Bismillah...

1 1 1
                                    

Betapa kotornya diri ini, kotor sekali Gusti, beberapa hari lagi liburan usai yang mengkaruskanku kembali kekegiatan pondok, Namun aku belum punya persiapan sama sekali. Banyak Hal yang harus kupersiapkan, Bismillah.. Ku tekadkan kembali , menata niat, membangun hati yang sempat porak- poranda meneguhkan iman, kuambil nafas berkali- kali lalu kuhembuskan, hari ini ku mulai lagi menjadi aku sebelum beliau wafat, kusungguhkan hatiku, kali ini tak boleh goyah!! Harus Istiqomah. Bantu aku Robb!! Jerit batinku.
Mulai ku tulis AlfiyahII dengan pen tutul& serat, hampir selesai, tinggal beberapa halaman lagi, setelah ini selesai
, Bismillah, aku ingin memeulai nadzoman aku baru dapat 8  nadzom. Miris sekali, lalu kuselingi dengan nderes , Insya Alloh.. Sebenarnya, banyak kawanku yang melakukan semua ini dipondok kejar tayang kami menyebutnya, hhee.. Sudah menjadi rahasia umum, jika kami kembali& tak ada persiapan apapun. Tapi aku tak ingin seperti itu, aku ingin fokus pada materi& mengulas apa- apa yang bisa kugali, karena aku tahu, banyak hal yang tersimpan& perlu persiapan untuk menggalinya. Maka dari itu, sebisa mungkin kupersiapkan betul, & kali ini meleset jauh dari rencanaku. Alloh, Bantu Aku!!
Lantas kulangkahkan kakiku menuju kamar mandi, aku butuh kesegaran, lantas aku wudlu& sholat Dhuha 4 roka'at, kupanjangkan sujudku, memohon pada Dzat Semesta Alam tuk memudahkan niatku, Semoga masih bisa kukejar. Amiin.
Tahun ini aku harus lebih rajin dari tahun- tahun sebelumnya, kuniatkan kuat- kuat harus mampu! Tak tega aku pada Ibuk, Mulai tahun ini, beliau sendiri yang merawat kami, Lancarkan Rizqi Mu untuk kami Gusti..!! Tak tega aku, sungguh kutaktega, tapi ini juga keinginan bapakku, agar kami berdua menyelesaikan pendidikan dipondok dengan sungguh- sungguh, lagi, aku hanya mampu pasrah, Alloh bersama kami bukan. Akan kurayu Ia dipertiga malam terakhirku, semoga Alloh menerima sowanku, mempermudah jalanku. Amiin..
Aku tak bisa menerka- nerka, bagaimana sepinya hidup ibuk, ketika kami kembali kepondok, miris sekali, Tapi beliau menguatkan kami, bahwa kami sama- sama berjuang. Memperjuabgkan mimpi yang di susun sedimikian rupa, memenuhi angan, menuntut ingin, maka harus sungguh- sungguh, agar berhasil. Oh Ibukk.. Lapang sekali Hatimu,
Sering aku berfikir bisakah aku menjadi ibu& istri sehebat beliau, menjadi menantu sesempurna beliau, diusiaku yang sekarang saja aku seperti ini, jiwa bar- bar, mau menang sendiri, ucapan sering tak terkontrol,. Semoga Engkau benar- benar mengirimkan pangeran yang benar- benar menggenapi separu agamaku, menerima segala kekuranganmu, mencintaiku sepenuh hati, membimbingku sebaik- baiknya.. Amiin..
Jodoh adalah cerminan diri. Lantas bagaimana dengan diriku ini, aku bukan orang alim,  ya mungkin baik, tapi apakah do'a nenek moyangku menyakup aku didalamnya, mengingat aku jarang sekali mendo'akan beliau, pantaskah aku disebut keturunanmu, Semoga saja.

Rara (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang