Aurel tertawa saat Langit tak sengaja ia potret. Ia menyimpan ponsel nya di saku nya dan berlari menyusul Langit.
"Kamu jahil banget ya" ucap Langit sambil mencubit hidung Aurel.
"Hehehe buat kenang kenangan"
Langit langsung menggendong Aurel dan memutar mutarkan tubuh Aurel.
Mereka tertawa lepas. Tak menyangka hubungan persahabatan mereka berubah menjadi cinta.
"Makasih buat semua yang bikin aku bahagia" ucap Langit tulus.
Aurel memeluk tubuh tegap Langit dan menyandarkan kepalanya di dada bidang Langit.
"Makasih udah sabar nunggu aku peka. Tetap disini, jangan tinggalin aku lagi. Cukup 6 tahun yang lalu aja" sambung Langit sambil membalas pelukan Aurel.
Aurel tersenyum tulus. "Makasih juga kamu udah membalas perasaan aku"
"Sama-sama. Dan aku akan mencoba buat pertahanan hubungan kita sampai kita menua. Dan aku juga akan berusaha buat menjaga kamu selamanya"
Aurel lagi lagi menangis haru saat mendengar Langit mengatakan hal yang membuat hatinya menghangat.
Mereka berpelukan di tengah butiran pasir pantai. Membiarkan ombak di Pantai menjadi saksi bisu cerita cinta mereka.
"Pulang yuk"
"Nggak mau. Pengen liat sunset" ucap Aurel menolak untuk pulang.
Mereka pun duduk di bibir pantai. Aurel menyandarkan kepalanya di bahu Langit. Langit juga menyandarkan kepalanya di kepala Aurel.
Mereka sama sama menikmati sunset nya dengan tenang. "Aku ga mau jadi Sunset" ucap Langit tiba tiba.
Aurel menoleh menghadap Langit. "Kenapa? Bukannya Sunset itu indah" tanya Aurel heran.
"Walau seindah apapun Sunset, ia akan tenggelam dan meninggalkan kenangan yang indah. Aku juga tidak ingin hadir hanya untuk sesaat" ucap Langit.
"Aku ingin jadi Novel. Yang selalu kamu baca tiap hari, yang selalu kamu lihatin tiap hari dan yang selalu kamu jaga tiap hari" sambung Langit.
Aurel menggigit bibir bawah nya gugup. Ia semakin salah tingkah ketika Langit mengatakan hal yang bisa membuat nya ingin terbang.
Langit segera menarik Aurel dalam pelukannya. Disitu Aurel tersenyum bahagia, begitupun Langit. Ia tidak pernah sebahagia ini dalam hidupnya.
"Jangan pernah ninggalin aku ya" ucap Langit sambil mencium pucuk kepala Aurel.
Aurel mengangguk sambil membalas pelukan Langit.
"Udah yuk pulang. Udah mau malem" ajak Langit sambil mengulurkan tangan ke Aurel.
Aurel mengangguk dan menerima uluran tangan Langit.
Sepanjang perjalanan. Aurel dan Langit terus menggenggam tangan satu sama lain. Langit menggenggam tangan Aurel dengan tangan kiri. Sedangkan tangan kanan, fokus menyetir. Begitupun dengan Aurel. Aurel membalas gennggaman tangan Langit dengan tangan kanan, sedangkan tangan kiri sibuk memegang ponsel.
Langit yang sedari tadi di diemin oleh Aurel langsung menepikan mobil nya dan menyaut ponsel milik Aurel.
"Eh eh eh" Aurel mebelalakkan matanya ketika Langit membaca pesan dari Alex.
"Itu tata lagu bahas tentang kerja kelompok" ucap Aurel merasa bersalah.
Langit menatap datar Aurel. Lalu memasukkan ponsel Aurel ke dalam sakunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CHUBBY GIRL✔
Teen FictionFOLLOW SEBELUM MEMBACA! Langit menangkup kedua pipi Aurel. " Gue ga suka liat lo nangis. Kenapa nangis hm?" "Ta Tata tau ka kalo Senja nggak bakal bales perasaan Tata. Yang ada malah Senja bakal ngejauhinTata" ucap Aurel sambil terus menangis. Langi...