Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kalau gue dapat nilai sempurna, boleh minta hadiah gak?
•••••
Yera mendengus malas, matanya melirik pada sosok Jean yang tengah menatap seisi rumahnya.
Yera berbalik, menatap saudari kembarnya dengan pandangan kesal. Bisa-bisanya Yeri membawa Jean ke rumah mereka! Yeri sendiri hanya bisa meringis, merasa tak enak pada kembarannya itu karena sudah membawa makhluk astral sejenis Jean ke rumah mereka.
Yeri bukannya sengaja membawa Jean ke rumah, itu karena mereka harus mengerjakan tugas kelompok Sejarah, yang sialnya pemilihan anggota kelompok dilakukan secara acak. Mungkin Yerisa sedang mengalami nasib sial karena harus sekelompok dengan Jean, terlebih dalam satu kelompok hanya berisi tiga orang saja.
Well, setidaknya Yerisa tidak terlalu sial karena memiliki pemuda berkacamata dengan tatanan rambut rapi belah tengah yang menjadi anggota ketiga dalam kelompoknya. Yoga Prasetya itu bisa dia andalkan dalam tugas ini, mengingat nilai yang diperoleh pemuda itu jauh lebih baik daripada dirinya dan Jean.
"Maafin ya," bisik Yeri sambil menyikut pelan lengan Yera.
Yera mengangguk pasrah, memilih untuk masuk ke dalam kamarnya supaya Jean tak bisa mengusiknya.
"Loh, Yera sayang mau kemana?" tegur Jean saat melihat Yera melangkah pergi meninggalkan ruang tengah.
"Kamar," jawab Yera dengan nada malas.
"Kok ke kamar sih? Kan ada Jean di sini. Ah, apa Yera maunya kita berduaan di kamar?" ujar Jean kelewat percaya diri.
Yera berbalik, menatap pemuda itu dengan pandangan kesal. "Berduaan sama Jean? Mimpi."
Tawa Yeri seketika pecah mendengar ucapan sarkas saudari kembarnya itu, begitupun dengan Yoga yang tak bisa menahan senyumnya saat melihat wajah tertawa milik Yeri yang kelewat cantik itu.
"Biasanya dari mimpi bisa jadi kenyataan kok," sahut Jean masih dengan rasa percaya dirinya.
Yera menghela napas jengah, memilih untuk melanjutkan langkah kakinya menuju kamarnya. Tapi, belum sempat Yera berbelok menuju kamarnya, Mommy-nya muncul sambil membawa sebuah nampan berisi minuman untuk teman-teman anaknya.
"Loh, anak mommy mau kemana?" sapa Mommy-nya saat berpapasan dengan Yera.
"Ke kamar Mom,"
"Kok ke kamar sih? Kan ada teman-temannya datang. Gak sopan loh kalau ada temannya datang malah ditinggal."
"Itu kan teman-temannya Yeri, bukan Yera."
"Tapi Yeri dan Yera kan satu sekolah. Itu berarti teman Yeri ya temannya Yera juga, begitupun sebaliknya."
Yera terdiam, kehabisan kata-kata untuk membela diri. Dengan terpaksa ia kembali menuju ruang tengah bersama Mommy Wenda yang berjalan di sampingnya.