04. Khitbah

16 0 0
                                    

"Hanya Allah satu-satu penulis skenario terbaik"

-Alula-

Sesuai dengan kesepakatan waktu itu, Mas Orion memberi kabar bahwa akan nadzor secara langsung kerumah orangtuaku pada hari Sabtu Pagi. Tepatnya besok. Akupun sudah memberi kabar pada Bunda dan Abi akan kedatangan tamu.

Setelah selesai mengajar seperti biasanya, hari ini tepatnya pukul lima sore Aku memutuskan untuk pulang kerumah orangtuaku mengendarai motor kesayangannku. Dan sekitar jam enam sore Aku tiba di kediaman Orangtuaku. Aku langsung menuju kamar dan membersihkan diri.

Pukul tujuh malam, Kami sekeluarga makan bersama. Dan seperti biasa Aku akan membantu Bunda menyiapkan makan malam. Setelah semuanya beres, Aku langsung memanggil Alana dan Abi. Kami menikmati makan malam dengan suasana yang tenang.

Setelah  makan malam, Aku tidak langsung pergi ke kamar. Tadi Abi berpesan, setelah selesai makan malam untuk menemui Abi di Ruang TV. Dan entah kenapa persaaanku mengatakan kalau Abi ingin membahas perihal kedatangan Mas Orion dan keluarganya besok.

Kemudian Aku menghampiri Abi yang sedang duduk santai di Sofa sambil melihat tayangan berita di televisi. Aku menyentuh pundak Abi untuk memberitahukan keberadaanku. Abi menoleh dan tersenyum kemudia Abi memintaku duduk disampingnya.

"Mbak ayo duduk di samping Abi"

"Iya Bi" Balasku sambil tersenyum.

"Abi mau nanya perihal tamu yang akan datang besok hari Mbak."

Kan benar dugaanku, Abi pasti penasaran tentang Mas Orion.

"Iya Bi, boleh mau nanya apa?"

Abi tak langsung bersuara, mengambil jeda sebentar. Mungkin sedang merangkai kata dengan baik. Setelah jeda beberapa detik kemudian Abi bersuara.

"Abi tahu Mbak, ketika Mbak mengabari Abi bahwa akan ada tamu yang datang kesini. Abi tahu itu adalah tamu spesial. Yang ingin Abi tanyakan, Apakah mbak sudah yakin dengan keputusan mbak?"

Pertanyaan Abi kurenungi baik-baik, Aku tahu Abi sayang padaku makanya Abi ingin memastikan dari diriku secara langsung.

"InsyaAllah Mbak sudah yakin Bi, Mbak juga sudah istigharah. Semoga ini pilihan terbaik, doain Mbak ya Bi." ujarku sambil menatap mata Abi yang tak lagi secerah dulu.

Abi membalas tatapanku, dan tak butuh waktu lama kemudian Abi membawaku kedalam pelukannya. Sungguh momen ini sangatlah membuatku terharu. Sudah lama sekali rasanya tidak seintens ini berbincang dengan Abi.

"Anak Abi sudah dewasa." ujar Abi kemudian.

Jujur saja satu kalimat itu membuat mataku berkaca-kaca. Karena tanpa sadar Aku berfikir, jika waktu begitu cepat berlalu.

"Meskipun Mbak udah dewasa, Bagi Abi Mbak tetap Anak kecil yang selalu manja." yang dibalas kekehan oleh Abi.

"Yasudah karena sudah malam juga, Mbak sebaiknya tidur.  Besok kesiangan lagi ketemu calonnya." goda Abi padaku.

"Semua orang juga tahu Abi kalo sekarang udah malam." balasku sambil beranjak dan pura-pura jengkel melihat Abi. Sekarang Aku tahu dari mana kejahilan Alana berasal. Ya, tentu saja dari Abi.  Rasanya senang sekali mereka dalam urusan menjahiliku.

"Mbak masuk kamur duluan ya Bi, assalamualaikum Abi jahil" ujarku sambil berlalu dari hadapan Abi. Yang dibalas Abi dengan menjawab salamku disertai tawa.

***

Pagi ini Aku bertugas membereskan rumah, Alana adikku bertugas mencuci piring, sementara Bunda tadi pagi sekali sehabis sholat subuh sudah pergi ke pasar diantar Abi. Katanyasih biar nanti gak buru-buru menyiapkan makanan untuk tamu istimewanya.

Setelah selesai beberes, Aku menghubungi Mas Rion via chat. Dengan saran Mbak Shila.

Assalamualaikum Mas, afwan Lula ingin bertanya kira-kira keluarga Mas jam berapa ya sampai disini?

Tidak menunggu lama Mas Rion kemudian membalas pesanku

Waalaukumussalam Lula, keluarga Mas kira-kira akan sampai di sana sorean. Karena jarak dari sini kan sekitar 5 jam.

" baik mas, nanti jika akan sampai tolong kabari ya."

"Iya Lula InsyaAllah"

Setelahnya, pesan dari mas Orion tak lagi kubalas. Ya karena menurutku tak perlu dibalas. Oiya, keluarga Mas Orion memang tinggal lumayan jauh dari alamat keluargaku. Seperti yang dikatakan Mas Rion via chat bahwa mereka akan sampai sore, dan bisa saja maghrib jika jalanan macet.

Tak lama kemudian Aku mendengar Bunda dan Abi telah pupang dari pasar. Dwngan belanjaan yang lumayan banyak dibandingkan hari biasanya.

"Assalamualaikum Mbak" itu Abi yang memberi salam dengan senyum teduhnya.

"Waalaikumussalam Abi ganteng" jawabku sambil menyalim tangan Abi. Sementara Bunda mengatakan tak perlu disalim, karena tangan Bunda kotor karena habis berbelanja. Berbeda dengan Abi yang hanya bertugas memgang belanjaan yang sudah Bunda beli.

"Oiya Bi, kata Mas Rion keluarganya akan sampai sorean."

"Okey Mbak, Abi mau ngabarin Pakde dan Bukdemu dulu supaya mereka datang kesini. Juga mau ngabarin tetangga dekat kita, juga Pak RT. " Balas Abi dengan semangat."

"Jangan banyak ngundang orang Bi, inikan baru khitbah kalau nikah barudeh." timpalku merasa tak perlu saat begini mengundang banyak orang, karena Aku ingin jadi rahasia dahulu. Supaya lebih sakral dan khidmat saja.

"Iya Abi tahu kok Mbak, Abi cuma ngundang yang dekat aja kok gak banyak."   ujar Abi menjawab kekhawatiranku.

"Alhamdulillah kalau gitu Bi." Balasku dengan senyum lega.

17.05 Wib

Sudah cukup sore, tapi belum ada kabar dari keluarga Mas Rion. Jujur saja Aku khawatir, gelisah dan deg-degkan. Apalagi tadi akad perjanjiannya mereka sampai di rumah orangtuaku sore. Dan ini sudah menjelang maghrib. Sementara pakde dan Bukdeku yang rumahnya sekitar 3 jam sudah sampai sejak 4 sore.

Bunda menghampiriku, mencoba menenagkanku dan memintaku untuk menghubungi Mas Rion. Yang sejak tadi handphonenya tidak aktif, mungkin karena di jalan.

Kemudian kubuka kembali ruang obrolan kami. Dan alhamdulillah Mas Rion terlihat online.

Assalamualaikum Mas, sudah dimana ya?

Waalaikumussalam Lula, Maaf ya mungkin akan sedikit telat. Karena Mas dan keluarga bersilaturahmi sebentar dirumah saudara Mas." mungkin Mas dan keluarga akan sampai sekitar jam 7 malam.

Melihat balasan Mas Rion, jujur Aku sedikit kecewa. Dari siang Aku khawatir katena mereka tak kunjung sampai, Karena kufikir ada apa-apa. Ternyata mereka sedang silaturahmi ditempat saudaranya sekalian.

Tapi kucoba memakluminya dan kubalas pesan dari Mas Rion.

Baiklah Mas, Aku tunggu ya.





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 13, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lembaran Takdir CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang