[23]

69 7 5
                                    

Tetaplah jadi apa adanya.
-Diana.

---

"Mau pulang gak?" tanya Bryan sembari matanya menatap langit.

Diana menundukkan pandangannya, tidak menatap Bryan juga. "Iya."

"Lu bawa motor kan?ayo gua kawal sampe pulang," tawar Bryan tulus.

"Kaya princess aja mesti dikawal," gurau Diana seraya menggelengkan kepalanya.

"Dih, udah ayo pulang!" ajaknya yang diangguki oleh Diana.

Diana menaiki motornya dengan dikawal oleh Bryan yang menaiki motor sportnya dibelakang hingga sampai di rumah Diana.

"Yaudah sana pulang," usir Diana dengan nada halus tentunya.

"Lah gua ga ditawarin masuk dulu? Tawarin minum kek," sinis Bryan menatap tak percaya.

"Aku kan sebatang kara jadi rumah sepi takutnya nanti menimbulkan fitnah." Diana mengatakannya dengan senyuman namun tertutupi oleh cadarnya.

Hati Bryan rasanya mencelos begitu saja.
Ternyata masih ada wanita sekuat dan setabah ini?

"Lu gak sebatang kara, lu masih punya gua," ceplosnya tanpa sengaja.

Diana menaikan alisnya. "Hah?"

Plak!

Bryan menepuk mulutnya sendiri, "Maksud gua lu punya sahabat kan? Nah masa ga lu anggep dia."

"Ohh iya hehe kamu benar. Aku masuk dulu ya, Assalamu'alaikum."

"Waalaikumussalam." Lalu, Bryan pun pergi.

---

Di dalam kamar.

"Ya Allah apa aku copot aja cadarnya ya? Semenjak pakai cadar semakin banyak orang yang menghinaku,duh kok ragu gini jadi harus sholat istikharah ini katanya," monolog Diana.

Dia meragu, copot atau tidak?

Ting...

Pesan masuk dari Mila yang menjelaskan tentang segala macam serta kegunaan skincare lengkap.

Diana menatapnya dengan berbinar, sebagai seorang wanita pasti ingin dirinya cantik bukan?

Dia segera melihat tabungannya. "Uangnya masih lumayan buat kedepannya, kalo beli skincare kayanya Masi cukup lah meski harus hemat banget."

Diana tersenyum dan segera meminta Mila untuk memesankan skincare yang aman non-merkuri dan BPOM.

kalau dia milih sendiri bisa-bisa dapet abal-abal karena ga berpengalaman.

"Hidup sendiri lagi." Diana menghempaskan tubuhnya ke kasur.
Menarik napas dalam.

"Udah ah Diana berhenti ngeluh! Inget kata Bryan kalau Tuhan tidak akan menguji seorang hamba diluar kesanggupan hamba tersebut," tanamnya dalam pikiran.

Setelahnya, dia memilih mengambil air wudhu untuk menenangkan pikirannya yang ragu akan mencopot cadar atau tidak.
Mengambil kitab suci Al-Qur'an yang ia tidak pernah ia biarkan berdebu karena sering dia baca.

Akankah kamu membiarkan surat cinta dari Tuhan mu berdebu?

Dengan membaca Al-Qur'an lebih menenangkan pikiran sekaligus melaksanakan perintah sang pencipta alam semesta.

"Alhamdulillah." Dia mengakhiri bacaannya.

"Laper beli bahan masakan dulu kali ya," gumamnya.

---

Di ind*mart

Ya, disinilah Diana sekarang berada, memilih-milih bahan makanan untuk ia masak.

"Jangan mie instan lagi deh gak baik kalau keseringan," monolognya.

DUORRRRR

"Astaghfirullah!!" teriak Diana kelepasan karna kaget dan teriaknya menarik perhatian orang sekitarnya.

"Maaf-maaf pak buk," ucapnya dengan sopan, sungguh malu rasanya.

Diana menatap tajam orang didepannya, sang biang kerok yang mengagetkannya.

"Kak Alvaro bisa ga jangan ngagetin gitu!" Kesalnya yang malah dibalas cengiran tak berdosa Alvaro.

"Maaf-maaf lagian elu si fokus banget jadi gue khilaf pengen ngagetin," guyonnya sambil tersenyum memperlihatkan giginya yang rapi.

"Dasar manusia," desis Diana.

Alvaro mengerutkan alisnya, "lah elu kan juga manusia," herannya.

"Iya tapi beda spesies sama kakak," jawab Diana asal.

"Emang gue dari spesies apa?" tanya Alvaro penasaran dengan jalan pemikiran Diana.

"Primata," sahut Diana asal.

Alvaro mendelik tak terima, "Astaghfirullah masa cowo setampan gue dibilang spesies primata, parah lu."

"Lebih tampan nabi Yusuf," timpal Diana sembari melanjut memilih bahan makanan.

"Ya iya tapi jangan bandingin nabi sama gue woi, beda jauh Astaghfirullah. Bandingin sama cowok-cowok diluar sana dong pasti gue yang tertampan," narsis Alvaro dengan pedenya.

"Sudah kubilang lebih tampan nabi Yusuf," kekeh Diana membuat Alvaro makin kesal.

"Ngeselin ya lu!"

"Emang." Diana mengendikkan bahunya acuh tak acuh.

"Serah lu dah serah, dasar cewe."

--

Sesuai ucapan saya kalau malam ini bakalan update hehe.
Follow saya jika ingin tau kapan akan update nya karena biasanya saya kasih spoiler dulu wkkw.

Oh ya menurut kalian Diana harus buka cadar atau engga? Kasi alasan ya^^

Hijaber And Handsome Boys💞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang