05

237 36 11
                                    


Ketiga temannya saling berpandangan sebelum Jisung menepuk tangannya sekali.

"OH! OH! KAYAKNYA AKU NGERTI!"

Hyunjin menjitak kepala Jisung. "Gak usah teriak sih elah," katanya ketus.

"JAWABANNYA LAB BAHASA! IYA IYA KAN, MIN, IYA KAN?!" Jisung menatap Seungmin dengan tatapan berbinar.

Seungmin meringis pelan sebelum mengangguk, menimbulkan sorakan senang dari Jisung. Hyunjin dan Felix saling berpandangan sebelum kembali serius meresapi kalimat di kertas tersebut, mencari alasan mengapa lab bahasa adalah jawabannya.

"Daritadi kita nyebut soal Bahasa, kan? Jadi yang maksudnya penilaian tutur bicara itu, ambil nilai berbicara Bahasa ya?"

Seungmin mengangguk sedangkan Jisung berseru. "Iyap!"

"Tapi kan ambil nilai bicara bisa di kelas juga," celetuk Hyunjin.

"Makanya ada kalimat selanjutnya," tunjuk Jisung.

"Mendengarkan lewat alat yang meredam sekitar, itu maksudnya pake headphone yang disediain lab. Iya, kan?" Hyunjin dan Felix nampak berpikir sebelum akhirnya mengangguk bersamaan.

"Baru kali ini gue ngerti teka-teki gajelas begini."

"Yaudah! Kita ke lab Bahasa aja sekarang! Biar cepet selesai!"

Semuanya tanpa berpikir menyetujui ajakan Felix, mereka menuju ujung koridor kanan lantai satu, tempat lab Bahasa sekolah berada.


'Lab Bahasa'


Hyunjin yang pertama sampai langsung membuka pintu lab, dan menemukan suasana yang sama sepinya. Lampu yang sebelumnya mati, dinyalakan oleh Jisung dan terlihatlah komputer-komputer dalam bilik-bilik tersusun rapi dalam keadaan mati.

Felix masuk paling belakang, heran mengapa pendingin ruangan lab menyala, tapi akhirnya dihiraukannya, sebelum pintu lab tertutup dengan sendirinya.


Brak!


Baik Felix maupun ketiga temannya sama-sama menengok kearah pintu. Bedanya, Felix menatap ngeri sedangkan ketiga temannya menatap sebal.

"Gak usah ngegas ngapa nutupnya, Lix," protes Jisung karena tadi dia sempat kaget mendengar suara pintu tersebut.

"Aku gak nutup sumpah! Dia ketutup sendiri!" Felix mengelak, menggoyangkan kedua tangannya.

"Masa? Emang ini game horror ya?"

"Eh, liat deh itu di papan tulis."

Semua menoleh kearah papan tulis disamping meja guru, ada sebuah kertas persegi panjang ditempel menggunakan solatip di permukaan papan tulis. Hyunjin menjadi yang pertama menghampiri, melihat isi kertas tersebut.

"Kayaknya ini petunjuk buat arahan selanjutnya deh," ketiga temannya ikut menghampiri dan melihat.


Ada empat bilik di paling kanan, lihat bilik yang biasanya menjadi tempat kesukaan murid yang malas mengikuti pelajaran Bahasa.


(fyi ya, biliknya itu sendiri-sendiri, gak berdua-dua gitu loh, ngerti gak hehe)

"Semua bilik di paling kanan favorit murid karena tempatnya dipojok," ujar Jisung.

"Mungkin yang paling disuka kali, paling pewe," tambah Felix.

Seungmin menyenggol lengan Hyunjin. "Mana tempatnya? Kan katanya sering males pelajaran Bahasa."

"Karena males ya aku jaranglah ke lab," Seungmin memutar matanya.

"Seenggaknya kan pernah, Jin. Masa iya udah mau tiga tahun sekolah gak pernah ke lab bahasa? Pasti ada jaman-jamannya pas masih culun."

"Masih culun, haha," Jisung dan Felix kompak tertawa.

Hyunjin mencibir pelan sebelum berpikir sambil melihat empat bilik paling kanan.

"Kenapa kita gak langsung cek aja satu-satu?" Usul Felix.

"Kamu mau nanti ada jumpscare kalau tempatnya salah?" Tanya Seungmin datar.

"Emang ada?" Jisung menaikkan satu alisnya, sedangkan Seungmin mengangkat kedua bahunya.

"Kayaknya yang kedua dari belakang deh." Ucapan Hyunjin mengalihkan perhatian ketiga temannya, lalu beralih menatap bilik yang dimaksud.

"Kenapa?"

"Soalnya selain tempatnya agak kebelakang dan di pojok, diatas bilik itu langsung AC, pas banget buat kaum rebahan."

"Yakin?" Jisung bertanya memastikan.

"Yakin dong, aku kan termasuk kaum rebahan."

Felix menepuk tangannya. "Cekidot gais!"

Ketika mereka memutuskan mengecek bilik yang dimaksud Hyunjin, mereka mendapati komputer didalam bilik tersebut menyala, menampilkan blank document dari Word yang sudah terdapat tulisan lainnya disana. Jisung mendekat, melihat tulisan tersebut.


Kedua,

Banyak dokumen disana, tapi tidak sembarangan orang bisa melihatnya. Murid juga tidak menyukai tempat tersebut. Walaupun begitu, tempat itu tetap ramai walau bukan murid yang menempati.


"Bukan murid yang menempati, banyak dokumen penting disana," Jisung memandang ketiga temannya dengan arti yang tersirat.

"Wah! Kali ini aku langsung ngerti!" Seru Felix senang.

Seungmin mengangguk, juga mengerti. Semuanya kini memandang kearah Hyunjin, yang dipandang tersenyum kecil kemudian.

"Ya, kali ini aku juga langsung tau."








―gєт συт―


[ ; ] uwu double up hehe. udah gais udah, panjang banget tau ini wkwkwk. btw, gampang banget ya teka-tekinya:') maaf ya, aku gak terlalu jago bikin beginian huhu:"( kayaknya bakal terus double up biar cepet selese, soalnya draft-nya udah jadi semua><

Get Out [Stray Kids]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang