[2]

401 43 0
                                    

________________________________

Merekapun segera mendatangi OSIS yang pertama mereka lihat


"kak minta tanda tangannya dong" pinta lyra kepada OSIS cewek yang memakai rok ketat dan full make up

"Eh guys lihat ni! Ada bu ustadzah kesasar!! Lihat tuh pakaiannya ga banget deh!" Ucap Siska , OSIS yang memakai seragam ketat dan full makeup.
Siska menghiraukan ucapan lyra sebelumnya karena daritadi fokusnya pada diana

"Paling juga mau caper ,CIHH" ucap Nana sinis sembari memandang rendah diana

"Kok bisa yah orang miskin kek dia bisa masuk sekolah ini!?! Bikin mual aja deh" ucap Tessa ikut mencemooh diana seperti kedua temannya yang lain

Sedangkan diana hanya menunduk dan berusaha menguatkan hati agar tidak terluka hanya karena hinaan-hinaan orang yang tak penting
"Sabar diana, ini adalah cobaan dari Allah SWT dan kamu harus sabar karena Allah menyukai orang-orang yang sabar" itulah kata-kata yang slalu diana tanamkan dihati jika ada orang yang melukai hatinya

"Maaf kak boleh minta tanda tangannya?" Ucap diana dengan senyuman

"Tangan gue pegel! Dan gue malas buat tanda tangan mending kalian pergi!" Usir Siska

"Eh dasar Mak lam---awww" ucapan lyra terpotong karena diana mencubit perutnya yang membuatnya mengaduh kesakitan

"Mau bilang apa Lo tadi?!" Tanya Nana sembari menatap tajam kearah lyra

"Gapapa, gue cuma mau minta tanda tangan" ucap lyra agak ketus

"Kita bakalan ngasih kalian tanda tangan tapi ada syaratnya" ucap Siska sambil tersenyum sinis
"Salah satu dari kalian harus memberikan bunga beserta ungkapan cinta kepada Alvaro ketos kita, gimana mau ga?lanjut Siska dengan raut muka menyebalkan sangat menyebalkan

"Kita cari OSIS yang lain aja, Daripada kita harus ngelakuin hal gila yang disuruh dia!" Ucap lyra kesal kemudian menarik tangan Diana lagi untuk pergi

"Gue pastiin kalian ga akan dapat tanda tangan OSIS manapun jika kalian tidak melakukan apa yang gue suruh!!!" Sontak diana dan lyra mematung mendengar teriakan Siska barusan

"Mak--maksud kakak apa ya?" Tanya diana yang sudah berbalik menatap Siska dengan raut muka kebingungan

"Gue pastiin kalian ga akan dapat tanda tangan dari OSIS manapun kalo kalian nggak ngelakuin apa yang gue suruh. Kalo ga percaya coba aja" ancam Siska dengan penuh penekanan di setiap kalimatnya

"Oke, fine!! Gue yang bakalan ngasih bunga itu! Puas Lo?!!" Putus lyra akhirnya, Karena ia tau betul jika diana paling menjaga jarak dengan lelaki

"Tapi Ra apa kamu gapapa? Kalo kamu ga sanggup biar aku aja" ucap diana pelan memandang lyra cemas

"Trauma gue makin lama makin memudar diingatan gue, jadi Lo ga usah khawatir" ucap lyra mencoba menyakinkan diana bahwa ia baik-baik saja.
Memang benar lyra sudah sembuh dari traumanya namun tetap saja ia masih membenci lelaki.

"Tapi gue maunya yang ngelakuin perintah gue adalah cewek kampung ini!!" Ucap Siska sembari menunjuk ke arah diana

"Eh maksud Lo apaan ha?! Mentang-mentang Lo itu OSIS jadi Lo bisa berbuat seenak jidat lu hah?!!" Bentak lyra emosi kepada Siska

"Heh lu berani bentak kita hah?! Lu nyari masalah sama kita?!! " Bentak Tessa tak terimaaa

"Udah udah gapapa Ra, biar aku aja yang ngelakuin , dan maaf ya kak karena sahabat ku udah membentak kakak-kakak" ucap diana mencoba melerai

"Good! Na ambilin bunga di tas gue cepetan!" Nana langsung berlari mengambil bunga di tas Siska, setelah dapat ia langsung menyerahkan nya pada sang empunya

Buat kalian yang nanya kenapa Siska bawa bunga? Itu karena tadi ia habis nembak Alvaro tapi ditolak. Sungguh ia malu karena selama ini tak ada yang pernah menolaknya, oleh karena itu dia mencari pelampiasan dengan menyuruh diana memberikan bunga dan mengutarakan rasa suka kpd Alvaro agar dia sama malunya dengan Siska, adil bukan? Dan kenapa Siska tidak menyuruh lyra saja? Itu karena lyra sangat cantik , ia takut jika Alvaro akan jatuh cinta pada kecantikan lyra oleh karena itu dia menyuruh diana saja karena muka Diana pas-pasan dan penampilan nya pun kampungan, intinya bukan tipe Alvaro banget deh

"Nih!, Cepetan! Gue pantau! Dan awas ya jangan ngasih tau Alvaro kalo gue yang nyuruh" Ucap Siska judes seraya memberikan bunga itu kepada diana

Diana menganguk lalu menerima bunga itu dengan tangan gemetar,
Bilang suka pada cowok? Itu adalah hal yang tak pernah diana lakukan dan tak pernah diana bayangkan!
Namun kini keadaan memaksanya untuk melakukan hal yang tak ia sukai
"Tenang diana ini semua demi kebaikan kamu dan sahabatmu, lagian cuma memberi bunga lalu bilang suka setelah itu langsung pergi!?! Mudah kan? Tenanglah kamu pasti bisa!" Batin diana berkeringat dingin

"Yaudah kak aku permisi dulu, assalamualaikum" ucap Diana seraya pergi menuju tempat Alvaro berada

**

Tak
Tak
Tak

Suara derap langkah kaki mulai terdengar mendekati pak ketua OSIS berserta geng nya
Sang empunya kaki sudah berkeringat dingin dan menundukkan kepalanya sembari beristighfar
"Bismillahirrahmanirrahim" gumamnya pelan sambil menghirup udara sebesar-besarnya

"Kak al-vaa-ro" panggilnya dengan gagap karena gugup , yang dipanggil pun menoleh sembari mengangkat sebelah alisnya

"Kenapa?" Tanya Alvaro sembari mengangkat sebelah alisnya kebingungan

"Bu--buat ka--kak" ucap diana sembari memberikan bunga tadi kepada Alvaro, kepalanya masih setia menunduk tak berani menatap orang didepannya

"Buat gue?" Tanya Alvaro semakin kebingungan

"Iy--iya" jawab diana pelan sambil menunduk

Alvaro pun menerima bunga tadi meskipun ia masih tak mengerti apa yang sedang terjadi

"Ak-aku suka Ama ka---kak" ucap diana pelan dengan terbata-bata dan tak terasa air matanya menetes namun ia langsung menghapusnya, lalu ia berbalik beranjak pergi , namun...

Grep...
Tangan diana lebih dulu dicekal oleh Alvaro sebelum ia pergi

"Lep--lepasin kak! Bukan muhrim! "Ucap diana sembari berusaha melepaskan tangannya dari genggaman tangan Alvaro namun usahanya tak sebanding dengan tenaga Alvaro yang berkali lipat lebih besar dengannya

"Lo tadi nembak gue?" Tanya Alvaro dengan masih menggenggam tangan diana

"Eng-enggak aku cuma mengungkapkan ras---rasa suka sama kakak" jelas diana pelan tanpa melihat orang didepannya

"Kalo ngomong sama orang itu tatap matanya bukan malah nunduk! Ga sopan!" Ucap Alvaro lalu melepaskan genggaman tangannya

"Maaf, aku takut zina mata kak" cicit Diana pelan sembari melirik kearah Alvaro sebentar lalu menunduk lagi

"Kalo gitu aku permisi kak, assalamualaikum" setelah mengatakan itu Diana langsung pergi dengan berlari meninggalkan Alvaro dan teman-temannya dengan wajah cengo , tak menyangka

"lah baru ditembak langsung ditinggalin? Gue ga lagi mimpi kan?!" Batin alvaro sedangkan otaknya masih mencerna apa yang terjadi barusan

__________________

Gimana perasaan kalian kalo jadi diana?
Malu? Gugup? Marah? Atau gimana

Jangan lupa tinggalkan jejak🌟
Saya ucapkan terimakasih karena telah membaca cerita saya

Akhir kata dari saya, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Salam cinta dari liutt untuk readers tersayang😚❤️

Hijaber And Handsome Boys💞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang