8. Menginap

2.7K 190 13
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

"Kalo jalan liat-liat, Mas. Masa badan saya sebesar ini nggak keliatan," tegur seorang wanita paruh baya pada Dio.

Badan wanita itu terlalu besar, sehingga Dio jatuh dan tersungkur di jalan dan lututnya terluka karena ia hanya memakai celana selutut.

Seorang gadis yang melihatnya pun, merasa kasihan. Siapa lagi jika bukan Clarissa Delbar.

Risa menghampiri keduanya. Risa berjongkok menghadap Dio. "Luka?"

Dio berdecak sebal. "Lo lagi, lo lagi. Ngapain sih?"

Risa mengambil plester di tasnya. Ia menatap manik mata Dio sebentar. lalu, Risa menempelkan plester yang sudah ia buka perekatnya itu pada luka di lutut Dio.

"Pacarnya ya, Mas?" Dio dan Risa mendongak. Wanita paruh baya itu belum pergi ternyata.

"Temen, Buk." Wanita itu mengangguk lalu pergi.

"Gue bukan temen lo!" elak Dio.

Risa terkekeh. "Temen sekelas maksudnya." Dio mendesis.

"Udah tuh," ucap Risa saat sudah selesai menempelkan plester itu.

Risa berdiri lalu meninggalkan Dio. Risa tau jika Dio tidak akan berterima kasih.

"Thanks!" teriak Dio membuat Risa memberhentikan langkahnya.

Risa membalikkan badannya. Dio menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Bingung. Malu. Ini yang Dio rasakan. Baru kali ini ia mengucapkan terima kasih pada orang.

Risa mengangguk lalu kembali berjalan meninggalkan Dio.

Risa sempat menarik sudut bibirnya. Apa lagi saat melihat ekspresi lucu Dio saat berterima kasih, tadi. Menggemaskan.

Risa masuk ke dalam toko buku. Ia akan membeli novel dan menambah koleksinya di rumah.

Setelah memberi 3 buah novel, Risa keluar.

Risa sudah menunggu lama taksi yang ia pesan. Tapi, taksi tak kunjung menjemputnya. Bagaimana ini?

Risa membuka tasnya lalu mengambil ponselnya. Astaga, ponselnya tiba-tiba lowbat. Risa menghentakkan kakinya kesal.

Ya Allah, kenapa jadi kaya gini, sih?! Pengen nangis tapi udah gede, cantik juga.

Matahari hampir terbenam. Rasanya, Risa ingin menangis, berteriak, dan lompat-lompat. Risa mengatur nafasnya yang tadi tak beraturan. Mata Risa terarah pada Dio yang baru saja keluar dari minimarket.

CLARANDO(Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang