03 - Alkisah Yera dan Jean

276 60 9
                                    

Je, apa lo gak capek ngejar gue?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Je, apa lo gak capek ngejar gue?

••••

Yera berbaring, menatap langit-langit kamarnya dengan pandangan kosong dan fikiran yang berkelana kemana-mana. Sebenarnya yang berada dalam isi kepalanya saat ini adalah sosok Jean, bagaimana awal pemuda itu datang ke dalam kehidupannya.

Semua berawal saat Yera yang sedang menunggu saudari kembarnya itu di depan kelas. Jika biasanya Yeri yang menunggunya pulang, tapi kali ini Yera yang menunggunya, itu karena kelasnya lebih cepat selesai daripada kelas Yeri hari ini. Mereka berdua memang selalu pulang bersama. Alasannya hanya satu, karena Yera tak bisa berkendara dengan baik. Terakhir kali gadis itu masuk ke dalam saluran air di komplek perumahan saat sedang belajar mengendari motor bersama Yeri. Karena kejadian itu, daddy melarangnya untuk berkendara.

Kata mommy, Yera ini mewarisi sifat daddy-nya, cerdas namun ceroboh. Yera baik dibidang akademik melebihi Yeri, tapi Yera sangat payah dan ceroboh dalam kehidupan sehari-hari, berbeda dengan Yeri yang sigap dan cekatan dalam berbagai hal.

Sore itu Yera tengah berdiri dengan santai sambil memainkan ponselnya di depan kelas Yeri, namun secara tiba-tiba seseorang merampas ponselnya. Orang itu Jean Pramono.

"Ya ampun Yer, lo kok di luar sih? Bolos ya lo, kayak gue?" tanyanya kelewat percaya diri.

Yera mendengus, lalu mengambil paksa ponselnya dari tangan Jean. "Gue bukan Yeri," ujar Yera dengan nada dinginnya.

Jean terbahak, "Bercanda lo gak lucu, goblok!" ujarnya sambil memukul bahu Yera dengan keras.

Yera meringis kesakitan, mata bulatnya menatap kesal pada sosok Jean yang masih tertawa lebar dan menampil sepasang gigi kelincinya.

"Kalau lo bukan Yeri, siapa dong? Setan? Ih serem ah!" ujar Jean sambil mengusap kedua lengannya, membuat gestur tubuh seolah-olah dirinya tengah ketakutan.

Yera menyingkirkan tali tas ranselnya, menunjuk bordiran nama pada seragam yang ia kenakan. "Nih, nama gue Yerasa Putri Maitreya! Bukan Yerisa!" ujarnya dengan penuh penekanan, alias ngegas kayak bajaj.

"Waduh, seriusan nih?" tanya Jean dengan nada hebohnya, tanpa sadar pemuda itu menarik seragam Yera dan memaksa gadis itu maju ke depan mendekatinya.

Jean menyentuh bordiran nama milik Yera, memastikan bahwa huruf 'a' disana bukanlah tulisan spidol yang sengaja dibuat oleh Yeri untuk menipunya. "Wah asli nih?" gumamnya dengan mata yang masih menatap fokus bordiran baju Yera.

Jean menunduk, membuat wajahnya begitu dekat dengan wajah Yera untuk melihat bordiran baju milik gadis itu. Sedang Yera setengah mati mendongakkan wajahnya supaya tak berdekatan dengan wajah pemuda di depannya.

"JEAN PRAMONO!" Suara teriakan milik guru menghentikan kegiatan Jean yang tengah menganalisa bordiran nama milik Yera. Pemuda itu menoleh, lalu menunjukkan cengirannya di hadapan sang guru.

✔️Ma Twins [JUNGRI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang