AFTER THE WEDDING
JAEDO VER
(GS)
💚💚💚Typo(s) bertebaran!
✨
Hal yang jelas-jelas ada tapi sering diabaikan, hal yang dianggap lebih baik tidak ada karena ketidaktahuan diri sendiri, beberapa hal penting yang kita salah pahami selama hidup; udara, kesetiaan antara manusia, percintaan.“Hah…”
Doyoung menghela napas panjang sambil memandangi es batu yang sudah mencair. Janji bodoh yang dibuatnya sewaktu masih muda dan lugu mengikatnya sampai sekarang.
Doyoung kembali ke kamarnya dengan ragu-ragu setelah meminum segelas air dingin. Ia melihat suaminya di tempat tidur. Doyoung berusaha tidak mengeluarkan suara apapun saat berpakaian. Ia duduk di pinggiran tempat tidurnya dengan hati-hati. Tiba-tiba terdengar suara berat Jaehyun.
“Kenapa kau tidak memakai cincinmu, Doy?”
“Ah… jariku bengkak dan sakit paginya kalau aku memakainya saat tidur…”
Suamiku belum tidur, padahal kukira sudah terlelap.
Hah…kenapa tiba-tiba berbicara tentang cincin? Doyoung benar-benar bingung.
“Ke sini.”
Jaehyun mengulurkan tangan dan menarik lengan Doyoung. Cincin Doyoung ada di tangan Jaehyun. Di dalam kegelapan, tangan Jaehyun yang besar hanya terlihat seperti siluet hitam pekat. Sedangkan tangan Doyoung terlihat seperti tangan mungil anak TK di atas tangan Jaehyun. Sangat kecil jika dibandingkan dengan tangan Jaehyun.
Jaehyun menggenggam tangan Doyoung yang mulai gemetar. Tangan cantik istrinya yang selalu dipegangnya saat mereka masih berpacaran. Namun, sekarang tangan istrinya selalu gemetar jika di sampingnya.
Sial.
Jaehyun menahan kata umpatan tersebut di tenggorokannya dan mendekatkan cincin itu ke tangan istrinya.
Doyoung mengepalkan tangannya. Suaminya ingin memakaikannya cincin, tapi ia malah mengepalkan tangannya yang gemetar.
Kenapa? Bagaimana Jaehyun harus menerima kenyataan ini?
“Ini kan cincinmu. Jangan menyia-nyiakannya. Pakai lagi.”
“Aku tidak menyia-nyiakannya, Jae. Aku hanya menyimpannya saat tidur dan besok pagi aku akan pakai lagi.”
“Ujung-ujungnya kau pasti lupa. Pakai kalau kusuruh.”
“Akan kupakai besok pagi. Aku takkan lupa.”
Doyoung melawan seperti anak kecil. Percakapan yang kekanakan. Kekesalan Jaehyun menutupi rasa bersalahnya. Jaehyun berbicara dengan nada yang mengintimidasi.
“Kau ini kenapa, sih, Doy?”
“…”
“Kau sedang melawan suamimu? Kalau suamimu menyuruhmu memakai cincin ini, pakai cincinnya walau hanya pura-pura. Jangan Cuma bilang tidak mau!”
“…”
Aku tidak melawan, bukan juga karena tidak mau. Aku seperti ini karena aku tidak bohong paginya pasti jariku merasa sakit. Hanya itu, Jaehyun.
Doyoung menahan emosinya, sementara Jaehyun melepaskan kepalan jari Doyoung satu persatu dan akhirnya memakaikan cincin itu di jari istrinya. Jaehyun menghembuskan napas pendek penuh rasa puas. Doyoung merasakan beban yang teramat sangat dari cincin yang tersemat di jarinya.
Beban pernikahan. Beban dari suaminya yang tak dapat disingkarkan. Napasnya sesak.
Jaehyun menggenggam tangan Doyoung dan terjerumus ke dalam pergolakan batin yang kuat untuk sesaat. Semua milik Doyoung membuat Jaehyun terlena, lagi.
Rasa bersalah dan malu yang timbul karena menginginkan istrinya yang sedang tidur sudah lama menghilang.
Malam musim panas sangat pendek. Harus memutuskan dengan cepat.Saat itu, Jaehyun tidak dapat mengingat apa pun kecuali kegilaannya.
“Jangan…” tolak Doyoung lemah. Namun Jaehyun tetaplah Jaehyun yang tidak peduli. Tidak, Jaehyun tidak ingin mengingat apa-apa.
Apapun itu. Jaehyun bertekad menjadikan saat ini sebuah titik permulaan bagi jiwanya. Ia takkan melupakan saat ini sampai akhir hayatnya.
“Aku mencintaimu. Doyoung, aku mencintaimu. Sungguh.”
Pengakuan Jaehyun memenuhi ruangan. Namun, pergolakan badan Jaehyun yang sangat hebat telah membuat istrinya kehilangan kesadaran, sehingga pengkuan itu hanya menjadi gema yang menghilang ditelan sang gelap.
***
Akhirnya Doyoung jatuh ke dalam tidur tanpa mimpi yang tak berujung. Tidur yang sangat dalam. Tidur manis yang membebaskannya dari tubuh yang lelah. Tidur yang membuatnya tak ingin bangun lagi. Doyoung sedang terkapar di ujung alam bawah sadarnya, tapi ia tetap dapat merasakan beban yang takkan pernah ia maafkan.
“ngg~… tidak mau. Jangan ganggu aku.”
Jangan ganggu aku, kumohon. Aku tidak mau bangun. Aku ingin sendiri."Jaehyun menghela napas pendek karena penolakan Doyoung yang sedang tenggelam dalam tidur manisnya. Ia pun bangun karena harus berangkat ke kantor.
Ia sarapan, ganti baju, dan membaca empat koran yang datang pagi itu, tapi Doyoung masih tetap saja terlelap.
Akhirnya, niat Jaehyun untuk meminta maaf atas kejadian semalam dan niat untuk menanyakan apakah istrinya kesakitan menjadi sia-sia. Walaupun begitu, Jaehyun masih dapat melihat luka-luka di tubuh Doyoung yang masih terlihat jelas. Luka yang diciptakan oleh dirinya sendiri.
Haruskah ku gigit lidahku sampai mati?
Jaehyun buru-buru membalikkan badannya dan keluar dari kamar seakan ingin lari dari perasaan bersalah yang telah memakan semua energy di pagi harinya. Ia mendengar suara mimpi buruk istrinya di sela-sela pintu yang tertutup.
“Kumohon, jangan ganggu aku. Kumohon…tinggalkan aku…”
Hihi halo halo aku update lagi padahal masih uas tapi aku gatel mau up><
Tenang, aku udah tulis cerita ini sampai chapter 9 yuhuuu~
Ah, iya! Semangat puasanya ya bagi yang menjalankan dan mohon maaf lahir batin^^✨
KAMU SEDANG MEMBACA
After The Wedding [JAEDO VER]
RomanceAku tidak tahu sejak kapan aku merasa sangat ketakutan ketika berada di dekatmu. Bukankah dulu kita menikah karena cinta? Tapi, kenapa perasaan yang snagat menggebu itu kini lenyap begitu saja? Sebegini menyakitkankah jika cinta menjadi sebuah rutin...