Akan ku beritahu suka dukanya menjadi seorang santri. Ahaha... Santai saja, karena nyatanya didunia ini tak ada yang mulus, selalu bahagia, pasti ada kurangnya sedikit apapun itu. And see, akan ku beritahu.
Dibalik kokohnya tembok, tingginya gerbang, ada banyak jiwa yang haus akan siraman doa para masyayikh, jiwa yang rindu akan rengkuhan kasih sang Maha Cinta, jiwa yang mendamba bertemu dengan sang Rohmatallil 'Alamin. Yang rela bangun dikala banyak manusia yang enggan tuk sekedar membuka mata, lebih terlena dengan bujuk rayu sang Durjana.
Dikeheningan malam, hanya beberapa yang masih terjaga, menulis pelajaran, buat hafalan, nderes, muroja'ah, atau sekedar ngobrol ngalor- ngidul. Jangan kaget! kami juga manusia yang butuh refreshing, hhee... Tapi itu tak lama, karena setelahnya, terdengar suara yang sangat nyaring, pertanda hari akan dimulai kembali.
Berlomba- lomba ke kamar mandi, karena tak mau antri, bergumul didepan kobok pun menjadi solusi, sambil gosok gigi& cuci muka tuk sekedar mengembalikan nyawa& berlanjut wudhu sempurna.
Berbondong- balikkbdong menuju aula, tuk bersama bersujud pada Yang Kuasa, menenngadahkan tangan& merapal do'a sebanyak- banyaknya, karena kami tahu berada disini, ditengah- tengah wajah yang penuh kekhusyuan adalah nikmat yang begitu besar. Tak semua orang bisa nendapatkannya, maka kuperlama sujudku. Semoga Alloh memberi kami kekuatan& kesempatan tuk selalu istiqomah Amiin..
Disaat aku sedang menikmati syahdunya suasana tiba- tiba...
"Mbak Rara"
"Eh, maaf mbak! Lanjutin aja!"
"Ah, Tak apa, Ada apa Vis?" Tanyaku padanya. Shilvia Khoirun Nisa', lebih suka dipanggil Visa, unik katanya.
"Beneran tak apa?"
"Ia beneran deh!"
"Ini aku minta tolong dengerin. Kalau salah invetin ya!"
"Oalah.. Nderes to"
"Hhhee... Iya, habis shubuh setoran, kemarin belum lanyah, masak diulangi lagi. Malu aku mbaak!" Ucapnya, manis sekali kamu Vis! Batinku.
"Iyaa.. Nanti gantian. Ok?!"
"Siiip!" . Lantas iapun mulai melafadzkan kalam- kalam indah Sang Maha Sempurna.
Visa, gadis tinggi manis ini berasal dari Pulau Sumatra. Baru setahun ia disini, tapi semangatnya, Masya Alloh! Patut diacungi jempol.
Setelah selesai, kami segera bangkit sholat qobliah Shubuh, dilanjut dengan Sholat Shubuh berjamaah& dzikir. Lantas, kami segera turun tuk persiapan mengaji Al- Qur' an. Terkadag sebagian kami ada yang curi- curi waktu tuk tidur, entah dzikiran, atau saat seperti ini. Maklumlah! Jadwal tidur kami jam 23.30 & pukul 03.30 kami harus bangun kembali.
Setelah mengaji, ada yang nderes, persiapan sekolah, mandi, atau beli lauk. Pukul 06.00 biasanya kami sarapan kalau minat, jika tidak bisa kapan saja, & berdo'a semoga nasi tidak tercampur dengan sayurnya.. Aha. Sederhana bukan?!Mohon bantuan koreksi nggeh?! Bintangnya jangan lupaaa....!!
Syukron Katsir,
KAMU SEDANG MEMBACA
Rara (End)
Short StoryKisah Rara, Seorang Santri Putri yang kehidupanya banyak berubah setelah wafatnya sang Bapak, Fuad Syakur. Tentang Banyak Hal yang perlu disyukuri, Dinikmati& jangan menyerah. Bahwa kehilangan bukan untuk terpuruk, tapi untuk menguatkan& Bangkitlah!