AFTER THE WEDDING
JAEDO VER
(GS)
💚💚💚
✨
Lepas dari keseharian yang monoton tidak membutuhkan usaha yang besar. Sedikit perhatian dan ketulusan sudah lebih dari cukup.
"Nyonya, hari ini Anda harus ke Seong Bok-Dong. Pak Direktur berpesan agar Nyonya tidak melupakan janji itu."
"Suamimu menjual saham dan membeli gedung di daerah Gangnam, ya? Walaupun wajahnya begitu, tapi uangnya banyak, ya."
"Benar. Ia rajin mengumpulkan uang sejak masih muda. Nanti lubang penghasil uangnya akan tambah besar. Eh, anakmu sudah diterima di TK Riri, ya? Wah enaknya."
"Ya ampun. Tidak usah bilang-bilang, dong. Aku kan sudah menunggu sejak anakku baru delapan bulan. Mungkin aku sedang beruntung karena hanya perlu menunggu setahun. Kau juga harus memesan tempat cepat-cepat. Jangan diam saja dan panic sendiri."
"Harus begitu, ya? Sebenarnya aku sudah memesan tempat di TK Seong Shin. Salah satu keluargaku bisa menyediakan tempat di sana. Tapi, sepertinya aku juga harus memesan tempat di TK Riri. Akhir-akhir ini semuanya pergi ke sana."
"Nyoya hari ini ke Seong Bok-Dong...jangan lupa..."
"Benar, kan? Akhir-akhir ini semuanya pergi ke Riri. Guru di sana lumayan, fasilitasnya juga lebih bagus. Kepala sekolahnya lulusan perkembangan anak di Chicago."
Doyoung sedang makan siang bersama teman-teman yang biasa ia temui sekali atau dua kali dalam seminggu. Tiga sampai empat orang temannya langsung menikah setelah lulus kuliah, sementara yang lain belum sehingga mereka tidak bisa bertemu di siang hari karena harus bekerja. Kecuali Doyoung, mereka semua sudah memiliki satu atau dua orang anak, sehingga topic pembicaraan mereka selalu mengenai hal-hal yang sama.
Suami siapa yang menghasilkan paling banyak uang, TK atau Kelompok Bermain mana yang paling terkenal akhir-akhir ini. Mereka akan melanjutkan pembicaraan dengan menggunjingkan kejelekan orang lain jika sudah mulai bosan dengan kedua topic yang terus menerus diulang itu.
Doyoung yang merasa tidak cocok dengan topic pembicaraan seperti itu hanya duduk diam dan mendengarkan celotehan mereka.
Teman-teman Doyoung berbagi senyum mencurigakan saat melihat Doyoung yang terdiam dan tenggelam dalam dunianya sendiri. Tiba-tiba Doyoung mengangkat kepalanya dan melihat sekitar. Tertulis kata "sudah terlambat, kawan" di wajah teman-temannya. Duduk bersama mereka menjadi semakin sulit.
"Ah, begini... hari ini aku harus mengunjungi mertuaku. Aku duluan, ya. Maaf." Pamit Doyoung kepada teman-temannya.
Sebenarnya Doyoung tidak nyaman mengatakan itu, walaupun itu bukan alasan belaka, melainkan kenyataan. Teman-temannya mulai berceloteh tentang mertua Doyoung.
"Mertua? Pantas! Kepalamu pasti sakit sekali, Doy."
"Ya ampun... mertua itu musuh. Memang ada masalah apa lagi hari ini? Pokoknya, kau pasti akan menderita, deh, jika berkunjung ke rumah mertua."
"Lho, kenapa? Mertua Doyoung kan seseorang yang berpendidikan, Doyoung tidak akan tertimpa musibah seperti kita."
"Iya juga, sih. Ibu mertua Doyoung kan keren sekali. Benar-benar terlihat seperti bangsawan."
"Ayah mertuanya juga baik sekali. Ia pasti terlihat seperti raja-raja Eropa kalau saja berkumis."
Doyoung yang tidak bisa membalas perkataan teman-temannya, akhirnya mengambil tasnya dan bangun dengan canggung dari kursinya. Ia berjalan dengan sangat cepat dari tempat itu. Sesak sekali rasanya berada di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
After The Wedding [JAEDO VER]
RomantiekAku tidak tahu sejak kapan aku merasa sangat ketakutan ketika berada di dekatmu. Bukankah dulu kita menikah karena cinta? Tapi, kenapa perasaan yang snagat menggebu itu kini lenyap begitu saja? Sebegini menyakitkankah jika cinta menjadi sebuah rutin...