Part 05- Ponsel Baru.

17 7 1
                                    

Arsya sudah tahu semua apa yang terjadi kemarin, karena shilla menceritakannya dari awal sampai akhir.

Arsya juga memberi alasan bahwa kemarin ia tidak jadi menginap karena kakek nya sakit saat arsya sedang menunggu ojol kemarin.

Dan kakeknya wafat disaat shilla menyuruhnya untuk menginap. Shilla pun memakluminya.

"Lo salah shil, lo kemaren udah keterlaluan sama dafi. Lo gatau kan gimana marahnya dia? Serem". Ucap arsya sambil memotong beef stick dihadapannya.

Shilla meminum satu tegukan soda. "Gue kemaren udah terlanjur kesel shil, gue gatau mau ngapain lagi. Dia bener bener bikin mood gue ancur".

Arsya menghela nafas pelan. "Dafi itu baik, dia mau nolongin lo. Hatihati juga sama omongan yang pernah lo ucapin buat dia. Dia bakal inget itu semua".

Shilla mengernyit. "Tapi sya, dia kemaren ga marah sama gue? Dia cuma diem, terus pergi deh".

Tiba tiba saja arsya tersedak oleh makanannya sendiri, ia segera meminum soda yang sudah disiapkan. Setelah selesai, arsya mendelikan matanya kearah shilla.

"Serius? Dia ga marah?!". Paniknya.

Shilla hanya mengangguk polos. "Lo tau ga? Dia ngaku ke satu sekolah kalo gue itu pacarnya dia masa, nyebelin banget ga sih?".

Arsya menggebrak meja. Membuat seisi cafe menatapnya heran. Sedangkan yang ditatap hanya menyengir kuda.

"Shil, please. Gue mau jadi di posisi lo, dafi tu cinta sama lo! Apalagia dia pernah bilang mau meminang lo". Bisiknya.

"Ck! Dahlah, gue males ngomongin dia. Lagian kita kan lagi have fun! Yuk ah lanjut maen". Setelah itu, shilla memegang tangan arsya lalu mengajaknya keluar cafe.

《》《》《》

"Terus gimana? Setelah semua yang dia lakuin sama lo?". Tanya juna dengan tatapan bingung.

Dafi pun segera melirik kearah foto seorang gadis dinakas nya. Ia menghela nafas pelan. Gadis cantik inilah yang selalu mewarnai hidup dafi.

"Shilla mirip banget sama lauren. Tiap tiap gue liat shilla, gue berasa ketemu sama lauren. Gue berasa deket banget sama lauren". Jelas dafi.

"Sekarang gini men, lo kalo emang cinta sama shilla, yang tulus. Jangan cuma karena dia mirip sama lauren lo. Itu namanya bukan cinta. Syukur syukur gue bisa relain shilla buat lo". Sekarang giliran ciko yang berbicara.

Dafi menghadap kearah kawan kawannya. "Gue emang cinta sama shilla, tapi belum sempurna. Karena gue belum sayang sama dia".

Juna tertawa singkat. "Bro, lauren itu udah pergi jauh. 2 tahun dia ninggalin lo dijakarta, bukan cuma lo yang sedih. Gue sama ciko juga sedih lauren pergi".

Ciko mengangguk angguk setuju. "Dulu, kita akrab banget sama lauren, kita selalu ngehibur dia, jagain dia. Tapi ini ga selamanya daf, kita juga harus berbagi sama yang lain. Jangan cuma lauren yang lo prioritasin, shilla ga kalah cantik sama lauren. Sadar daf".

Tiba tiba sebuah notifikasi dari ponsel dafi berdering. Ia segera membukanya.

Boby Ips-2

-Daf
-ini handphone keluaran baru.
-Nanti gue anter.

-Thanks men.

Dafi menghela nafasnya gusar. "Oke, gue bakal coba buat mencintai shilla seutuhnya."

Juna dan ciko pun mengulum senyumnya. "Nah gitu dong". Ucap mereka berbarengan.

ASHILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang