Part 08- FarDaf.

11 2 0
                                    

"Yaampun gue lupa, lo kan minta nya cuma air bening, lah gue malah ngasih es milo". Kata shilla sambil menepuk jidatnya.

Kalau kalian menanyakan hal tentang percakapan arsya dan shilla tadi, itu semua sudah tuntas.

Nihil, shilla tidak percaya akan omongan arsya tentang farhan. Bilang saja kalau arsya cinta pada farhan.

Sampai harus menipu sahabatnya untuk apa? Percuma, shilla tidak akan mudah percaya begitu saja pada ucapan palsu arsya.

Ngomong ngomong tentang arsya, ia sudah pulang sejak satu jam yang lalu. Kepergiannya saja sambil menatap farhan dalam dalam.

"Oh iya, gue mau nanya. Lo sekarang udah kuliah atau?--"

"Gue masih sekolah kaya lo". Shilla mengangguk angguk. Berarti ia tidak terlalu tua untuknya. Hehe.

"Eum, sekarang udah sekolah lagi?". Tanya shilla. Farhan menggeleng pelan. "Gue belajar online, sayang soalnya, bentar lagi juga mau lulus".

Shilla pun hanya ber'oh'ria.

Farhan meminum satu teguk minuman yang disuguhi oleh shilla. Matanya sedikit melirik kearah foto shilla dan keluarganya di meja.

Farhan sedikit tertawa, tapi entahlah. Tertawa macam apa itu? Sulit diartikan.

"Kenapa? Lo kenal sama mama papa gue?". Farhan yang sadar shilla menatapnya pun langsung menggeleng.

"Engga, gue gakenal". Sarkasnya. "Gue balik ya, udah malem. Gaenak sama abang lo". Ucapnya lagi.

Shilla mengangguk, lalu mereka pun berdiri menuju keluar. "Thanks ya udah mampir, besok besok kesini lagi gapapa".

Farhan tersenyum, rumahnya sangat bersebelah dengan rumah shilla. Dan rumah farhan pun tak kalah besar dari rumah shilla.

Saat farhan sudah memasuki halamannya, shilla pun masuk sambil menutup pintu.

Sekarang senyumnya terus mengembang. Berapa jam ia dan farhan berduaan di ruang tamu? Ah sudah beberapa jam.

Tak menyangka dalam waktu beberapa hari farhan sudah sangat akrab dengan shilla. Padahal, tetangga yang lain tidak pernah seramah ini pada shilla.

Saat baru saja shilla ingin naik keatas menuju kamarnya, lagi lagi seseorang memencet bel rumah shilla.

Shilla yang sedang berbahagia pun dengan senang hati membukanya. Tapi saat dilihat, suasana hatinya redup.

Seakan akan gemuruh petir mendatanginya. Baru saja ia bahagia, sekarang ia harus berhadapan dengan lelaki yang sangat sangat membuatnya kesal setiap saat.

"Apa?". Ucapnya dengan santai sambil melipat kedua tangannya di dada.

Dafi tersenyum. Membuka topi yang ia pakai, lalu menyelonong masuk kedalam rumah shilla tanpa permisi.

Shilla mendengus. "Lo apaansi bego! Yang punya rumah gue! Bukan lo!". Sudahlah, kini moodnya berantakan.

"Yakin? Ini rumah lo? Bukan rumah nyonya disa?". Kata dafi meyakinkan.

"Gagitu, yakan tapi gue anaknya!". Lagi lagi shilla membalasnya tak mau kalah. Kini ia tidak boleh langsung terpancing emosi, shilla harus bersabar mengahadapi jelmaan manusia ini.

"Gue bukan jelmaan, gue manusia utuh yang nanti bakal milikin lo seutuhnya".

Shilla kaget. Apa dia bisa membaca isi hatinya? Kalau seperti ini shilla tidak aman. Bisa bisa kalau dia sedang memikirkan hal yang seperti itu atau sedang halu memikirkan cogan,

Apakah dafi masih bisa mendengarnya? Ini benar benar gawat.

"Lo pernah mikirin hal yang begituan?". Tanya dafi dengan santainya.

Dafi melihat es milo dihadapannya, ia tersenyum. "Bikinan lo? Pasti pake hati". Dengan segera dafi meminumnya sampai habis.

Sungguh, shilla benar benar kesal untuk sekarang. Ya tuhan, tolong shilla saat ini, tenggelamkan saja ia dari bumi. Shilla sangat rela.

"Jangan, ntar kalo lo ditelen bumi, gue susah dapetin yang kaya lo. Efek sampingnya Demam rindu". Ucap dafi lagi seusai meminum es milo sampai habis tanpa rasa bersalah sama sekali.

Shilla jadi merasa kalau dafi berbicara sendiri sedaritadi. Ia sangat malu mempunyai pacar aneh seperti dafi.

"Lo kalo gamau gue jadi gila diem makanya. Panas dengernya". Ketus dafi sambil menatapnya.

Tetapi saat itu juga, dafi menarik tangan shilla, membuatnya sekarang berada disamping dafi.

Tangan dafi menjadi tumpuan untuk senderan shilla. Sambil mengusap usap rambut shilla gemas.

"Gemes, pengen nyium. Eh inget belum halal, mau dihalalin ga?". Kata dafi enteng sambil terus memainkan rambut shilla.

Tak usah ditanya bagaimana perasaan shilla saat ini, jantungnya berdegup kencang. Pipinya sedikit memerah. Bagaimana dafi bisa melakukan ini? Ditambah Bau harumnya yang menyeruak hingga ke indra penciuman shilla. Membuatnya terasa.. nyaman.

Tapi shilla sadar, ia tidak boleh menyukai ataupun mencintai dafi. Dirinya sudah berjanji pada arsya.

Flashback onn

"Shil, kalo semisal dafi suka sama lo, lo terima atau engga?". Shilla melirik arsya sekarang.

Shilla tertawa. "Kalaupun gue nerima dia, gaakan gue sampe bawa perasaan. Cowo so kecakepan begitu aja harus banget di syukurin kalo pacarin gue? Gila". Gerutunya.

Arsya mendelikan matanya. "Lo yakin gaakan suka sama dafi? Gue pegang omongan lo shil". Shilla menghela nafasnya gusar.

"Oke! Lo pegang tu omongan gue, iket! Jangan sampe lepas". Ujar shilla dengan keyakinannya.

Arsya mencibir. "Sampe lo ke semsem sama dafi awas ya! Gue timpuk lo". Sebalnya pada shilla.

Flashback off.

Tiba tiba saja dilan datang dari kamarnya, berjalan menghampiri dafi dan shilla. Sontak saat dilan melihat dafi dan shilla berduaan, ia segera menghampirinya.

"Eh bang". Ujar dafi dengan santainya tanpa merubah posisinya saat ini. Shilla yang sudah tidak betah pun mencoba melepas rangkulan dafi.

Dilan terdiam. "Gila ade gue, abangnya yang lebih tua aja gapernah beginian. Mantep, gue jabanin mau kaga?".

Dafi dan dilan tertawa. Apa yang lucu? Shilla tak percaya akan hal ini, bukannya menolong, dilan malah ikut tertawa bersama dafi? Sungguh gila.

Kini dilan berjalan menuju dapur, tadi katanya ia mau mengambil sedikit camilan malam.

"Bego dafi! Gaenak tau ada bang dilan!". Dafi tersenyum pada shilla. Mendekatkan bibirnya pada telinga shilla.

"Biar cepet sah".

^^^^^^^^^^

Finish.
Maapin lagi author up nya dikit.
Malseeeee wkwk.
Jan lupa voment gais yaampun:)
-bye
-Btw selamat hari raya idul fitri yaaw.
Author minta maap sama kalian hehe.

ASHILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang