13. With Dio

2.3K 153 59
                                    

Rasanya, aku tidak bisa membiarkanmu sendiri.

-Dio Calvino Jaguar

-Dio Calvino Jaguar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Perlu gue anter pulang?" tanya Dio.

Risa menggeleng. "Gue udah besar."

"Nyali kecil." Risa menatap Dio sinis.

Risa menatap Dio serius. "Besok belajarnya di tempat kerja lo, boleh nggak? Lo kerjanya di mana?"

"Cafe."

"Lo malemnya tetep di sana, ya! Nanti kirim alamatnya." Dio mengangguk.

"Yaudah gue pulang! Makasih sekali lagi!" Risa mengangkat pergelangan tangannya. Dio mengangguk cuek.

Risa keluar dari apartemen Dio. Dio harap semoga tidak terjadi apa-apa pada gadis itu yang akhirnya akan menyusahkan.

Dio mengangkat pergelangan tangannya. Sudah jam 21.00 malam dan ia belum makan sejak siang. Tadi pagi saja, ia hanya memakan roti dengan susu.

Dio membuka kulkasnya. Penuh sayur dan buah. Tapi, ia tak bisa memasak. Cobaan apa lagi ini, Tuhan.

Mau tidak mau, Dio memasak mie instan yang ada di atas kulkas.

Saat hendak membuka bungkus mie instan, ponsel Dio berbunyi.

Dio mengerutkan keningnya. Risa menelfonnya. Ada apa? Apa terjadi sesuatu?

Dio menggeser tombol hijau. "Apa?"

"Udah makan? Makan bareng, yuk!"

"Belum. Ini udah malem. Lo udah sampe rumah? Cepet amat kek kunti."

"Gue males pulang. Papa abis nelfon, katanya barusan berangkat keluar kota. Gue nggak berani di rumah sendiri."

"Sharelock!" Dio mematikan sambungannya.

Dio mengambil jaket, dompet dan kunci motornya di sofa. Setelah itu, Dio keluar dari apartemennya.

***

"Lo ngapain sih, belum pulang?! Udah malem. Ntar lo kenapa-napa gimana?" Dio menatap Risa tajam.

Risa tak berani menatap Dio. Ia terus menunduk. Sepertinya ia salah telah mengajak Dio makan malam bersama.

Jujur, Risa berpikir, jika Dio berbicara seperti itu karena perhatian.

CLARANDO(Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang