Assalamualaikum semuanya, mohon perhatiin typo ya :)
Jangan lupa dengerin lagu di mulmed biar lebih ngena ya (hingga saatnya bahagia-Dinamika)(part ini khusus untuk kilas balik)
"Aku percaya akan segala Ketentuannya, ini hanya tentang waktu."
-Alula-***
(Alula POV)2 Bulan Sebelumnya
Saat ini Aku sedang berada di rumah, kebetulan minggu ini jadwal menjadi pemateri di pengajian Ibu-ibu sedang kosong, akhirnya Aku putuskan untuk pulang ke rumah. Lagi pula Aku memang sudah rindu dengan masakan Bunda.
Saat pulang ke rumah, Aku lebih banyak di kamar bersantai. Karena Aku berfikir kapan lagi bisa begini jika tidak dirumah. Saat ini Aku sedang berseluncur di Instagram melihat story teman-temanku. Dan jariku tiba-tiba tertahan saat melihat story salah satu temanku.
"Dia lamaran?" gumamku lirih.
Tahu apa yang sedang kufikirkan saat ini?Aku membayangkan diriku jika nanti dilamar, seperti apa rupa calon imamku? Apa dia orang yang baik? Bagaimana tanggapan keluarganya terhadapku? Apa Ibunya akan setuju jika Aku jadi menantunya? Dan banyak hal lainnya yang kubayangkan.
Karena asik melamun Aku sampai tidak sadar, Adik bungsuku sudah ikut merebahkan dirinya disampingku.
"Mbak kapan pulang?" Tanyanya tanpa mengalihkan atensi dari handphonennya."Kenapa nanya gitu Dek? Kamu gak suka ya Mbak dirumah?" ujarku dengan nada dan ekspresi yang pura pura kesal.
"Idih baperan bangetsih jadi Orang Mbak haluuuu." jawabnya dengan nada menyebalkan. Ya begitulah panggilan sayangnya padaku, katanya biar beda. Dan Aku udah terlalu lelah memprotesnya, Aku sudah pasrah.
"Lagian nanyanya gak santai amat, ya wajarlah ngerasa."
"Iyain aja umur gak ada yang tahu."
Astaga Adikku ini memang begitu, sangat menyebalkan. Kata-kata yang keluar dari mulutnya itu seperti diberi cabai. Selalu seperti itu, untung aja cuma punya satu adik yang begini. Kalau ada tiga bisa terkena serangan jantung di usia muda Aku. Oh, tidak bisa Akukan belum menikah. Eh-kok Aku malah mikiran nikah aja. Okey lupakan.
"Dek, Mau nanya seriusnih. Coba handphonenya di simpen dulu!" sambil memperlihatkan wajah kesal.
"Hmmmmm"
"Huffft sabar Lula, sabarrr. " gumamku pelan menenangkan diri agar tidak meledak.
"Aku dengar ya mbak" jawabnya sambil melotot.
"Hehehehe, lagian kamu Dek mbak serius juga!" sambil mengangkat dua jari keatas membentuk huruf v.
"Yaudah cepetan mau nanya apa?"
" Mbak mau nanya menurut Kamu pernikahan itu apasih? Terus kira-kira target nikah kamu di usia berapa?"
"Cieeee, Mbak udah pengen nikah ya?" bukannya memberikan jawaban yang memuaskan, Dia malah meledek dengan nada jahil andalannya yang langsung kuhadiahi pelototan. Orang udah serius juga bisa-bisanya Dia masih bercanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lembaran Takdir Cinta
RandomPENTING⚠️ Cerita ini terinspirasi dari orang yang Aku kenal, lalu Aku kembangin agar lebih nyaman dibaca. Jadi ini murni karyaku, dan kalaupun ada kesamaan ketidaksengajaan dengan cerita lain, itu diluar kuasaku. Terimakasih 💙 . . Jujur aja cerit...