MASA ORIENTASI SISWA BARU

33 18 0
                                    


"KRIIINGGGG!!!!"

"Aduh berisik banget sih" ucapku seraya mematikan alarm dan kembali tidur lagi.

Aku merasakan indahnya pemandangan sambil berenang dengan panas matahari pagi, view menghadap ke sawah dengan hamparan tanaman hijau yang sangat sejuk. Ah aku senang berada disana, sangat relax.

Tiba-tiba aku mendengar suara mama berteriak, aku terkejut.

"Titania udah pagi nih ayo bangun" Teriakan mama yang memberhentikan mimpiku.

Aku langsung terbangun dari kasur empukku dan telah kusadari itu hanyalah mimpi.

Namaku Titania, ya Titania Aurorae lengkapnya. Aku cukup Good Looking walaupun tidak terlalu cantik. Tinggiku hanya 155cm dengan berat 47kg, tidak terlalu kurus, cukup ideal. Kulitku kuning langsat, hidung mancung karena keturunan papaku, dan aku menggunakan kawat gigi hanya untuk bergaya walaupun gigiku sebenarnya sudah rapi. Aku anak sulung dan mempunyai 2 orang adik kembar, Adrian dan Andrean namanya. Saat ini aku berusia 15 Tahun, sedangkan mereka 12 Tahun. Papaku seorang pebisnis di bidang Funiture, sedangkan mamaku seorang Dosen di suatu Perguruan Tinggi Swasta ternama di kotaku, Jakarta.

Hari itu tanggal 3 Juli yang merupakan hari pertama aku mengikuti Masa Orientasi Siswa baru di SMA-ku. SMA Negeri 8 Jakarta, dimana salah satu SMA terbaik di Jakarta Selatan. Selain harus memiliki kemampuan akademik yang baik, juga harus dari kalangan keluarga menengah ke atas.

Aku mengarahkan mataku ke jam dinding.

"yaampun udah jam 5.45 dan aku belum siap-siap, aku hari ini pasti telat"

Aku langsung mandi dan menyiapkan segala peralatan ospek.

"Papan nama udah, topi kerucut, tas karung, gelang tali, bendera, semuanya udah"

Tak lupa aku menggunakan baju ospek yang sudah diberikan oleh panitia.

"Ayo pak buruan nanti telat" ucapku kepada pak maman, supirku yang mengantarku kemanapun dari kecil.

waktu menunjukan pukul 06.30 , situasi jalanan di Jakarta pagi itu sangat macet dan sudah pasti aku telat.

20 Menit kemudian barulah aku sampai di area sekolahku.

Dari jauh aku melihat kerumunan orang di depan gerbang, dan ya.... itu adalah anak-anak yang juga datang terlambat. Dengan santai aku turun dari mobil dan menuju ke gerbang.

"Eh anak baru cepetan dong jalannya jangan kayak siput" Teriak salah satu panitia ospek.

"wah pasti aku kena hukum abis-abisan nih" ucapku dalam hati.

Aku langsung berlari ke arah kerumunan tersebut.

"Kenapa kamu telat?"

"Maaf kak, tadi macet dijalan"

"Tuan Putri bangunnya kesiangan ya?" tanya salah satu panitia dengan mendongakkan dagu ku.

aku hanya diam.

"Kalo ditanya orang tuh dijawab" teriak kakak itu tepat didepan wajahku.

"I-iya kak, maaf" ucapku lirih.

lalu ia melepaskan tangannya dari dagu ku.

Dia adalah kakak kelas ku, namanya Berry kelas 9.4, ia memang dikenal orang karena sifatnya yang galak dan pemarah.

"Kalian semua yang telat, kumpulkan sampah di area sini sampai bersih"

Kami pun langsung mengumpulkan seluruh sampah yang ada di depan gerbang.

Ketika aku sedang mengambil sampah, aku dikejutkan dengan seseorang yang tiba-tiba menepuk bahu ku.

"Eh ya ampun, ada apa ya kak?"

"Hmmm... maafin temen aku tadi ya yang marahin kamu"

"Iya gapapa kok kak, emang aku salah kok karena telat"

"Nama dia berry, dia emang orangnya suka marah dan galak banget"

Aku hanya tersenyum. Dia adalah kakak kelas ku, Jo namanya. badannya tinggi, kekar, dan sepertinya salah satu cogan roti sobek di Sekolah ini, sempurna di mataku. Ia sangat baik dan ramah. Oh iya, sekolahku ini terkenal dengan murid-murid yang sangat pintar dan juga High Class.

Setelah selesai, aku langsung memasuki barisan pleton ku dan mencari tempat duduk. Aku menemukan tempat duduk kosong di samping seorang perempuan, lalu aku menyapa nya.

"Kenalin, namaku Titania" ucapku sambil menyodorkan tangan.

"Halo.. aku Dellya"

Dellya, nama yang cantik. Dellya cukup tinggi, bahkan lebih tinggi daripada aku yang hanya 155cm. Kutaksir tinggi Dellya sekitar 160cm. Cukup tinggi untuk seukuran anak SMA. Dellya berkulit kuning langsat dan bermata sipit. Sejak saat itu aku akrab dengannya, dia adalah teman pertamaku di SMA. ia sangat baik dan ramah, rumahnya ternyata searah dengan rumahku dan hari ini kami akan pulang bersama, pastinya dijemput Pak Maman.

"TEEETTTT"

Bel istirahat pun berbunyi. Kami langsung berhamburan kesana-kemari, ada yang langsung menuju musholla dan ada pula yang menuju kantin. Aku dan Dellya memilih untuk pergi ke kantin dan makan siang terlebih dahulu. Aku sangat lapar karena gak sarapan tadi pagi. Aku membeli bakso dan air mineral.

"kamu suka bakso?" tanya Dellya

"suka bangetttt" jawabku sambil berjalan menuju penjual bakso

"sama dong"

Ternyata kami berdua sama-sama pencinta bakso.

Selesai makan, kami pun langsung menuju ke musholla untuk sholat dzuhur. Waktu menunjukan pukul 13.00 dan saatnya berkumpul kembali ke barisan karena akan dibagikan pendamping pleton.

"Pleton 9 didampingi oleh Jonathan" ucap ketua panitia melalui mic.

Kak Jo berjalan ke pleton 9 dan tersenyum ke arahku. seketika aku terkejut dan memalingkan wajah.

"Siapa yang mau jadi ketua pleton?" tanya Kak Jo

Kami semua diam, tak ada yang berani menunjuk tangan untuk menjadi ketua pleton.

"Kalau gak ada yang mau, kakak yang akan pilih" ujarnya.

5 detik berlalu.

"Aku mau kamu yang jadi ketua" ucapnya sambil menunjukku.

Aku kaget.

"Hah? aku kak?"

"Iya kamu!"

dengan terpaksa aku hanya mengangguk.

"Kok dia pilih akusih? Kan ada yang lain, kenapa harus aku?" tanyaku dalam hati.

SHS Babes 💋Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang