Wisteria-1

2.5K 277 107
                                    


|||||||||||||||||||||||







Tangan-tangan terampilnya secara teliti, perlahan, namun pasti - menarikan jarum berisi seutas benang berwarna hijau untuk membentuk sebuah kaus kaki

Merajut adalah hobinya - tidak banyak hal yang bisa ia lakukan, sehingga merajut menjadi pilihan yang paling apik untuk dikerjakan 

Meski tidak melihat, ia bisa tahu warna apa saja yang sedang ia pegang - seseorang membantunya memberikan tanda untuk mengingat warna-warna itu

Sambil mendengarkan suara televisi yang sedang menyiarkan sebuah drama romansa, ia merajut benang demi benang itu hingga sudah selesai satu kaus kaki untuk sisi sebelah kiri - sebuah kaus kaki mungil untuk bayi. Ah, itu ia akan berikan pada anak tetangga yang baru saja lahir tiga minggu lalu

BRUGHH!

Seorang lagi mengambil posisi di sebelah tempat duduknya dengan tergesa, di tangannya ada sebuah potongan kecil cumi bakar

"Hyung, ayo buka mulutmu" Ucapnya

Tangan itu berhenti dengan kegiatannya, lalu menoleh pada suara di sebelahnya, dan menurut untuk membuka mulut menerima suapan 

"Humm enak sekali" Gumamnya dalam kunyahan 

"Hyung menyukainya?" Yang memberi, menampilan ekspresi antusias

Bibir merah itu tersenyum lembut, tangannya terangkat untuk meraba rambut lawan bicaranya "Sangat, ini sangat enak"

"Yess!! Aku berhasil!!"

Adiknya memeking girang - mencoba resep baru konon, resep cumi bakar yang baru ia pelajari di Youtube. Anak itu memang serba bisa dan serba mau belajar dalam bidang apapun 

"Tangan hyung kenapa? Ini terluka"

Tiba-tiba matanya teralih pada punggung tangan si kakak yang terlihat terluka sepanjang lima senti

"Tidak sengaja tergores jarum sewaktu di toko, tapi ini baik-baik saja" Si kakak berusaha meyakinkan kekhawatiran sang adik 

"Sebentar hyung"

Dengan cepat, ia mengambil kotak P3K yang berada di laci dekat dengan meja TV, kemudian mulai memberi obat untuk luka sang kakak

"Maaf ya jadi merepotkan begini"

"Aku harusnya yang selalu minta maaf karena terus menyusahkan Jin hyung" Sahutnya dengan masih fokus memberi perban pada luka itu 

Yang lebih tua menggeleng tak setuju, tangan satunya meraba mencari wajah sang adik, lalu mengelus pipi tembam si bungsu "Tidak sayang, jangan bicara begitu. Nanti setelah makan jangan lupa ulang pelajaran di sekolah tadi, setelah itu boleh ikut hyung merajut atau beristirahat"

Wajahnya terangkat untuk menatap tatapan kosong si kakak, dadanya terasa sesak setiap kali menatap kedua mata itu "Hyung, mianhe - Aku belum bisa membantu hyung, tapi aku berjanji akan membahagiakan hyung suatu hari nanti"

"Jungkookie jadi anak yang baik, menuruti apa kata hyung, selalu ada di sisi hyung, itu sudah sangat membahagiakan" Jawab Seokjin - sang kakak, sambil menggenggam tangan adiknya dan memberi pengertian bahwa dirinya baik-baik saja 

Ah, nama adik itu adalah Jungkook - adik tunggal yang ia miliki, anak itu sekarang kelas dua sekolah menengah atas. Satu-satunya harta paling berharga yang Seokjin punya, selepas kepergian orangtuanya

WISTERIA -  The SEQUEL of CAESIM AIDANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang