Kulirik jam yang menggantung di dinding kamarku. Masya Alloh, sudah jam 07.00 . Mataku terbuka sempurna, tapi tubuhku tak merespon. Kulihat benda tipis putih disampingku, kupencet tombol On, lalu menyala& kuteruskan menjelajahinya, tak banyak hanya utak- utik Galery, Kamera, menyalakan data, selancar diFb, ngintip story Wa kawan, atau sekedar membuka pesan grub& sesekali membalas pesan kawan- kawan, entah grub atau pribadi.
Hari ini aku telat bangun, tapi Alhamdulillah, aku PMS jadi ibu sudah hafal kalau aku tak beranjak dari kamar, Mandipun aku urung, mungkin nanti sekitar jam 10.00 an hhhee.. Aku malas sekali kalau lagi PMS. Tidak PMS saja aku males, apalagi waktu PMS tambah maleess!!. Ini kebiasaan buruk, sempat terhenti, karena ngendikane bapak "Cah wedok kok males- malesan!" Tapi ya itu dulu, waktu beliau masih sugeng, ibuku tak pernah mempermasalahkannya, kadang aku berfikir, mengapa ibuk begitu santai? Ketika aku bertanyapun beliau menjawab "ibuk duduk wong apik, ibuk sadar diri, ibuk yakin! Ibuk yo gak nuntut sampean kayok ibuk, dalane wong dwew- dewe. Tapi sampean yo usaha, meski gak podo karo usahane ibuk, gak popo, seng penting tujuane podo" ucap beliau panjang lebar.. Aku sangat trenyuh mendengar beliau, Wanita tangguh, cantik Fisik, diumur beliau kepala 4 , beliau seringkali di.sangka kakakku, dibanding ibukku, aku yang terlalu tua/ beliau yang beny face? Batinku. Hati beliau juga Lapang, bagaimana tidak, diusia menginjak kepala 4 berstatus janda dengan 2 anak yang masih remaja, padahal sedari umur 2 tahun beliau ditinggal wafat kakekku. Oh ibukk..!! Tegar sekali engkau,. Beliau juga istri& ibu terbaik yang pernah kutemui, cara beliau mendidik kami, mengingatkan kami, menasihati kami, Damai& lembut sekali.
Bahkan beliau mampu mengimbangi bapakku yang jebolan Pondok dengan berbagai macam keunggulanya, sedangkan beliau hanya mondok nduduk saja, Ahh.. Aku jadi iri, bahkan beberapa waktu lalu beliau diminta belajar bersama ibuk- ibuk lain tuk membahas kajian fiqh. Aku jadi malu. Dengan keadaanku seperti ini, mampukah aku meneruskan berjuangan bapakku? Menemani ibuk, mendampingi adikku tuk Lii'laikalimatillah ? Entahlah.. Aku ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rara (End)
Short StoryKisah Rara, Seorang Santri Putri yang kehidupanya banyak berubah setelah wafatnya sang Bapak, Fuad Syakur. Tentang Banyak Hal yang perlu disyukuri, Dinikmati& jangan menyerah. Bahwa kehilangan bukan untuk terpuruk, tapi untuk menguatkan& Bangkitlah!