baru nol.

166 17 13
                                    

aku baru saja pindah. jakarta sumpek kata papah, jadi kami pindah ke jogja. ku kira akan berbeda, ternyata sama padatnya. walau tak terlalu parah karena disini jarang macet.

kira-kira sudah semingguan aku di jogja. masih belum terbiasa, harus lebih banyak beradaptasi. walau sudah punya rumah baru, sekolah baru, teman baru, kadang aku juga rindu yang dulu-dulu. bukan mantan kok, tenang.

“lapbas hayuu,”

dia yuqi. anak manis rambut ikal. matanya bagus, katanya sih kesukaan kak lucas, pacarnya, anak 12 mipa 7.

“aku disini aja deh,” aku menolak, malas. panas, enak di kelas, ada ac.

“kamu perlu adaptasi, retta. ayo ah, bosen aku lihat kamu ndekem di kelas terus,”

nah kalo yang satu ini nancy. blasteran dia. cakep anaknya, pantes banyak yang suka. hyunjin anak mipa 4 tuh, lagi cemew cemew dia. sayangnya agak geser otaknya.

“males,”

“nggak ada males-males,” tanganku ditarik-tarik oleh nancy. nah kan, batunya keluar.

daripada ribut, aku mengalah. mengekori mereka dari belakang.

kami duduk di lapangan basket. maksudku, bukan duduk di tengah-tengahnya, di bangku semen pinggir lapangan. yuqi sibuk mengagumi pacarnya yang lagi main basket. sementara nancy sibuk memandangi hyunjin. aku duduk diam aja, lebih fokus ke pertandingannya.

“jen sini jen!”

dia menangkap bola yang dilemparkan jeno dengan tepat, langsung dimasukkannya ke ring basket. cowok ini aku jarang lihat. malah belum pernah. namanya aja nggak tau siapa. kayaknya sih kakak kelas.

“heh bubar bubar! udah dilarang masih aja ngelanggar!”

nah kalau yang ini, pak haryanto. guru bk paling dibenci 3 angkatan. aku enggak sih, aku kan alim, nggak pernah cari gara-gara.

“bubar!” suara ngebassnya menggelegar.

cowok-cowok yang bermain basket tadi menyorakinya. gerombolan penonton di sekitaran lapangan basket mulai merenggang. kami bertiga masih duduk disini, nggak tau ngapain.

“sini sinii!” yuqi berteriak ke pacarnya yang lagi terengah di dekat lapangan. cih, liat deh, wajahnya langsung sumringah.

kak lucas datang sama beberapa temannya. yang aku kenal cuma jeno sama jaemin, lainnya aku nggak tau.

“kamu anak baru itu ya?”

aku mengangguk, mengulas senyum tipis. “claretta, panggil aja retta,”

cowok itu balas tersenyum, “junarka. panggil renjun aja,”

aku kembali mengangguk. lalu menatap seseorang yang ada di sebelah renjun.

ia hanya terdiam menatapku. perlahan, bibirnya terangkat, “markus. panggil aja mark,”

manis.

sialnya lagi, aku terlarut dalam tatapan teduhnya.

sesuatu di jogja
.
.
.

TBC

𝙨𝙚𝙨𝙪𝙖𝙩𝙪 𝙙𝙞 𝙟𝙤𝙜𝙟𝙖Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang