After The Wedding [JAEDO VER]

MALAM BERHUJAN

AFTER THE WEDDING
JAEDO VER
GS
💚💚💚

✨
Mata, keingintahuan, keingintahuan… yang bisa melihat menembus sisi gelap dari sebuah kenyataan dan sebuah benda. Keingintahuan yang sudah menjadi kebiasaan membuat kita dapat melihat sisi baru dari sebuah keseharian.

Tuk. Tuk. Tuk. Tuk

Jaehyun langsung membuka matanya saat mendengar ketukan di jendela mobilnya. Ia melihat ke sekeliling dengan kebingungan untuk sesaat. Ah… tepi sungai, alunan music, hujan deras, lalu istriku. Istri yang masih tertidur pulas di pelukannya.

Tuk. Tuk. Tuk. Tuk

Terdengar suara tidak sabar dari luar. Terlihat seseorang dari kaca mobilnya yang berembun. Jaehyun sedikit membuka jendela mobilnya. Seorang paman tua yang memakai jas hujan dan topi terlihat sedang berdiri di tengah hujan yang masih turun dengan deras. Siapa dia?

“Ada apa?”

“Ada apa? Ya ampun, lihat orang yang sedang tidak sadarkan diri ini! Lihat, anak muda. Sekarang sudah jam berapa? Kenapa kau masih membawa mobil dan memarkirnya di sini? Sepertinya ini mobil Seoul, cepat pinggirkan mobilmu! Gawat kalau sungainya sampai meluap! Untung aku ke sini untuk melihat jaring ikanku. Kalau tidak, mobilmu bisa terseret air sungai yang meluap! Cepat pinggirkan mobilmu, cepat!”

Ya ampun, hampir saja terkena musibah.

“Baiklah. Terima kasih.”

Jaehyun sangat berterima kasih kepada paman itu, tapi ia tidak suka melihat paman itu yang memandangi istrinya yang berada di pelukannya dengan penasaran, sehingga ia cepat-cepat menutup kembali jendela mobilnya. Jaehyun membaringkan istrinya di kursi sebelahnya dan menyelimutinya dengan jasnya. Ia pun mulai memundurkan mobil setelah merapikan bajunya.

Paman tua yang baik itu menunjukkan arah kepada Jaehyun dengan cahaya lenteranya. Mereka masih berada di jalan yang tidak terlihat seperti jalanan, tapi setidaknya mereka masih hidup. Mobil Jaehyun pasti sudah berantakan.
Walaupun begitu, yang penting mereka selamat.

“Di mana rumah Anda? Saya akan mengantarkan Anda.” Jaehyun menghentikan mobilnya di sebelah paman tua yang telah berjasa itu – bagaimanapun, paman itu adalah penyelamatku – dan menawarkan untuk mengantarkannya.
Paman tua yang menghentikan langkahnya, berpikir sejenak, lalu mengatakan sesuatu yang mengejutkan.

“Mungkin jembatan kanal yang terhubung dengan jalan raya menuju Seoul sudah sangat berbahaya sekarang. Daripada pergi ke sana dan membahayakan diri sendiri, lebih baik kalian tidur di rumahku saja. Rumahku memang akan terlihat menyedihkan bagi orang sepertimu yang memiliki mobil bagus seperti ini, tapi rumahku adalah tempat paling bagus untuk menghangatkan badan di hari seperti ini, karena aku masih memiliki sistem penghangat tradisional. Sepertinya kau juga mengajak istrimu ke sini. Rumahku di atas sana. Rumah yang lampunya masih menyala itu, lho. Ikuti aku pelan-pelan, ya.”

“Ah, terima kasih banyak. Kalau begitu kami akan menginap sehari.”

“Bagus, bagus. Ikuti aku.”

Jaehyun mengikuti paman yang ia belum ketahui namanya itu. Pada saat bersamaan, Jaehyun menelpon beberapa orang. Kantor, bibi yang bekerja di rumahnya, lalu Seong Bok-Dong. Jaehyun memberitahu keberadaannya dan alasan ia berada di sana. Sepertinya hujan tidak turun sederas ini di Seoul. Semuanya sangat terkejut. Ini hujan regional.