbang dengan bebas.

Sayup-sayup telingaku mendengar suara Alan dan Fred yang memaki perilaku kakak perempuannya itu. "Hentikan, Azele! Kau bisa membuatnya mati!"

Kekehan keji Azele menyambut. "Memang itu tujuanku. Kau anak kecil, diam saja! Akan kubuat budak kesayangan kalian ini meregang nyawa di depan mata kalian sendiri!"

Aku terbatuk beberapa kali sebelum merasakan tarikan kencang pada rambutku yang memaksa untuk menengadahkan kepala. Aliran darah perlahan mengalir dari sela-sela bibir yang terluka, membasahi tepian dagu. Mataku berembun panas, menghalangi pengelihatan. Meski bayangan wajah mengerikan Azele masih nampak jelas dalam pandangan.

Lady putri Selir Pertama Raja itu mengamit kedua belah pipiku yang dijadikannya satu. Kembali meringis karena perih di sekitar bibirku yang sepertinya membiru.

"Hei, pelacur. Aku ingin bertanya padamu. Apa yang sudah kaulakukan pada Pangeran U-Know sampai-sampai dia berani menolak pinanganku?!" Azele semakin tersulut emosi. Mata birunya menatapku bengis. Aku bahkan dapat mendengar giginya yang bergemelutukan walau samar.

Aku hanya diam tidak menjawab pertanyaan yang dilayangkan perempuan itu padaku. Sebagian hatiku berontak dengan perkataannya. Namun aku tidak boleh gegabah. Sekali salah mengambil langkah, nyawaku taruhannya. Aku tidak mau mati sia-sia seperti ini!

"Azele, sebaiknya kau bawa dia ke ruang bawah tanah sebelum para tamu kerajaan datang."

Edward memperingatkan perempuan itu. Pelan-pelan aku mulai bisa mengendalikan tubuhku, menormalkan kembali setiap otot yang sebelumnya terasa kebas juga tiap indera yang mati rasa.

Azele berdecih pelan lalu melepaskan cengkramannya di wajahku. Perih. Sepertinya kuku jari milik perempuan itu menggores pipiku.

BRAAAK

Suara derap langkah menggema di great-hall. Derap langkah yang berat namun cepat terdengar makin dekat. Langkah itu terhenti tak jauh dariku. Aku yang tertunduk lantas mengalihkan tatapan pada sosok yang masuk kedalam great-hall dengan langkah yang menggema.

DEG

Yunho yang telah berganti pakaian berdiri tepat dihadapan Raja dan Putera Mahkota Edward. Aku tak bisa melihat bagaimana ekspresi dan tatapannya sekarang karena posisinya yang sedikit membelakangiku.

Lagi, suara derap langkah saling bersusulan terdengar. Aku menoleh sesaat guna menemukan seluruh tamu kerajaan—para Pangeran Kerajaan memasuki great-hall. Mereka berjajar rapi di dekat pintu, tak lupa melayangkan tatapan yang tak bisa aku artikan pada keluarga kerajaan West.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

YOURSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang