3 💕 Begin

391 47 14
                                    

"when he become mine"

*

*

*

"HunHan"

*

*

*

Banyak pasang mata memandangi kediaman keluarga Oh, tidak seperti biasanya para tetangga begitu tertarik dengan keluarga itu.

Salahkan saja Luhan yang membuat keributan. Dia meneriaki Sehun yang belum juga bangun padahal hari ini adalah hari pertama Luhan kembali ke sekolahnya.

Irene sampai meminta maaf kepada para tetangganya karena perbuatan Luhan yang dia akui adalah kerabatnya.

Kejutan, para tetangga justru tertawa dan ada juga yang berterimakasih lantaran kewasan mereka tidak lagi sunyi seperti di pemakaman. Irene menggelengkan kepalanya masuk ke dalam rumah.

"Bagaimana?" tanya sang suami. Irene membantu suaminya itu memasangkan dasinya. "mereka bahkan tertawa dan berterimakasih karena merasa tidak lagi seperti di pemakaman, bukankah mereka aneh" jawab Irene. Suaminyapun ikut tertawa.

"Ya sudah, itu artinya kita tidak perlu pindah dari sini, suruh anak-anak segera turun, kita sarapan bersama" ujar Appa Oh. Irene melangkahkan kakinya menuju kamar Luhan.

Luhan tampak terburu-buru memasukkan peralatan sekolahnya ke dalam tas. "dasar pemalas, kalau aku kena hukuman nanti, jerapah itu akan ku tendang" gerutunya. Irene tersenyum mendengarnya.

"eomma kenapa berdiri di sana, melihat rusa marah-marah ya" ujar Sehun yang berjalan menuju ruang makan. Luhan menjulurkan lidahnya kepada Sehun lalu keluar dari kamarnya itu.

"eomma, apa Sehun selalu seperti itu?" tanya Luhan. "seperti apa Luhan?" tanya Irene balik. "bangun kesiangan" jawab Luhan. Irene menggandeng Luhan menuju ruang makan. "Sehun baru empat bulan ini merasakan menjadi seorang pelajar sungguhan, sebelumnya dia home shcooling, jadi masih belum terbiasa bangun pagi" jawab Irene.

"sayang sekali, padahal sangat menyenangkan menghabiskan waktu di sekolah, banyak kegiatan yang bisa kita lakukan selain belajar, omong-omong Sehun sekolah dimana eomma, aku belum sempat menanyainya tadi" tanya Luhan.

"Seoul International Shcool" jawab Irene. "APA?!" Luhan cepat-cepat membekap mulutnya dan menghampiri Sehun.

"ada apa rusa?" tanya Sehun.

"Appa.... Sehun~" rengek Luhan kepada pria yang sedang menyesap kopinya, sang Ayah memperingati anaknya. "jangan menggodanya Sehun" katanya.

Sehun mencubit pipi Luhan, "ada apa adik kecil?" tanya Sehun lagi. Luhan mengusap pipinya dan beralih duduk di samping Sehun. Di hadapanya sudah tersedia segelas susu coklat dan dua potong roti bakar dengan taburan keju di atasnya.

Luhan yakin kalau Mamanyalah yang meminta Irene membuatkan sarapan kesukaanya ini.

"benar kalau kau sekolah di SIS? " tanya Luhan. Sehun menganggukkan kepalanya. "aku juga sekolah di sana" ujar Luhan. "aku tahu" jawab Sehun. Luhan memicingkan matanya. "bagaimana kau tahu sedangkan aku tidak pernah memberitahukanya kepada, kalian?" tanya Luhan curiga menatap satu-pesatu anggota keluarga Oh itu.

Sehun menunjuk seragam Luhan dengan dagunya, "seragam kita sama" jawab Sehun. Irene dan suaminya menahan tawa mereka akan keteledoran Sehun.

Luhan menganggukkan kepalanya. "Kau di kelas apa?" tanya Luhan. "11 Sains" jawab Sehun. "sama dengan teman baruku, namanya Kyungsoo kalau tidak salah" jawab Luhan.
"Kyungsoo?" ujar Sehun dan kedua orang tuanya.

When He Become Mine "HunHan"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang